Rabu, 19 Desember 2018

Monyet yang Tahan Tembak

Kamis, 20 Desember 2018

Pada bulan November 1986 silam warga Desa Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dibuat resah. Pasalnya, tanaman palawija dan buah-buahan milik mereka diserang oleh babi dan binatang pengganggu lainnya. Sehingga tanaman menjadi rusak. Buah-buahan habis di tempat. Padahal dari sanalah penghasilan warga untuk kehidupan sehari-hari.

Namun dibalik kehadiran binatang itu bagi Dardi (56) warga desa setempat punya cara untuk mengusir keberadaan babi itu. Yaitu minta bantuan keluarganya Anan dan Dayat, warga Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Karena mereka memiliki senapan angin sendiri. Mereka berdua disuruh Dardi untuk menjaga kebun tanaman yang letaknya agak jauh dari pemukiman warga. Disana ada gubuk khusus untuk tempat tinggal.

Singkat cerita, pada hari itu Anan dan Dayat mengawasi areal kebun aneka tanaman milik pamannya itu. Karena berada cukup jauh dari pemukiman penduduk tentulah suasana saat itu sangatlah sepi.

Sementara itu Anan berbaring di gubuk. Dayat mondar-mandir di sekitar kebun itu untuk mengawasi kalau-kalau ada babi yang mau menyerang tanaman itu. ” Kalau ada babi langsung kutembak biar mampus,” pikir Dayat.

Sementara di pohon-pohon berkelebatan beberapa ekor monyet berloncatan mencari makanan yang ada di sekitar kebun itu. Melihat hal itu Dayat memburunya agar tidak mengarah ke kebun pamannya itu.

Tapi dasar monyet, walau sudah diburu mereka masih nakal karena itulah lantas Dayat mau menembaknya. Lalu ia mengambil senapan angin di gubuk. Bersamaan dengan itu Anan terbangun dari tidur.

Ternyata dari puluhan monyet yang ada di pohon, ada yang turun ke tanah mau menuju ke arahnya. Tak ayal lagi senapan angin pun terpaksa diarahkan Dayat ke wajah monyet itu. Sepertinya monyet itu lain dari pada yang lain.

” Aku bukan saja punya senapan angin. Juga punya sebilah pisau. Jadi pergilah. Kamu tidak akan mati kalau pergi dari sini. Tapi kalau tidak, aku tidak akan segan-segan menembak kamu. Kamu mungkin akan mati,” ujar Dayat kepada monyet itu.

Monyet itu seperti sedang marah besar. Perilakunya seperti binatang yang paling ganas dan sangat buas.

Akhirnya senapan itupun memuntahkan timah panasnya dan pas mengenai kepala monyet. Darah segarpun mengucur deras.

Tapi aneh walau banyak mengeluarkan darah monyet itu tetap tegar. Puluhan kali Dayat menembakkan senapan itu tapi monyet tersebut masih tetap bertahan. Karena panik Dayat dan Anan mencoba menghalau monyet itu dengan batang kayu yang ada di sekitar gubuk.

Namun untunglah, akhirnya monyet itupun mati juga setelah Dayat dan Anan dengan gigih memeranginya. Diperkirakan monyet itu merupakan jelmaan makhluk halus. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...