Rabu, 25 November 2020

Cerpen Akhmad Husaini : Mangangarun

Kamis, 26 November 2020

CERPEN AKHMAD HUSAINI :

 

MANGANGARUN

 

Saat paling melelahkan waktu mangangarun yang dialami Dugal adalah saat tengah hari. Dimana saat itu ia mulai mengerjakan tugas beratnya, maangkut haritan ke tempat yang sudah ia tentukan. Lalu dituyuk, untuk kemudian nantinya di irik dengan kaki.

Sebelumnya, untuk menguatkan tenaga, pemilik sawah datang membawa menu makan siang untuk santap bersama rekan lainnya. Kadang Dugal merasa sedih melihat nasib dirinya. Kenapa mesti harus menjalani pekerjaan seperti itu. Ia termasuk orang yang kada katuju uyuh. Tapi terpaksa dilakukan karena tidak ada pekerjaan yang lain.

Ada beberapa orang teman di kampung, yang menjadi teman selama mangangarun. Ada Raji, Mumul, Suhai, Itab, Fahri, Dudu, dll. Biasanya paling lama mereka mangangarun 20 hari. Mereka pulang kembali ke kampung, seminggu kemudian kalau ada waktu mereka akan kembali mangangarun.

Selama di pamadaman, tempat mereka mangangarun, suka dan duka mereka jalani dan rasakan. Tujuan mereka tentu ingin mengumpulkan pundi-pundi rupiah, menunggu masa bercocok tanam di kampung tiba.

Karena memang hanya itulah pekerjaan yang mereka miliki. Uangnya disimpan untuk kebutuhan sehari-hari, bila berlebih ditabung untuk modal bahuma.

Dugal paling tidak suka dan rapi dan beres di antara teman sapangarunan. Maksudnya dalam membereskan tugas mairik banih. Banyak gayangnya tersisa saat ditakar. Sementara yang lainnya cukup bersih tanpa gayang.

Apakah itu pertanda atau gambaran hidup yang dijalani selama ini. Dimana dalam keseharian Dugal tak suka dengan kerapian atau bersih-bersih, entahlah? Yang pasti itulah kenyataan yang menjadi kekurangan Dugal selama mangangarun.***

 

Angkinang Selatan, 23 November 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...