Ternyata bukan hanya daerah Martapura
dan Banjarbaru saja yang memiliki jalur kerajaan gaib. Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS) pun banyak memilikinya. Setidaknya ada lima tempat yaitu di
daerah Tumbukan Banyu (Nagara), Wasah (Simpur), Batu Lumut (Loksado), Gambah
(Kandangan), dan Sungai Awang (Angkinang).
Dari beberapa kerajaan gaib tersebut
saling ada keterkaitan satu sama lainnya. Menurut salah seorang supranatulis
kenamaan di Kandangan yang sering berkunjung ke kerajaan gaib itu yang paling
luas dan maju adalah kerajaan gaib yang ada di Sungai Awang, Angkinang. ”
Penduduknya seribu orang lebih. Sementara di kerajaan gaib lainnya di bawah
lima ratus orang saja,” ungkap supranatulis yang enggan disebutkan namanya itu.
Kerajaan gaib Angkinang yang berpusat di
Sungai Awang itu bernama Kerajaan Gaib Tabing Rimbah. Dengan rajanya Pangeran
Maulana Nasir. Isterinya bernama Diang Samustawa. Mereka mempunyai keturunan
dua orang anak. Namun entah dimana anak mereka itu sekarang berada.
Ada yang mengatakan kedua anak raja
tersebut diculik oleh orang-orang dari kerajaan gaib yang ada di daerah Amuntai,
Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Namun Pangeran Maulana Nasir tidak mempermasalahkannya.
Ia pasrah dengan takdir Yang Maha Kuasa. Yang pasti kini raja itu hidup
berbahagia dengan isteri dan rakyatnya.
Kehidupan di kerajaan gaib Tabing Rimbah
mirip di alam nyata. Hanya kelebihan yang dimiliki, di sana masyarakatnya hidup
rukun dan damai. Sedikit masalah saja cepat diselesaikan dengan musyawarah dan
mufakat. Tidak seperti di alam nyata yang selalu saja ada percekcokan yang
menjurus kepada permusuhan.
Namun kepada penduduk alam nyata
janganlah sesekali mengusik ketenangan masyarakat Tabing Rimbah. Kekompakan
warganya dapat membinasakan penduduk alam nyata kepada kematian. Mereka rela
mati demi membela kebenaran.
Seperti dialami seorang warga Angkinang
yang pernah hilang akibat perbuatannya sendiri yang melecehkan keberadaan
kerajaan gaib Tabing Rimbah. Ia mengencingi lokasi kerajaan tersebut dan
berbicara jorok.
Saat warga di kerajaan gaib tersebut
sedang melakukan ritual keagamaan. Warga alam nyata tersebut ditawan di dalam
kerajaan gaib tersebut berminggu-minggu. Setelah jera dan meminta maaf atas
segala kesalahan yang diperbuatnya baru dikembalikan ke alam nyata. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar