Minggu, 06 Oktober 2013

PERAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK

SENIN, 7 OKTOBER 2013

Dalam rangka memenuhi tanggung jawab keagamaan dan kemanusiaan, maka sudah saatnya kita meninjau kembali tentang bagaimana sikap kita selama ini dan yang akan datang terhadap anak-anak kita. Sebagai masa depan masyarakat dan bangsa sangat erat hubungannya dengan bagaimana sikpa dan perilaku kita terhadap mereka pada saat sekarang.
            Demikian pula dengan hal belajar para orang tua sangat perlu meninjau dan memperbaiki sikap dan perlakuannya terhadap anak sehingga tidak akan menimbulkan penyesalan dan disalahkan oleh mereka dimasa-masa yang akan datang. Orangtua sangat perlu memberikan bantuan dalam rangka mengantarkan mereka kepada sikap belajar yang benar dan efektif sehingga pengetahuan, keterampilan dan keluhuran budi akan menghiasi kepribadiannya.
            Kesibukan orangtua dalam  mencari nafkah keluarga , hendaknya tidak mengorbankan masa depan anaknya. Sebelum terlambat sebaiknya orangtua  dapat mengatur  waktunya, karena hal itu lebih penting daripada menangisi kesalahan dimasa yang akan datang. Karena masa depan anak sangat erat hubungannya dengan apa dan bagaimana kehidupan belajar yang dibiasakan dalam kehidupan belajar yang diterapkan oleh orangtua dimasa kini. Orangtua yang baik dan bijaksana akan memikirkan dan berbuat sesuatu yang baik bagi kehidupan anak-anaknya dimasa datang. Istilahnya, walau kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki, orangtua akan berusaha sekuat tenaga demi masa depan anak-anaknya.
            Anak yang  ideal yang selalu kita do’akan dan harapkan kehadirat Allah, adalah mereka yang mempunyai keadaan yang baik, bukan saja dalam aspek fisik biologis tetapi juga psikis dan sosial serta keagamaannya. Kita selalu mendambakan anak-anak menjadi buah hati dan harapan dimasa depan. Yakni anak-anak yang cerdas, terampil, dan taqwa. Jadi bukan saja kita upayakan anak-anak yang ayu, cantik, gagah, dan sehat, tetapi juga luhur budi pekertinya.
            Anak-anak dan remaja pada masa sekarang perlulah mendapatkan perhatian dan bimbingan yang penuh kasih saying dari kedua orang tuanya dan orang-orang dewasa lainnya dalam rumah tangga, agar mereka dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terarah kepada kebahagiaannya antara lain dalam bidang proses belajar. Tidaklah tepat jika kita membiarkan tanpa pengarahan yang tepat atau menyerahkan seutuhnya kepada bapak dan ibu guru di sekolah, sebab disamping waktu yang sangat terbatas juga perhatian dan kasih saying yang tulus seperti yang didapatkan dari ayah dan ibu.
            Orangtua yang baik pasti bukan hanya akan memperhatikan aspek lahiriah dan badaniah saja, namun tidak kurang pentingnya juga memperhatikan permasalahan perkembangan rohaniah dan keadaan belajarnya. Dalam  aspek lahiriah, orangtua dapat memberikan makanan dan pakaian yang cukup, namun anak sangat memerlukan perhatian dan bimbingan dalam kegiatan belajar dan sekolahnya.
            Orangtua harus memperhatikan suasana rumah  tangga yang tenang dan ruang belajar anak yang memungkinkan mereka dapat nyaman belajar. Suasana rumah  tangga yang hiruk-pikuk dengan suara radio dan televisi yang tidak terkendali akan sangat mengganggu konsentrasi belajar anak. Peralatan tulis perlu disiapkan dan ruang belajar yang bersih, terang, dan nyaman.
            Disamping itu, orangtua hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan mendalami ilmu pengetahuan yang disukainya. Jadi bukan anak yang menyesuaikan diri dengan kehendak dan paksaan orangtua. Kemudian barulah kita menyediakan beberapa fasilitas yang mendukung proses belajar-mengajar.
            Untuk suksesnya studi anak di sekolah, orangtua perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
            Pertama, pertengkaran ayah ibu selalu mengganggu perasaan dan pemikiran anak. Perasaan anak menjadi kacau dan kebingungan anak memihak siapa. Pertengkaran tidak selamanya baik bagi proses pembentukan kepribadian anak yang utuh.
            Kedua, orangtua yang baik hendaknya jauh sebelum mempunyai anak dan keturunan telah berniat untuk menjadikan rumah tangganya yang berbahagia dan terbebas dari penyelewengan. Anak-anak yang semula sangat membanggakan dan kagum akan figure ayah dan ibunya akan runtuh jika mengetahui perilaku orangtuanya yang tidak baik.
            Ketiga, anak-anak kita walaupun sama jenis dan tinggi badannya tidaklah sama dalam aspek-aspek lain yang dimilkinya. Misalnya dalam hal kecerdasan. Anak-anak kita mungkin mempunyai IQ 100 tetapi anak mungkin memiliki IQ 130. Jelas taraf  kemampuannya dalam berpikir dan menyelesaikan permasalahan dan proses belajarpun akan berbeda.
            Keempat, jangan  memaksakan kehendak orangtua terhadap anak, karena anak masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Janganlah diminta dan diharapkan sama, sebab memang berbeda dalam  kenyataannya. Jika anak kurang minatnya dalam bidang matematika dan tertarik kepada masalah-masalah sosial, orangtua sebaiknya mengarahkannya sesuai dengan minat dan bakat agar dapat berkembang secara maksimal. Janganlah orangtua memaksakan keinginan dan kehendaknya agar anak menyamai minat dan bakatnya, padahal jelas bahwa anak adalah anak kita dan bukan diri kita sendiri.
            Kelima, orangtua seharusnya selalu memperhatikan perhatian dan penggunaan waktu dari anak-anaknya. Jangan dibiarkan anak-anak meneruskan kebiasaan dan berperilaku yang kurang terpuji. Untuk itu, orang tua perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak, sehingga interaksi akan berjalan baik.
            Keenam, orangtua hendaknya senantiasa memantau pergaulan anak-anaknya, namun bukan berarti mengekang mereka. Karena tidak semua pergaulan baik untuk anak, hal ini sangat penting untuk mendukung kemajuan belajar anak. Anak-anak perlu dijauhkan dari pergaulan dengan anak-anak yang mempunyai perilaku yang tidak sehat.
            Ketujuh, orangtua hendaknya memasukkan anaknya ke sekolah yang baik, yaitu baik dari segi sarana maupun dari kualitas  para pendidiknya. Karena dengan kualitas sekolah yang baik, maka pendidikan anak akan berjalan dengan baik, sehingga perkembangan kecerdasan anak dapat tumbuh  secara maksimal.
            Kedelapan, orangtua hendaknya menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan  yang kurang baik, misalnya terlalu banyak mengkritik, hanya senang memerintah tanpa memperhatikan kepentingan anak, menganggap anak kecil terus, jika berdiskusi ingin menang sendiri, tidak membiarkan anak mengembangkan pengertiannya, dan menyuguhkan pengalaman-pengalaman yang kurang baik.
            Demikianlah beberapa hal yang patut diketahui para orangtua dalam mendidik anak. Disamping kemampuan intelektual, kondisi-kondisi di dalam keluarga sangat penting untuk mendukung keberhasilan belajar anak.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...