Jumat, 21 Desember 2018

Membuat Warung Tak Laku

Sabtu, 22 Desember 2018

Selain berprofesi sebagai petani warga di pedesaan biasanya yang paling banyak dilakukan adalah membuka warung di depan rumah. Atau rumahnya dijadikan warung.

Namun dalam melakukan usaha ini dilakukan berbagai keahlian agar dagangannya laku. Biasanya melayani warga desa sendiri yang pergi ke sawah untuk ke warung minum teh manis dan kue yang disajikan.

Berbagai cara dilakukan untuk memperkaya diri-sendiri. Baik itu dengan cara halal atau haram. Tapi semuanya berpulang kepada kita sendiri untuk melakoninya. Dengan rasa iri mematikan usaha orang lain adalah perbuatan tak terpuji.

Seperti yang terjadi di daerah pedesaan. Sejak dulu keberadaan warung minuman yang berada di tepi jalan. Saling berdekatan satu sama lainnya. Bahkan dalam jarak 10 meter terdapat 2-3 buah warung.

Karena iri untuk bersaing dalam meraih pengunjung. Ada yang rela berbuat curang. Demi kepentingan sendiri, untung sendiri walaupun orang lain menderita hal itu tak masalah.

Salah satu hal yang berhubungan dengan gaib dilakukan adalah menyiram warung saingan dengan air yang sudah diberi jampi-jampi serta hal lainnya yang akan berpengaruh terhadap keberadaan warung dan pemiliknya. Dampaknya tak ada minat pengunjung di warung itu.

Yang tentu lama-kelamaan akan mati sendirinya alias tutup untuk selamanya. Sebaliknya yang melakukan perbuatan tadi warungnya justru cukup laku siang malam selalu penuh dengan pengunjung. Namun bukan berarti para pemilik warung semuanya melakukan hal ini. Hanya segelintir orang saja.

Selain berusaha dengan menyajikan kue dan makanan yang menarik, penampilan pelayan yang ramah. Juga ada ikhtiar yang lain. Minta syarat dari orang pintar agar warung yang dibuka selalu memperoleh keuntungan. Orang akan senang datang ke warungnya.

Pemilik warung yang iri melakukan kejahatannya dengan menyiram lokasi warung pesaingnya tanpa diketahui. Bisa pula beraksi pada tengah malam. Yang disiram adalah di depan warung atau rumah pemiliknya. Yang tentu saja air diberi jampi-jampi dan ditambah dengan bahan lainnya. Reaksinya baru beberapa minggu kemudian. Orang itu akan berkali-kali melakukan usahanya.

Akibatnya warung itu mulai jarang didatangi pengunjung. Juga pemiliknya tak punya gairah lagi membuka warungnya. Akhirnya warung itu tutup sendirinya.

Pernah ada yang melakukan usaha melawan perbuatan tak baik ini. Dengan cara minta bantuan orang pintar. Agar warungnya dapat dibuka kembali. Tapi memerlukan persyaratan yang cukup sulit dan sangat berat.

Hanya orang yang gigih dan sabar saja yang dapat mengembalikan usaha warungnya. Ada juga yang menyelipkan jimat kebagian yang tak terlihat di bagian bangunan warungnya. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...