Oleh : Devita Sari Kelas , VII A MTsN Angkinang
Alhamdulillah wa syukurillah. Teman-teman yang Insya Allah setia menyimak segala pengalaman yang saya tulis ini. Alhamdulillah saya bisa menyampaikan pengalaman. Dengan tulisan saya sendiri.
Disini
saya akan menceritakan pengalaman yang tak terlupakan. Pengalaman pertama kali
pindah. Ke kota dimana saya dilahirkan dan dibesarkan. Saya dan ayah akan
pindah ke pulau Kalimantan.
Pada
tanggal 8 Februari 2012 saya harus pergi jauh dari pulau Jawa untuk mengikuti
ayah pindah kerja. Saya pun harus menyimpan kenangan dimana saya dilahirkan dan
dibesarkan di pulau Jawa.
Kota
Blitar penuh dengan kenangan. Malam berganti pagi, akupun harus segera
berangkat. Karena pesawat yang nanti ayah dan
aku tumpangi berangkat pukul 09.30 WIB. Menuju ke Banjarbaru. Sungguh
perasaan cemas, gelisah, dan haru disaat aku akan meninggalkan kota Blitar tanah
kelahiranku. Saya berangkat ke bandara naik mobil.
Apa
yang terjadi kemudian ? Saya dan ayah tiba pukul 02.00 WIB dibandara Juanda
Surabaya, Jawa Timur. Sungguh sangat menyedihkan. Karena ayah harus membeli
tiket yang harganya lumayan mahal. Setelah saya dan ayah mengelilingi sekitar
area bandara, tiba-tiba saya melihat ada uang Rp.300 ribu di depan masjid
bandara. Ayah pun tak ingin segera
mengambilnya, tetapi ayah pergi untuk mengabarkan berita uang hilang itu kepada
bagian informasi yang ada di sekitar bandara.
Beberapa
jam kemudian datanglah seorang ibu separo baya ini mengambil uangnya. Ibu ini
tak langsung pergi. Tetapi malah member uang kepada ayah saya. Dengan wajah
tersenyum ayah menolak. Karena ayah tahu ibu itu lebih membutuhkan. Karena disaat
ibu itu mengambil uang miliknya. Yang terjatuh tadi. Ibu itu membawa dua anak
yang masih kecil-kecil. Sore pun berganti malam. Setelah puas berjalan-jalan di
area bandara. Ayah dan akupun beristirahat di depan masjid. Adzan Maghrib pun
berkumandang. Kami segera mengambil air wudhu. Untuk shalat berjamaah di
masjid. Setelah pukul 11.00 WIB saya dan ayah istirahat diatas gedung bandara.
Tanpa memakai selimut dan bantal kami pun tidur dengan alas seadanya saja.
Keesokan
paginya saya da ayah segera membeli tiket. Lalu duduk di area penunggu. Jam
jurusan Surabaya-Banjarmasin akan berangkat lebih awal yakni pukul 07.30 WIB.
Sempat saya meneteskan airmata disaat saya berjalan menghampiri pesawat yang
akan membawa kami pergi jauh.
Ayah
bertanya kenapa menangis ? Akupun menjawab. Apakah nanti kita akan kembali ke
pulau Jawa lagi. Insya Allah bila Allah member rejeki kepada kita. Kesedihan
tak mungkin akan terus menggelayut. Kita harus melawan kesedihan itu dengan
semangat dan tawakkal. Mohon maaf jika ada penulisan yang salah atau kata-kata
yang salah.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar