Rabu, 25 November 2020
PUISI ADI AMUNTAI :
SAAT OMBAK BERBICARA
Desiran riuh mulai menghantam batu di tepi
Ia mencoba membisikkan gumaman kata
Kata-kata tak beraturan yang menggugah rasa
Sungguh ocehan itu keluar lepas begitu saja
Terdengar lirih ia memulai bersuara memulai cerita
Aku adalah kumpulan air yang tak sengaja kau pegang
Menahan perih tak terhingga saat menghunjam kerikil dan karang
Diinjak kaki mungil atau kaki gajah yang kekar dan kusam
Terseret beraturan ke pinggir bakau atau gumulan ikan
Tumpukan sampah menyembul marah dan bermuka masam
Saat kulempar dan kutendang kembali ke muara dengan muram
Bagang-bagang tumbuh menjamur kekar menjuntai di tengah palung
Menggelitik kulitku dengan cengkeraman tangan lembut mengelayut
Bersahutan gema indah mengumbar sapa kawanan penyu
Membuai hasutan melodi menuju pusara sang penggoda
Tak terduga banyak mangsa yang terpenjara dijerat jala
Senyap membuka tangan pinta anugerah yang terindah
Menimba buih-buih asa yang dibawa pulang ke rumah
Meminang takdir dalam terik dan petir yang tak bisa memilih
Mengurai atau menguras himpitan dalam keluh kesah
Kamilah serdadu ombak yang siap sedia memberi berkah
Tunduk patuh dalam lingkaran semesta yang tiada henti berpasrah
(Sari Gadung, Kamis 10-10-2019, pukul 21.00 Wita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar