Esai : Almin Hatta
Kita manusia sah-sah saja berencana, tapi haruslah benar-benar
disadari bahwa hasil akhir tetaplah di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan
demikian, ketika kemudian harapan tak sesuai dengan kenyataan, jika tak akan
tenggelam dalam lautan kekecewaan.
Sengaja aku pakai kosakata “lautan
kekecewaan”. Ya, kekecewaan yang kelewatan bisa membuat orang terombang-ambing
tak karuan dan bahkan bisa tenggelam ke dalam lautan. Kecewa berat bisa membuat
orang sekarat dan bahkan wafat. Teramat kecewa bisa membuat orang menjadi gila.
Padahal, tak semua rencana bisa terlaksana. Tak semua angan menjadi kenyataan.
Tak semua tujuan kesampaian. Tak semua harapan teraih tangan.
Das Sein, orang pintar bilang.
Itulah kenyataannya. Ya, hidup adalah rangkaian kenyataan yang mau tak mau
harus kita terima dengan dada selapang samudera, selebar angkasa, seluas jagad
raya.
Tanpa dada yang lapang maka hidup
seseorang akan selalu gamang. Dan kegamangan seringkali berujung pada
kegalauan. Padahal, dengan dada yang dipenuhi kegalauan, kerja apapun tak akan
pernah lempang dan bahkan tak kunjung terselesaikan. Kerja tak selesai, artinya
terbengkalai. Kalau sudah terbengkalai, apatah pula yang akan dituai ?
Soalnya, karena digayuti kegalauan,
kemampuan seseorang bisa berkurang dan bahkan bisa hilang seperti anak ayam
disambar elang. Pasalnya, kegalauan selalu mengusir ketenangan. Padahal,
ketenangan merupakan kunci sukses kerja setiap orang. Ketenangan pula yang
menjadi modal utama seorang jagoan. Juga ketenangan yang mampu menaklukkan
sombongnya si cantik idaman. Memang wanita selalu butuh perhatian, tapi lelaki
yang dengan gampang berkata “sayang” tak akan pernah diperhitungkan.
Maka, orang pintar juga bilang, Das
Sollen : Apa yang sebaiknya dilakukan seseorang dalam menghadapi setiap gerak
kehidupan yang tak kunjung berkesudahan ?
Ketika cinta ditolak, haruskah
seseorang menabrak truk ? Bukankah sebaiknya mencari cewek atau cowok lainnya
yang lebih mengerti dan menyukai kamu ? Sebab, jangan pilih orang yang kamu
cintai. Tapi pilihlah orang yang mencintai kamu !
Ketika keinginan menggapai kekayaan
tak kunjung kesampaian, bukankah sebaiknya meyakinkan hati bahwa kekayaan tak
selalu dalam bentuk kemewahan ? Ketika cita-cita terhalang kendala bukankah,
sebaiknya mempercayai bahwa itu semua Cuma romantika kehidupan di dunia ?
Karena itulah penyair budayawan
Sapardi Djoko Damono bilang hanya dalam permainan catur hak menentukan nasib
sendiri benar-benar berlaku. Hanya dalam permainan catur masing-masing boleh
merancang nasibnya sendiri.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar