Selasa, 29 Oktober 2013

PINDAH KE BLITAR

RABU, 30 OKTOBER 2013

 Oleh : Devita Sari Kelas , VII A MTsN Angkinang

 Alhamdulillah wa syukurillah. Teman-teman yang Insya Allah setia menyimak segala pengalaman yang saya tulis ini. Alhamdulillah saya bisa menyampaikan pengalaman. Dengan tulisan saya sendiri.

            Disini saya akan menceritakan pengalaman yang tak terlupakan. Pengalaman pertama kali pindah. Ke kota dimana saya dilahirkan dan dibesarkan. Saya dan ayah akan pindah ke pulau Kalimantan.
            Pada tanggal 8 Februari 2012 saya harus pergi jauh dari pulau Jawa untuk mengikuti ayah pindah kerja. Saya pun harus menyimpan kenangan dimana saya dilahirkan dan dibesarkan di pulau Jawa.
            Kota Blitar penuh dengan kenangan. Malam berganti pagi, akupun harus segera berangkat. Karena pesawat yang nanti ayah dan  aku tumpangi berangkat pukul 09.30 WIB. Menuju ke Banjarbaru. Sungguh perasaan cemas, gelisah, dan haru disaat aku akan meninggalkan kota Blitar tanah kelahiranku. Saya berangkat ke bandara naik mobil.
            Apa yang terjadi kemudian ? Saya dan ayah tiba pukul 02.00 WIB dibandara Juanda Surabaya, Jawa Timur. Sungguh sangat menyedihkan. Karena ayah harus membeli tiket yang harganya lumayan mahal. Setelah saya dan ayah mengelilingi sekitar area bandara, tiba-tiba saya melihat ada uang Rp.300 ribu di depan masjid bandara. Ayah pun  tak ingin segera mengambilnya, tetapi ayah pergi untuk mengabarkan berita uang hilang itu kepada bagian informasi yang ada di sekitar bandara.
            Beberapa jam kemudian datanglah seorang ibu separo baya ini mengambil uangnya. Ibu ini tak langsung pergi. Tetapi malah member uang kepada ayah saya. Dengan wajah tersenyum ayah menolak. Karena ayah tahu ibu itu lebih membutuhkan. Karena disaat ibu itu mengambil uang miliknya. Yang terjatuh tadi. Ibu itu membawa dua anak yang masih kecil-kecil. Sore pun berganti malam. Setelah puas berjalan-jalan di area bandara. Ayah dan akupun beristirahat di depan masjid. Adzan Maghrib pun berkumandang. Kami segera mengambil air wudhu. Untuk shalat berjamaah di masjid. Setelah pukul 11.00 WIB saya dan ayah istirahat diatas gedung bandara. Tanpa memakai selimut dan bantal kami pun tidur dengan alas seadanya saja.
            Keesokan paginya saya da ayah segera membeli tiket. Lalu duduk di area penunggu. Jam jurusan Surabaya-Banjarmasin akan berangkat lebih awal yakni pukul 07.30 WIB. Sempat saya meneteskan airmata disaat saya berjalan menghampiri pesawat yang akan  membawa kami pergi jauh.
            Ayah bertanya kenapa menangis ? Akupun menjawab. Apakah nanti kita akan kembali ke pulau Jawa lagi. Insya Allah bila Allah member rejeki kepada kita. Kesedihan tak mungkin akan terus menggelayut. Kita harus melawan kesedihan itu dengan semangat dan tawakkal. Mohon maaf jika ada penulisan yang salah atau kata-kata yang salah.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...