Minggu, 16 Desember 2018

Misteri Simpang Tiga Panggang Hijau

Senin, 17 Desember 2018

Simpang Tiga Panggang Hijau adalah tempat tiga persimpangan antara Desa Kayu Abang, Panggang Hijau, dan Tangang. Ketiganya berada di Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Di sekelilingnya terdapat sungai dan areal persawahan yang terhampar luas sejauh mata memandang.

Di Simpang Tiga ini terdapat banyak misteri dan keanehan karena sebagai makhluk Tuhan mempercayai adanya alam gaib. Orang-orang jua, kita-kita juga.

Konon kata salah satu warga di tempat itu sering terjadi keanehan. Beberapa tahun lalu di desa tersebut diadakan TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) untuk pembuatan jalan penghubung ke arah Desa Tangang.

Para TNI itu membawa buldozer yang digunakan untuk meratakan tanah pembuatan camp mereka. Tapi buldozer itu rusak berat karena terbalik. Katanya didorong oleh ratusan makhluk halus.

Dari salah satu anggota TNI bernama Budi yang berasal dari Kandangan, dia mengatakan kalau di daerah itu terdapat makhluk halus yang sangat banyak penduduknya dan di tempat itu terdapat pasar orang gaib terbesar di Kecamatan Angkinang.

Budi adalah anggota TNI yang merupakan orang pintar yang kasat mata akan ilmu gaib. Menurut Budi di tempat itu terdapat kekayaan atau harta karun yang sangat banyak. Tetapi harta karun itu dijaga oleh seekor ular yang sangat besar.

Dia pernah diajak melihat harta karun itu dan para makhluk halus itu mengizinkan kalau harta karun itu boleh diambil.

Malam itu bertepatan pada bulan purnama. Namun dia tak langsung ambil dan tidak silau akan harta. Melainkan meminta izin dan mengajak pemilik tanah. Namun pemilik tanah tidak mengizinkan dengan alasannya.

Padahal ular besar penunggu harta karun itu sudah berpindah dari tempat tersebut. Selang beberapa hari pemilik tanah itu mengizinkan tapi para makhluk halus itu tidak mengizinkan lagi.

Pernah juga ada kejadian warga Panggang Hijau mengalami peristiwa yang tidak disengaja, katanya orang itu dengan tidak sengaja tertabrak anak orang halus sampai meninggal dunia. Kejadian ini diketahui lewat sebuah mimpi. Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Orang itu memiliki ilmu.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Anak warga Panggang Hijau tadi meninggal dunia selang beberapa hari kemudian.

Karena itu warga desa tersebut atau warga luar desa sangat berhati-hati bila lewat disana. Mereka akan membunyikan klakson bila lewat dengan motor. Makhluk halus itu pada hakikatnya tidak akan mencelakakan manusia bila mereka tidak diganggu. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...