Minggu, 16 Desember 2018

Bocah Aneh di Sungai Balangan

Senin, 17 Desember 2018

Sore itu Fendi (30) memancing ikan di sungai Balangan. Saat memancing, ia menggunakan rakit kayu dan mengayuhnya ke tengah sungai agar mudah melabuhkan kail ke dalam air yang keruh. Setelah tiga jam lamanya menunggu, tak seekor ikanpun yang memakan umpannya.



Namur Fendi tetap sabar menunggu. Kesabarannya tak berbuah Manis. Sudah lima jam lamanya memancing, tetap juga ia tak mendapatkan ikan. Karena hari mulai sore, Fendi pun berencana segera pulang ke rumahnya di Paringin.



Perlahan Fendi mengayuh rakit kayunya untuk menuju tepian sungai. Tapi saat hendak menepikan rakit kayu itu, ia kaget. Enam meter jarak darinya, Fendi melihat dua bocah dibalik pohon jingah. Fendi tak melihat darimana datangnya dua bocah itu. Kedua bocah itu berjalan beriringan menuju tepian sungai. Di tepian sungai di bawah pohon jingah tak jauh dari jembatan, keduanya langsung asyik bermain air.



Fendi yang berada di seberang sungai tak urung keheranan. Fendi kian keheranan, karena kedua bocah berkepala gundul dan bertelanjang dada itu tak menghiraukan dirinya yang berusaha mendekat. Fendi mengacuhkan apa yang dilihatnya itu. Karena malam mulai menjelang, ia bergegas pulang dan mengayuh rakit kayunya dengan cepat.



Esok harinya, setelah pulang kerja, Fendi kembali memancing di sungai yang didatanginya kemarin. Sudah dua jam lamanya memancing, ia kembali tak mendapatkan seekor ikanpun. Fendi mulai jenuh. Ia kemudian mengayuh rakit kayu menuju bagian sungai yang lain.



Di lokasi itu, Fendi melabuhkan kailnya. Pada saat bersamaan, dua bocah yang kemarin ditemuinya muncul kembali dari balik pohon jingah. Seperti sehari sebelumnya, kedua bocah itu kembali asyik bermain air. Sambil tertawa, mereka menyiram air ke pohon jingah.



Fendi tak menaruh curiga tentang keberadaan dan kemunculan dua bocah yang dilihatnya itu. Namun alangkah kagetnya Fendi ketika kedua bocah itu tiba-tiba menatap ke arahnya. Keduanya menunjukkkan raut wajah tak senang. Tapi Fendi lebih tak senang lagi. Ia merasa, kegagalannya tak mendapat ikan sama sekali itu karena ulah kedua bocah gundul yang terus asyik bermain air itu. Permukaan sungai jadi bergelombang dan membuat ikan-ikan pergi.



Fendi kemudian menegur kedua bocah itu dengan suara keras. Kedua bocah itu tak menghiraukan tegurannya. Mereka terus bermain air. Fendi kian marah dan terus memaki kedua bocah itu. Ia juga berteriak sambil mendekati kedua bocah gundul itu. Fendi telah menguatkan hati. Ia akan memukul kedua bocah yang telah membuatnya tak mendapatkan ikan itu.



Berjarak sekitar tiga meter, Fendi dan kedua bocah itu baku tatap. Kedua bocah itu mulai terganggu dengan kehadiran Fendi. Keduanya marah. Mata keduanya memerah. Saat Fendi mengayuh rakit menyeberang mendekati mereka, tiba-tiba kedua bocah itu tertawa nyaring. Saat bersamaan tubuh kedua bocah itu melayang ke udara dan hilang di antara rerimbunan pohon jingah di pinggiran sungai Balangan.

Karena melihat bocah itu melayang di udara, Fendi menahan rakit kayunya di tengah sungai dengan melabuhkan bambu sebagai jangkarnya. Niatnya untuk marah berbalik jadi rasa takut. Bulu kuduknya merinding. Ia baru menyadari telah bertemu makhluk halus penunggu sungai.



Sejak pertemuannya dengan kedua makhluk halus yang diyakininya sebagai tuyul itu, Fendi tak lagi berani memancing ikan di sungai Balangan.



“ Saya tak mau lagi bertemu bocah menakutkan itu. Sungai itu ternyata menyimpan banyak misteri. Hingga kini, saya tak berani dan tak pernah memancing di sungai Balangan lagi,” pungkas Fendi. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...