Saat itu sedang musim memancing. Dimana
di sawah sedang ramai-ramainya ikan diperoleh. Hal ini tentu saja mengundang
perhatian bagi para penghobi memancing termasuk Gajali (19) warga Desa Telaga
Bidadari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang
dikenal penghobi memancing ikan baik papuyu
(betok) maupun haruan (gabus).
Apalagi pekerjaan bertani saat itu sedang dalam masa pemeliharaan saja.
Singkat cerita, hari itu usai shalat
Jum’at dan makan siang Jali – begitu sapaan akrabnya – sudah pergi ke
persawahan yang ada di desanya tempat memancing ikan yang sangat ramai.
Matahari masih bersinar dengan teriknya.
Jali merasa kegerahan. Lalu ia mencari tempat berteduh tapi masih berada di
lokasi tempat memancing. Saat itu ia sendirian saja. Jali sengaja sendirian
biar dapat ikan papuyu yang lebih
banyak dan hanya ia sendiri yang tahu lokasi yang ramai ikan yang mematuk
kailnya.
Jali kemudian duduk sambil memancing
ikan di jembatan kecil dekat sebuah pohon kayu sapat. Suasana sedikit agak sunyi. Untuk mengusir kesepian Jali
menyetel radio saku yang sudah sejak awal dipersiapkan dari rumah. Selain itu
ia mengisap rokok kesayangannya. Di tengah keasyikan memancing ikan tiba-tiba
pancingnya terasa sangat berat untuk diangkat.
Ternyata seekor ikan papuyu berukuran seperti telapak tangan
orang dewasa. Saat mau dilepas dari kawat oleh Jali ikan itu tiba-tiba
mencemplung ke air. Hal ini tentu saja membuat Jali kecewa berat. Walau sudah
banyak memperoleh ikan papuyu namun
tak sebesar yang baru saja lepas. Ia tentu akan bangga bila seandainya mendapat
ikan sebesar itu. Karena itulah Jali terus saja untuk memancing.
Untuk kesekian kalinya Jali mendapat
ikan papuyu sebesar telapak tangan. Papuyu itu buru-buru dibawa Jali ke
tempat yang banyak rumputnya. Tujuannya agar tidak lepas ke air lagi.
Sementara hari sudah gelap karena
menjelang senja. Ikan itu mau dimasukkannya ke dalam keranjang. Kemudian ia
beranjak pulang. Kalau tidak malam tentu ia akan lebih lama lagi memancing
karena semakin larut malam ikan biasanya akan terus ramai mematuk.
Perjalanan menuju rumah cukup jauh. Saat
itu kaki Jali terasa sangat berat untuk dilangkahkan. Sementara dari keranjang
terdengar suara keras. Seperti membentak-bentak. Ternyata seekor ikan papuyu ukuran besar tadi mau keluar dari
keranjang. Lantas Jali mempercepat langkahnya biar cepat sampai di rumah.
Tetapi di depannya, tepatnya di jalan
yang ia lewati Jali melihat ikan papuyu
berdamparan cukup banyak. Aneh sekali. Apalagi papuyu itu masih hidup dan terlihat menggelepar-gelepar seperti mau
mencemplung ke air. Jali mau mengambil tapi saat mau menggapai tangannya terasa
berat. Tiba-tiba papuyu itu lenyap.
Jali bergegas pulang karena malam kian
larut. Apalagi rasa takut saat mengalami keanehan yang baru tadi. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar