Simpang Tiga Panggang Hijau adalah
tempat tiga persimpangan antara Desa Kayu Abang, Panggang Hijau, dan Tangang.
Ketiganya berada di Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Di sekelilingnya terdapat sungai dan areal persawahan yang terhampar luas
sejauh mata memandang.
Di Simpang Tiga ini terdapat banyak
misteri dan keanehan karena sebagai makhluk Tuhan mempercayai adanya alam gaib.
Orang-orang jua, kita-kita juga.
Konon kata salah satu warga di tempat
itu sering terjadi keanehan. Beberapa tahun lalu di desa tersebut diadakan TMMD
(Tentara Manunggal Membangun Desa) untuk pembuatan jalan penghubung ke arah
Desa Tangang.
Para TNI itu membawa buldozer yang
digunakan untuk meratakan tanah pembuatan camp
mereka. Tapi buldozer itu rusak berat karena terbalik. Katanya didorong oleh
ratusan makhluk halus.
Dari salah satu anggota TNI bernama Budi
yang berasal dari Kandangan, dia mengatakan kalau di daerah itu terdapat
makhluk halus yang sangat banyak penduduknya dan di tempat itu terdapat pasar
orang gaib terbesar di Kecamatan Angkinang.
Budi adalah anggota TNI yang merupakan
orang pintar yang kasat mata akan ilmu gaib. Menurut Budi di tempat itu
terdapat kekayaan atau harta karun yang sangat banyak. Tetapi harta karun itu
dijaga oleh seekor ular yang sangat besar.
Dia pernah diajak melihat harta karun
itu dan para makhluk halus itu mengizinkan kalau harta karun itu boleh diambil.
Malam itu bertepatan pada bulan purnama.
Namun dia tak langsung ambil dan tidak silau akan harta. Melainkan meminta izin
dan mengajak pemilik tanah. Namun pemilik tanah tidak mengizinkan dengan
alasannya.
Padahal ular besar penunggu harta karun
itu sudah berpindah dari tempat tersebut. Selang beberapa hari pemilik tanah
itu mengizinkan tapi para makhluk halus itu tidak mengizinkan lagi.
Pernah juga ada kejadian warga Panggang
Hijau mengalami peristiwa yang tidak disengaja, katanya orang itu dengan tidak
sengaja tertabrak anak orang halus sampai meninggal dunia. Kejadian ini diketahui
lewat sebuah mimpi. Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Orang itu memiliki ilmu.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat
ditolak. Anak warga Panggang Hijau tadi meninggal dunia selang beberapa hari
kemudian.
Karena itu warga desa tersebut atau
warga luar desa sangat berhati-hati bila lewat disana. Mereka akan membunyikan
klakson bila lewat dengan motor. Makhluk halus itu pada hakikatnya tidak akan
mencelakakan manusia bila mereka tidak diganggu. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar