Kedamaian kampung Hunjur Kalaka terusik.
Warga menjadi resah. Keanehan demi keanehan kerap terjadi. Seperti ternak milik
warga yang mati secara tiba-tiba. Sepuluh ekor ayam kampung milik Haji Mahing
mati terdampar di kandangnya. Sementara Pakacil Ambrun harus rela kehilangan
dua ekor kambingnya. Anehnya, ternak yang mati tersebut lehernya seperti bekas
disembelih.
Keanehan lain di kampung Hunjur Kalaka
adalah bocah usia SD kini badannya kurus-kurus. Ini seperti dialami oleh Jamil
dan Riris. Mereka dikenal memiliki tubuh yang gemuk. Tapi kali ini pelajar
kelas III dan IV SD itu badannya kurus sekali. Padahal mereka tidak sedang
sakit.
Sementara itu di sebuah SD ada seorang
guru baru. Ia adalah Ibu Sofia dan saat ini mendiami rumah dinas dekat sekolah
itu. Ia pindahan dari sekolah kabupaten lain. Usianya masih muda.
Terlihat cantik serta anggun dalam
berpenampilan. Walau ia sudah pernah kawin. Namun ia kini sendiri lagi. Karena
suaminya sudah meninggal akibat kecelakaan lalulintas. Boleh dikatakan Ibu
Sofia adalah seorang janda. Janda muda yang cantik lagi bahenol.
Kampung Hunjur Kalaka berada di daerah
dataran rendah. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
Mendengar permasalahan di tanah
kelahirannya membuat Madan yang berada di Jakarta pulang kampung. Ia ingin
menyelidiki masalah yang tengah dihadapi oleh warga. Seperti yang diketahuinya
lewat koran terbitan nasional dan stasiun televisi.
Madan yang juga berprofesi sebagai
wartawan itu berusaha mengungkap tuntas permasalahan ini. Ia tidak ingin
masalah ini akan berlarut-larut sehingga pada akhirnya akan merugikan
masyarakat.
Mungkinkah ada siluman di kampung Hunjur
Kalaka ? Atau jenis penyakit apakah yang sedang menyerang anak-anak usia SD.
Namun anak-anak itu tidak ada perubahan pada dirinya.
Keanehan baru datang, para gadis perawan
yang ada di kampung Hunjur Kalaka diliputi perasaan aneh dan cemas. Menurut
kabar itu wanita tersebut akan menghisap tubuh manusia yang berjenis kelamin
perempuan dan yang masih perawan.
Korbannya sudah berjatuhan di desa
sebelah. Walau tidak langsung meninggal dunia namun korban akan menderita
gangguan sakit jiwa setelah mengalami kejadian itu. Tak mustahil akan berujung
kepada kematian.
Sebagai anak muda yang tampan tentu banyak
wanita tergila-gila kepada Madan. Apalagi ia anak orang terpandang di Hunjur
Kalaka. Madan cukup sukses meniti karier di ibukota.
Salah satu yang suka terhadap Madan
adalah gadis manis anak kepala kampung, Nadia namanya. Usianya sekitar 20
tahunan. Hanya terpaut 4 tahun dari usia Madan.
Tapi Madan agak dingin menanggapi isi
hati Nadia itu. Karena Madan terfokus pikirannya untuk menyelidiki sekaligus
mengungkap masalah keanehan di desanya itu. Bukan untuk bercinta.
Namun Madan tak munafik juga terhadap
wanita. Ia juga memang suka terhadap wanita. Apalagi yang cantik, murah senyum,
dan ramah tamah.
Madan ada hati dengan Ibu Sofia, guru
baru di SDN Hunjur Kalaka. Walau janda dan usianya 6 tahun lebih tua dari Madan
namun itu bukan menjadi penghalang baginya.
Kenapa Madan begitu gigih untuk menjadi
kekasih Ibu Sofia ? Apakah Madan kena guna-guna ?
” Karena cantik dan ramah,” begitu
alasan singkat Madan setiap ditanya orang.
Setiap malam Madan begadang, ikut jaga
malam. Seorang teman akrabnya adalah Iful. Bersama Iful, Madan berusaha
mengungkap kasus aneh di kampung Hunjur Kalaka.
Ibu Sofia tewas secara mengenaskan.
Kematiannya cukup misterius. Diduga ia dibunuh warga Hunjur Kalaka.
Yang mengetahui bahwa wanita itu biang
keanehan di kampung tersebut selama ini. Namun akibatnya arwah wanita tersebut
gentayangan. Warga ditemui keanehan kembali. Namun kali ini lebih ganas lagi.
Karena bisa menimbulkan korban jiwa yang lebih besar lagi.
Namun ibu Sofia sewaktu masih hidup
pernah berpesan kepada Madan apabila dirinya gentayangan siram saja kuburan
atau dirinya saat menampakkan diri dengan air rendaman kembang bakung.
Kematiannya akan sempurna. Sehingga
warga bisa tenang dan damai kembali.
Setelah kejadian itu Madan juga memenuhi
niatnya kawin dengan Nadia. Yang sesuai juga dengan kehendak ibu Sofia.
” Karena mustahil kamu bersatu
denganku,” ujar ibu Sofia sebelum meninggal.
Akhirnya Madan hidup berbahagia dengan
Nadia tanpa ada gangguan lagi. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar