Jumat, 21 Desember 2018

Tentang Kerajaan Gaib Angkinang

Sabtu, 22 Desember 2018

Ternyata bukan hanya daerah Martapura dan Banjarbaru saja yang memiliki jalur kerajaan gaib. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pun banyak memilikinya. Setidaknya ada lima tempat yaitu di daerah Tumbukan Banyu (Nagara), Wasah (Simpur), Batu Lumut (Loksado), Gambah (Kandangan), dan Sungai Awang (Angkinang).

Dari beberapa kerajaan gaib tersebut saling ada keterkaitan satu sama lainnya. Menurut salah seorang supranatulis kenamaan di Kandangan yang sering berkunjung ke kerajaan gaib itu yang paling luas dan maju adalah kerajaan gaib yang ada di Sungai Awang, Angkinang. ” Penduduknya seribu orang lebih. Sementara di kerajaan gaib lainnya di bawah lima ratus orang saja,” ungkap supranatulis yang enggan disebutkan namanya itu.

Kerajaan gaib Angkinang yang berpusat di Sungai Awang itu bernama Kerajaan Gaib Tabing Rimbah. Dengan rajanya Pangeran Maulana Nasir. Isterinya bernama Diang Samustawa. Mereka mempunyai keturunan dua orang anak. Namun entah dimana anak mereka itu sekarang berada.

Ada yang mengatakan kedua anak raja tersebut diculik oleh orang-orang dari kerajaan gaib yang ada di daerah Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Namun Pangeran Maulana Nasir tidak mempermasalahkannya. Ia pasrah dengan takdir Yang Maha Kuasa. Yang pasti kini raja itu hidup berbahagia dengan isteri dan rakyatnya.

Kehidupan di kerajaan gaib Tabing Rimbah mirip di alam nyata. Hanya kelebihan yang dimiliki, di sana masyarakatnya hidup rukun dan damai. Sedikit masalah saja cepat diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat. Tidak seperti di alam nyata yang selalu saja ada percekcokan yang menjurus kepada permusuhan.

Namun kepada penduduk alam nyata janganlah sesekali mengusik ketenangan masyarakat Tabing Rimbah. Kekompakan warganya dapat membinasakan penduduk alam nyata kepada kematian. Mereka rela mati demi membela kebenaran.

Seperti dialami seorang warga Angkinang yang pernah hilang akibat perbuatannya sendiri yang melecehkan keberadaan kerajaan gaib Tabing Rimbah. Ia mengencingi lokasi kerajaan tersebut dan berbicara jorok.

Saat warga di kerajaan gaib tersebut sedang melakukan ritual keagamaan. Warga alam nyata tersebut ditawan di dalam kerajaan gaib tersebut berminggu-minggu. Setelah jera dan meminta maaf atas segala kesalahan yang diperbuatnya baru dikembalikan ke alam nyata. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...