Kamis, 31 Oktober 2019

Muhammad Hanapi (Barito Putera U-20) Kunjungi MTsN 3 HSS

Jumat, 1 November 2019









Lomba Mewarnai dan Menggambar di Kandangan

Jumat, 1 November 2019

Disela-sela pelaksanaan Bazaar Sejuta Buku Kandangan 2019, digelar pula Lomba Mewarnai Tingkat TK dan Lomba Menggambar Tingkat SD.

Lomba dilaksanakan pada hari Minggu, 31 Maret 2019, pukul 09.00-11.00 WITA di area pelaksanaan pameran buku Lapangan Basket Kandangan.

Akan diambil Juara I, Juara II, dan Juara III untuk masing-masing jenis lomba. Hadiah berupa piala, sertifikat, godybag atau bingksan buku dari panitia.Tidak ada hadiah uang pembinaan dalam lomba tersebut. (ahu)

Diary : Shalat Maghrib, Anak Ayam, dan Urunan Yasinan

Jum'at, 1 November 2019

[SABTU, 30 MARET 2019]

>Imam shalat Maghrib di Langgar Al Kautsar malam Ahad Bahrudin. Bilal sebelumnya Rasyidi.

>Pulang shalat Maghrib di kios Ida Ardi beli Teh Gelas, mie Soto Banjar Limau Kuit, dan Aqua.

>Satu anak ayam susah diurus. Baru setelah shalat Maghrib dimasukkan ke kandang. Hingga sekarang sisa ayam kampung peliharaan saya jumlahnya 6 ekor. Terdiri dari 4 anak ayam menginjak remaja dan dua ekor ayam remaja. Dua ekor ayam remaja satu kandang, dan satu kandang untuk 4 ekor ayam anak. Mungkin nanti bila ada uang bisa beli lagi anak ayam kampung / bangkok ke Pasar Pantai Hambawang untuk tambah koleksi sekaligus sumber pendapatan baru.

>Saat di Kantor Perpustakaan dan Arisp Daerah (KPDAD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) ada saya temukan buku karya Bapak Sadyi Masun berjudul Air. Pada buku itu ada biodata Sadyi Masun saat masih menyandang status sebagai guru di SLTPN 6 Kandangan. Berarti itu lama sekali. Sekarang sudah pensiun, terakhir bertugas di Dinas Pendidikan HSS. Pensiun, lalu mencalon jadi anggota DPRD HSS, akhirnya bisa duduk sebagai wakil rakyat.

>Urunan / Yasinan Langgar Raudatul Munawwarah Pakumpayan malam Ahad di rumah Udin Said.

Masalah Beternak Ayam Kampung

Jumat, 1 November 2019

Ada beberapa kendala yang saya hadapi selama ini dalam beternak ayam kampung. Diantaranya modal yang kurang, kendala pemeliharaan anak ayam yang dilepas dimakan kucing kuyangan. Kurang modal itu untuk biaya pembelian bibit ayam, pakan dan kandang.

Padahal sesungguhnya memelihara ayam kampung itu cukup menjanjikan. Contohnya saat membutuhkan duit untuk sesuatu keperluan, kita tinggal memanggil pambalantikan ayam yang lewat di jalan, untuk membeli ayam yang kita miliki. Berarti untuk masalah pemasaran ayam kampung tak ada masalah.

Satu ekor ayam kampung betina, satu tahun empat kali periode bertelur. Satu periode bertelur mencapai 10 butir. Jadi setahun bisa mencapai 40 butir. Bagaimana kalau kita mempunyai lebih dari satu ayam kampung betina? Kalikan saja dalam satu tahun. Berarti beternak ayam kampung memiliki fakta nyata cukup menguntungkan. 

Faktor alam atau cuaca bisa mempengaruhi kesehatan ayam. Ada saatnya ayam kampung garingan. Semangat beternak ayam menjadi jatuh, Karena melihat ternak ayam sakit-sakitan hingga berujung kepada kematian. Melihat tayangan di Youtube, tentang budidaya ternak ayam kampung, saya kembali menggebu untuk menjalankannya.

Apakah bisa saya melakukan itu? Butuh banyak dana untuk menggapainya. Karena dana lebih penting untuk keperluan sehari-hari. Saya panjatkan do’a dan usaha untuk mengapainya. Mudahan saja bisa nyata adanya, banyak beternak ayam kampung hingga ribuan ekor jumlahnya.

Saya membayangkan di belakang rumah saya setiap pagi dan sore memberi makan ayam yang jumlahnya ribuan itu. Suasana ramai, hiruk pikuk suara ayam. Karena saya senang melihat ayam kampung dan memeliharanya. Saya akan berusaha keras untuk memenuhi harapan itu, walau dengan jalan terjal yang mesti saya hadapi. (ahu)

Kisah Dugal : Mangaramputi Parut

Jumat, 1 November 2019



Ada waktunya makan kada baiwak. Kaya nang dialami Dugal baisukan Ahad. Daripada kalaparan. Untung hidup di kampung, masih ada kawan makan nasi.

Ka balakang rumah cari bayam, kangkung wan daun gumbili. Imbah dibasuh di pabanyuan, lalu ada minyak sadikit balalu disanga. Imbah itu dicampur nasi nang sudah dibari uyah.

Lalu diharu sampai rata, bila asa pas lalu dibangkit, siap gasan dimakan. Dimakan napa adanya, kada kalah lawan nasi goreng, ini kada apa-apa. Asal parut kada garurukan, sakadar mangaramputi parut haja.

Mudahan kaina hari-hari barikutnya ada rajaki gasan nukar iwak gasan makan. Kuat gasan manjalanakan amal ibadah. (ahu)

Rabu, 30 Oktober 2019

Diary : Penggemar Burung, Mengebirikan Diri, dan Durian Rabung

Kamis, 31 Oktober 2019

[SENIN, 30-05-2011]

>Amin H Atur adalah penggemar burung berkicau asal kampung saya. Setiap hari ia dengan tekun dan telaten menjaga burung peliharaan yang diletakkan pada dua sangkar di depan rumah.

>Tak pernah ingin kudengarkan kata-kata ini keluar dari mulutnya tahi lambuan, buringisan.

>Petualangan adrenalin Julia Perez ke pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya ke Kabupaten Landak. Mandi tengah malam.

>Kenapa mesti kau abaikan suruhan orangtuamu.

>Mengebirikan diri.

>Mereka membicarakan tentang kejelekanku. Kenapa mesti. Sebuah perjuangan hidup.

>Saatnya berumah tangga.

>Jiwa anak laki-laki lebih penuh semangat. Sementara perempuan senang menanam dan badadangar.

>Tidak apa-apa kita begini. Inilah rumah kami. Rumah tanpa kamar mandi dan WC. Supan bila urang datang bailang.

>Malam di Durian Rabung. Peserta Napak Tilas menginap di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Durian Rabung. Usai mandi saya ke warung depan. Memesan teh es. Ternyata yang jaga berkeluarga dengan Ibu Nurhamidah. Namanya Siti. Pernah ke Palembang ikut Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)