Masyarakat Kalimantan Selatan tentu sudah tidak asing dengan Si
Palui. Tokoh pinpinbo asal Banjar ini yang selevel dengan Kabayan dari Sunda
atau Abu Nawas dari Bagdad.
Pembaca setia koran ternama di
Kalimantan, SKH Banjarmasin Post tentu setiap hari disuguhi dengan kisah bahasa
Banjar Si Palui yang menjadi maskot media itu.
Palui adalah nama yang akrab dengan
masyarakat Banjar. Kisah lucunya merupakan penghibur hati yang lara, pengantar
tidur anak-anak. Semua kalangan mengenalnya. Dan jadi bahan referensi yang
cukup utama. Yang sudah dikenal sejak zaman nini datu. Dan Banjarmasin Post
memfasilitasi dengan membuatnya secara serial tiap hari sejak Koran itu hadir
dimuka bumi, sekitar tahun 1970-an ke atas. Hingga saat ini tetap eksis menemui
pembacanya.
Dan yang berada dibalik layar Si
Palui berganti-ganti. Awal yang membuka dapur yang cukup digemari semua
kalangan ini adalah HYA sang pelopor singkatan dari H Yustan Aziddin. Kemudian
dilanjutkan oleh Emhati, Emaka, Aan Maulana Bandara dan puluhan nama lainnya.
Mereka itulah yang tetap eksis membumikan Si Palui. Dan yang terbaru hadir
Ivanda Ramadhani yang merupakan ilustrator Si Palui. Juga ada Fauzan Rusyadi,
Akhmad Husaini, dan Aliman Syahrani. Ada juga ilustrator Agus AR.
Siapa Si Palui itu sebenarnya ?
Menurut sejarah ia berasal dari Hulu Sungai. Ada yang menyebut berasal dari
Alabio, Hulu Sungai Utara. Ada juga yang menyebut berasal dari Amawang, Hulu
Sungai Selatan. Yang pasti berasal dari pahuluan. Hal itu tak jadi masalah.
Patut diacungi jempol media yang
peduli dengan keberadaan budaya Banjar. Serial Si Palui menampilkan tokoh-tokoh
yang punya karakter yang khas. Yaitu Palui sendiri, Garbus, Tulamak, Tuhirang,
Pambakal Anjam, Acil Irus, Pakacil Duraup, dsb. Tokoh tambahan disesuaikan oleh
keinginan penulis sebagai pelengkap isi cerita.
Sejak tahun 1973, Yustan Aziddin
menulis dan mengasuh rubrik Si Palui, suatu rubric tetap yang tampil setiap
hari di SKH Banjarmasin Post. Rubrik cerita humor dalam bahasa Banjar dengan
tokoh Palui itu terus-menerus berlangsung hingga kini.
M Syaifullah Baseri kadang menjadi
contributor bagi kisah Bahasa Banjar Si Palui di SKH Banjarmasin Post.
Tema yang diangkat seringkali hanya
berkisar tentang kesalahpahaman dalam berkomunikasi, penuh lelucon dan muatan
humor segar yang sangat tinggi, bahasanya yang cenderung mendalang saja
merupakan beberapa cirri dari pengaruh kelisanan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar