Jumat, 25 Februari 2022

Diary Hangkinang : SBT.26.02.2022

 Sabtu, 26 Februari 2022

>Sabtu pagi, malawat ke tempat Muhammad, kakak kandung Sapuan, dekat rumah Rahman Alack. Mertua perempuan Muhammad meninggal dunia Subuh Sabtu. Dimandikan dan dishalatkan di Masjid Al Abrar Sungai Kudung, lalu dibawa dan dimakamkan di Danau Panggang, HSU. Mertua Muhammad meninggal karena sakit. Saya tak tahu pasti berapa usia sidin, dan jarang melihatnya, walau tinggal di Pakumpayan. (ahu)

>Ke warung Abas Ilun, Sabtu pagi jelang siang, menikmati teh es, guguduh pisang, guguduh sukun, dan tahu goreng. Karena perut lapar, lantas saya memesan nasi putih, berlauk iwak pada basanga, basambal acan, dan mie sayur. Saat itu di warung Abas Ilun ada beberapa pengunjung, diantaranya Abahnya Rahman Alack, Sabirin Tawia, dll. (ahu)

Diary Hangkinang Rasa Hampalam wan Kuini

 Sabtu, 26 Februari 2022

[JUM’AT, 25 FEBRUARI 2022]

>Shalat fardhu Ashar di Langgar Al Kautsar, Jum’at sore, Imam Ustadz asal Palangsatan, dan Muazin HA Mawardi. Posisi saya saat shaat shaf kedua kanan. Samping kanan Utuh Ghalib dan samping kiri Sony Ashar. Pakaian yang saya kenakan baju muslim habuk tua, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan cerah. (ahu)

>Babacaan Rajab 1443 H di Langgar Al Kautsar, Jum’at siang, bersama Ustadz asal Palangsatan. Dengan materi seputar peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW dan sedikit keramat Guru Sekumpul. Yang saya ingat keramat Guru Sekumpul, kejadian di Kandangan. Tentang Guru Sekumpul ingin salak. Padahal salaknya sudah dijual pemiliknya. Tak ingin mengecewakan, diperiksalah sisa yang ada di kebun, ternyata ada sapakui yang berkualitas bagus. Posisi saat Babacaan Rajab di Langgar Al Kautsar, samping kanan Utuh Ghalib, dan samping kiri Rasyidi. (ahu)

>Penjamu undangan Babacaan Rajab 1443 H, Jum’at siang, di tempat Bandi Puspa. Ada pembacaan Surah Yasin dan Tahlil dibawakan Imun, dan Doa Haul Jama oleh Ustadz yang membawakan ceramah agama di Langgar Al Kautsar, saya tak tahu namanya, asal Palangsatan. Posisi saya saat aruh di tempat Bandi Puspa itu, samping kanan Irul Imi, dan samping kiri Lakum. Menu iwak tauman masak kecap, sambal acan, kerupuk, nasi putih, es buah dan teh manis. (ahu)

>Shalat Jum’at di Masjid Besar Al Aman Angkinang, Khatib mengupas tentang pakaian zahir dan bathin. Posisi saya shaf belakang dalam sisi kanan. Samping kanan orang Lukdalam dan samping kiri orang Lukdalam. Pakaian baju habuk tua, tapih habuk Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca dalam keadaan cerah. (ahu)


[RABU, 23 FEBRUARI 2022]

>Shalat fardhu Dzuhur di Langgar Al Kautsar, Rabu, Imam H Mastur. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan bocah, dan samping kiri Abin. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada bocah, Abin, Bandi Puspa, Harmuni. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan cerah. (ahu)

>Usai shalat Dzuhur, Rabu, ke tempat Kasim. Ada aruh manyalawi Supiani bin Kasim. Pemimpin pembacaan Surah Yasin dan Tahlil, Kaum Masjid Besar Al Aman Angkinang. Pembaca Do’a Aruah H Mastur. Posisi saya samping kanan Nanang, dan samping kiri H Mastur. Menu yang disajikan tuan rumah berupa nasi putih berlauk ayam bastik, dan teh manis. Undangan yang hadir, selain saya, ada Muliadi Riki, Wahyu, Tuhalus, Kaum Masjid, Kani, H Mastur, dll. (ahu)


[SABTU, 13 NOVEMBER 2021]

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Ahad, Imam Yus’an, dan Muazin Bandi Puspa. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan H Imi, dan samping kiri Lakum. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan hijau Sanah Tapha, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Harmuni, Bandi Puspa, Lakum, dan H Imi. (ahu)

>Malam Ahad, usai shalat Isya ke rumah Amud bermalam. Ternyata Amud-nya tak ada di rumah, sudah diketuk pintu tak mambukai, mungkin ia pergi ada yang dicari. Saya menuju rumah Fatimah Kitut, menunggu Amud datang. Berbincang dengan Laki Fatimah yang ternyata orang Anjiran. Mengaku kelahiran tahun 2000. Tahu denga Eka anak Rasyidah, adik abahnya Amud. Dulu ia SMP sekolahnya. Saat ini ikut bagawi bangunan. Pernah madam ke Samarinda dan Sungai Danau. Juga di Sungai Raya kerja proyek PU berupa saluran air gorong-gorong. Tak lama Amud datang, perbincangan kami akhiri. (ahu)

>Saat seperti ini enaknya ada banyak yang dinikmati. Bisa minuman atau makanan. Maunya satrup susu hangat, wadai beberapa piring. Bisa gumbili nagara basanga, guguduh pisang manurun, tahu bacacap patis. Bakso nasi dan goreng bisa juga. Atau mie instan, yang goreng atau berkuah. (ahu)


[SELASA, 26 OKTOBER 2021]

>Shalat fardhu Subuh di Langgar Al Kautsar, Selasa, Imam Rasyidi, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat depan kanan. Samping kanan Budi Nida, dan samping kiri Sariansyah. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habang, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Sony Ashar, H Imi, Budi Nida, Sariansyah, Bandi Puspa, Amly, H Hamdan, dan anak Budi Nida. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan mendung. (ahu)

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Rabu, Imam  Bahrudin, dan Muazin H Mastur / H Ardi. Posisi saya saat shalat shaf depan kiri. Samping kanan Yus’an, dan samping kiri Apai Iyin. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih hijau Amin, dan kopiah hitam III baru. (ahu)

>Maniga hari meninggalnya Umanya Amud, Selasa siang, dipimpin Kaspul Madah untuk pembacaan Surah Yasin, Tahlil dan Do’a Aruah. Menu berupa tauman masak lamak, acan, dan nasi putih, juga teh manis. Undangan yang hadir diantaranya Ipan, Utuh Ghalib, Rizal, Kaspul Madah, Bahrudin, Ipit Ajam, Undat, Ipung, dll. (ahu)


[KAMIS, 9 SEPTEMBER 2021]

>Sebelum saya menuju Langgar Al Kautsar untuk shalat Isya, malam Jum’at, Madan memberitahu kepada saya kalau anak Irus Subarang Jumbatan yang bernama Ahyar, meninggal dunia di Banjarmasin. Akan dibawa dan dimakamkan di Angkinang, Jum’at. Saya tak bertanya lebih jauh meninggal karena apa. (ahu)

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Jum’at, Imam Bahrudin, dan Muazin Bahrudin / Harmuni. Posisi saya shaf depan kanan. Samping kanan Budi Nisa, dan samping kiri Rizal. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih habang, dan kopiah hitam III baru. (ahu)

>Patut dipikirakan nintu. (ahu)

>Mantap, sebuah kemajuan luar biasa. Radio Dirgahayu Barabai, bisa diakses di internet lewat streaming. (ahu)

>Sangat disayangkan kala Pejabat (Pj) Kepala Desa atau Pambakal, malah diisi oleh orang bukan warga desa setempat. Inilah yang tengah dirasakan Dugal. Saat masa jabatan  Pambakal berakhir, lalu ditunjuklah Pj Pambakal. Posisi itu malah diisi orang dari desa lain. Pj harus Aparatur Sipil Negara (ASN). Apakah tak ada yang berminat jadi Pj. Di desa lain warga setempat yang jadi Pj. Mudahan ini sebagai pembelajaran. Banyak ASN di kampung Dugal, mereka mungkin kada hakun bangalih-ngalih. (ahu)


[JUM’AT, 20 MARET 2020]

>Shalat fardhu Maghrib di Langgar Al Kautsar, malam Sabtu, Imam Rasyidi, dan Muazin Rasyidi / Bandi Puspa. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Harmuni, dan samping kiri anak Yati Yus’an. (ahu)

>Hujan rintik, gerimis, jelang Maghrib sampai selesai Maghrib belum juga reda. (ahu)

>Petugas Jum’at di Masjid Besar Al Aman Angkinang, giliran Jiran Pakumpayan Tengah. Bilal Amang Putun, dan Imam / Khatib Fandi. (ahu)

>Jum’at sore, sepulang membezuk Paman Madi dengan Ibu, di Klinik Utama Mubarak, Panggung, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ke kios Umanya Ahyar beli wadai. Ada untuk, tahu, dan guguduh. (ahu)

>Ada terpasang baliho calon anggota Badan Perwakilan Desa (BPD), depan Kantor Posyandu dan Kantor TP PKK Desa Angkinang Selatan, Jum’at sore. (ahu)

>Juga di Bamban ada baliho terlihat hal yang sama, mungkin pemilihan anggota BPD serentak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (ahu)

>Bertemu dengan dua alumni Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS) di Klinik Utama Mubarak, Panggung, Haruyan, HST, Jum’at siang. Ada Senna Bamban dan Erviana Pakuan. Senna bertugas di sana sebagai perawat. Sementara Erviana mengantar kiriman barang / paket, kebetulan saat itu tujuannya Klinik Utama Mubarak. (ahu)


[AHAD, 13 FEBRUARI 2022]

>Usai shalat Isya, malam Senin, ke tempat Umanya Iril. Ada ucapan terima kasih pangantinan Yasir Sumuk. Pemimpin pembacaan Do’a Selamat H Mastur. Posisi saya samping kanan Harmuni, dan samping kiri Ipung. Menu yang saya pilih hintalu masak habang, nasi putih, dan teh manis. Yang lain ada acar, sop, dan iwak haruan. (ahu)

>Shalat fardhu Isya di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Imam Ustadz Sairazi. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Harmuni dan samping kiri H Udin Machi. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar dalam keadaan cerah. (ahu)

>Shalat fardhu Maghrib, malam Senin, di Langgar Al Kautsar, Imam Ustadz Sairazi. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru (ahu)

>Usai shalat fardhu Maghrib, di Langgar Al Kautsar, malam Senin, Babacaan atau Kuliah Maghrib bersama Ustadz Sairazi. Seputar hikmah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW, peristiwa luar biasa. Posisi saya samping kanan dinding Langgar, dan samping kiri Rizal. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih putih Chamuy, dan kopiah hitam III baru. Juga tentang Nabi Yunus beserta tasbihnya. (ahu)

>Madan malam Senin baurut anu Amat Pakumpayan. Yang tukang ambili Utuh Uda. Semula Umanya Madan menyuruh saya, tapi karena terbentur dengan Babacaan tidak jadi. Kalau imbah Isya saya hakun. Tapi karena sudah berjanji imbah Maghrib, dengan Utuh Uda saja. (ahu)

Cerpen Akhmad Husaini : Antara Angkinang Selatan dan Labung Anak

 Sabtu, 26 Februari 2022

Dugal kini mendua. Mendua tempat tinggal dan bekerja. Antara Angkinang Selatan dan Labung Anak. Angkinang Selatan, kampung pertamanya, sementara Labung Anak kampung keduanya. Bila bosan di Angkinag Selatan, Dugal akan pergi ke Labung Anak.

Jarak Angkinang Selatan ke Labung Anak sekitar 30 kilometer. Biasa ke sana Dugal naik motor bututnya. Angkinang Selatan ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), sementara Labung Anak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Tepatnya Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS. Sedangkan Labung Anak, Kecamatan Batang Alai Utara, Kabupaten HST.

Di Angkinang Selatan Dugal sudah tinggal sejak lahir, di rumah yang di tempati sekarang tinggal dengan kedua orangtuanya. Untuk mata pencaharian sebagai petani. Sementara di Labung Anak, Dugal tinggal sendiri, dengan menyewa rumah warga setempat, yang kemudian hari dibelinya beserta tanahnya.

Lalu di Labung Anak, selain rumah, ada juga kebun karet dan tanaman lainya yang tanahnya cukup luas. Untuk kebun karet Dugal babagi hasil dengan warga setempat untuk manurihakan gatahnya. Jadi tinggal menerima bersihnya saja. Kadang Dugal juga manurih sendiri bila ada waktu luang, tapi lebih banyak orang lain yang mengerjakannya.

Selain tanaman karet, di lahan tanahnya itu Dugal menanam pepaya, jambu kristal, pisang mahuli, pisang manurun, pisang sulindang, dan beternak unggas. Untuk unggas ada ayam kampung, bangkok, dan itik japun. Lumayan hasil dari semua usahanya itu. Bisa ditabung, kawa mambulikakan modal membeli lahan yang cukup luas itu dalam jangka waktu hanya beberapa bulan saja.

Kadang Dugal tak tentu berapa hari di Labung Anak, berapa hari di Angkinang Selatan. Yang pasti sesuai kondisi atau suasana hatinya saja.

Selain itu menulis tetap jadi kebiasaan Dugal, untuk menuangkan pengalaman sehari-hari. Ditulisnya di buku tulis atau laptop, setelah di edit lantas diposting ke blog pribadi.

Juga bila ada tulisan bagus dan penting yang dilengkapi foto akan ia posting ke Kompasiana atau media online lainnya.

Untuk puisi, akan diposting masing-masing satu judul perhari ke RPS dan Kompasiana. Kebanyakan ia memposting tulisan itu di Labung Anak pada malam dan pagi hari. Sementara di Angkinang Selatan, cukup ia tulis di buku tulis, atau di handphone saja dulu.

Di Angkinang Selatan Dugal tinggal tak jauh dari jalan raya / jalan nasional jadi hampir 24 jam selalu saja ada kendaraan yang lewat, baik itu mobil maupun sepeda motor, dengan suaranya mengganggu ketenangan.

Sementara di Labung Anak, jauh dari jalan nasional, sekitar tiga kilometer. Jadi kapanpun waktunya, suasana tenang dan damai selalu menghampiri, jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan.

Rumah yang dibeli Dugal di Labung Anak itu, berdampingan dengan rumah temannya, pasangan suami isteri. Jadi untuk apa-apa mudah urusan.

Ibu temannya-lah yang selama ini membantu Dugal, yakni manurih gatah di kebun milik Dugal. Jadi kalau Dugal sedang di Angkinang Selatan, uang hasil turihan gatah itu bisa ditransfer ke rekening bank milik Dugal oleh temannya di Labung Anak.

Di rumah Dugal di Angkinang Selatan, ada satu induk kucing dengan empat ekor anaknya yang baru dilahirkan. Semula Dugal ingin membawa dua ekor anak kucing ke Labung Anak, tapi takut terjadi apa-apa, ia batal melakukannya.

Dibiarkannya anak kucing itu hingga besar di Angkinang Selatan. Tujuan semula membawa ke Labung Anak, agar ada penjaga rumahnya di sana, sekaligus teman di rumah. Dugal sangat menyayangi kucing itu. Terutama yang induk, dengan memberinya ikan goreng, bila ada rejeki membeli ikan di pasar.

Kalau orang biasanya memberi ikan itu sisa setelah makan berupa tulang atau durinya, tapi beda dengan Dugal. Ia dengan ikhlas dan senang memberi ikan goreng jatahnya untuk kucing itu sepuasnya, asal masih ada ikannya di pipiringan.

Tujuan agar kucing induk itu bisa tambah gemuk dan bisa memberikan nutrisi untuk ke empat anaknya, sehingga cepat besar. Keberadaan kucing itu sebagai pembawa berkah dan rejeki di rumah keluarga Dugal.

Di Labung Anak, saat berada di sana, Dugal tak ketinggalan shalat berjamaah. Sama dengan di Angkinang Selatan, jarak rumah ke Langgar tidak begitu jauh.

Bedanya di Angkinang Selatan, menyeberang jalan nasional. Sementara di Labung Anak tinggal menyisir tepi jalan, karena sama-sama berada di sisi kiri jalan kabupaten.

Hal lainnya yang membedakan, di Angkinang Selatan Dugal jadi jamaah / ma’mum saja. Tapi di Labung Anak kerap Azan dan jadi Imam shalat. Berarti Dugal mambuang ka jauh.

Dugal juga sering mengikuti kegiatan keagamaan di luar kampung, karena diundang dan diajak mewakili kampung. Seperti peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Isra Mi’raj, Tabligh Akbar, dsb. ***

 

Angkinang Selatan, 26 Februari 2022

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)