Jumat, 28 Februari 2014

Pangeran Antasari

Sabtu, 1 Maret 2014



Pangeran Antasari (1809-1862). Pahlawan kemerdekaan nasional. Surat keputusan Presiden Republik Indonesia No.06/TK/Tahun 1968, tanggal 27 Maret 1968.

            Lahir di Banjarmasin, 1809. Wafat di Bayan Begog, Kalimantan Tengah 11 Oktober 1862. Dimakamkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

            Pangeran Antasari adalah seorang Pangeran Kesultanan Banjar yang tidak pernah hidup dalam lingkungan istana. Oleh karena itu , Antasari dekat dengan rakyat, sangat mengetahui perasaan dan penderitaan rakyat. Di masa itu Belanda berusaha melemahkan Kesultanan Banjar dengan cara mengadu domba antar keluarga dan golongan dalam Kesultanan Banjar, sehingga ada permusuhan di dalam istana. Pada tahun 1859, Sultan Tamjid diangkat menjadi Sultan Banjar dengan dukungan Belanda. Padahal rakyat tidak menyukainya, karena Sultan Tamjid terlalu memihak Belanda. Sebenarnya yang berhak naik tahta adalah Pangeran Hidayat. Keadaan ini membuat Pangeran Antasari bertekad melawan Belanda. Ia menghimpun kepala-kepala daerah Hulu Sungai, Martapura, Barito, Pelaihari, Kahayan, dan Kapuas untuk mengangkat senjata melawan Belanda.

            Pada tanggal 18 April 1859 dimulailah pertempuran pertama. Pasukan Pangeran Antasari menyerang tambang batubara di Pengaron. Pertempuran melawan Belanda dikenal dengan nama Perang Banjar. Dengan jumlah pasukan 6000 orang, Pangeran Antasari menyerang Belanda, karena dukungan rakyat yang sangat besar, Belanda menghadapi kesulitan. Apalagi jumlah pasukan Pangeran Antasari makin bertambah, sehingga perlawanan semakin hebat. Bahkan pasukannya juga berhasil meledakkan dan menelenggalamkan kapal Onrusst milik Belanda beserta pimpinannya, antara lain Letnan Van der Velde dan Letnan Bangert. Karena gencarnya perlawanan, Belanda membujuk Antasari untuk berunding dan menjanjikan akan memberi bagian kekuasaan di Kesultanan Banjar. Namun semua itu ditolak oleh Pangeran Antasari dan peperangan tetap berlangsung dan semakin gencar.

            Pangeran Hidayat yang juga ikut berperang bersama Antasari, ditangkap pada tahun 1861 dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Begitu juga dengan kepala-kepala daerah banyak yang ditangkap. Pangeran Antasari tetap melanjutkan perjuangan, meski usianya meulai menua. Pada bulan Oktober 1862, serangan besar-besarn terhadap Belanda telah direncanakan. Kekuatan  pasukan telah disiapkan tetapi wabah penyakit cacar melemahkan pasukan Antasari. Bahkan ia sendiri terkena penyakit cacar yang akhirnya merenggut nyawanya. Pangeran Antasari wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di Bayan Begog, Kalimantan Tengah. Dimakamkan di Banjarmasin dengan gelar Amiruddin Khaliful Mukmin.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...