Minggu, 29 November 2020

Puisi Muhammad Radi : Di Mana Batas Pandangmu

Senin, 30 November 2020

PUISI MUHAMMAD RADI :

 

DI MANA BATAS PANDANGMU

 

(Pro: nanda Muhammad Fajar Thaliban dan Jumiati, Ruwaul Munisah dan Muhammad Fakhrurrazi Ali Ar Ridha dan semua rekan dan semua handai tolan penerus negeri ini)

 

Layangkan pandangmu ke batas terakhir penglihatan.

Kau lihat sejumlah layar ambruk diterjang hiu biru..?!

“Aneh, hiu-hiu bergigi besi. Tak pernah kulihat

sebelum ini..!” Orang-orang sibuk membicarakan

dalam kegemparan yang tak biasa…

 

“Apakah lantaran..?!”

“Ya, apakah lantaran akhir-akhir ini

kita terlalu sedikit dzikir, dan tamak

meraup kekayaan laut, sehingga Pemilik laut

marah; dikirim-Nya bala menakutkan seperti ini

pengganti berkah yang biasa kita dapatkan?”

(Nelayan-nelayan lugu bicara

tanpa mengerti)

 

Laut..--! (Ya, laut..--then, mendadak terasa berada

dalam genggaman ‘kekuasaan alam’ tak biasa)

“Apakah..?!” Orang-orang bertanya. “Ya, apakah..?!”

(Kau lihat rantai-rantai besi membentang di sana

tak lagi bisa dilewati setiap perahu ‘usang’

; dan salah satu ujung tiap rantai itu

menancap di jantungmu, memberat di dada?)

“Ah!”

 

Maka malam pun tak lagi bawakan kidung harapan…

(kendati anak-anak baru naik usia

senantiasa ‘nyanyikan

dengan suara sungguh khas mereka,

cemprang..!)

 

(Kandangan-Batulicin, 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)