MEMANDANG
WAJAH IBU
Memandang wajah ibu
Adalah menyelami telaga kasih yang teramat dalam
Tempat berpijah mutiara-mutiara kehidupan
Lalu bersemi menjadi bunga-bunga kepribadian
Tempat mengaca diri sembari bertanya
Tentang peradaban di musim mimpi
Memandang wajah ibu
Adalah merenungi jejak keseharian
Yang sering lalai dan alpa diri
Disanalah kita tautkan perahu kerinduan
Tempat melimpahkan beban keseharian
Mengadukan nestapa diri
Di lautan kasihnya yang tak kering disemai waktu
Memandang wajah ibu
Adalah merenangi sungai masa lalu
Disitulah tergambar garis-garis kearifan
Ketika kita tak sanggup berenang di arus waktu
Lalu ibu mengajarkan semua itu
Belajar mengaji pada rumpun padi
Belajar bernyanyi dengan bahasa bunga
Belajar tertawa tanpa membusungkan dada
Memandang wajah ibu
Adalah belajar mengeja asma Tuhan
Suatu hari nanti akan kubasuh kaki ibu
Dengan air kembang budi dan bakti
Sebab disanalah tersembunyi pintu-pintu surga
Dan aku pun ingin memasukinya
Kandangan-Banjarbaru,
Juli 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar