Kamis, 17 Oktober 2013

PERAN ORANGTUA MEMPERSIAPKAN ANAK UNTUK SEKOLAH

JUM'AT, 18 OKTOBER 2013

 Anak-anak sedang berangkat sekolah. (Foto:Ananda Perdana Anwar)


Membantu anak agar berhasil di sekolah merupakan tugas yang mudah apabila anak benar-benar mau belajar. Kenyataannya, apabila anak mempunyai hasrat belajar yang kuat, dan berkeyakinan kuat bahwa bersekolah itu penting, maka keberhasilan anak terjamin. Tetapi sikap seperti itu jarang sekali timbul secara alami. Sikap itu harus dipupuk, bukan merupakan warisan dan pengembangan sikap positif terhadap sekolah dalam diri anak merupakan tugas orangtua.
            Kita ketahui bahwa tidaklah mudah membuat anak menyukai belajar. Ada anak yang suka belajar, adapula yang tidak suka melakukannya. Apabila anak tidak suka belajar, tetapi mempunyai motivasi kuat untuk berhasil, maka orangtua dapat membantunya karena anak masih punya kesempatan yang besar. Karena bersekolah adalah proses untuk memenuhi persyaratan formal sehingga memungkinkan seorang anak berhasil dalam menjalaninya. Jadi tujuan orangtua adalah menanamkan sikap positif dalam diri anak dan memotivasinya agar berprestasi baik di sekolah.

            Ada banyak hal yang dapat dilakukan orangtua dalam mempersiapkan anak memasuki sekolah. Dalam hal ini yang terpenting adalah mengembangkan sikap anak sedemikian rupa hingga anak senang masuk sekolah. Berikut ini ada beberapa saran yang perlu dipahami para orangtua :

            Pertama, membicarakan sekolah dengan anak secara positif. Hal ini dapat dilakukan ketika sedang berkumpul dengan anak atau ketika menonton TV yang menayangkan anak-anak pergi ke sekolah. Tentunya orangtua telah meneliti dan mengetahui kualitas dari sekolah yang akan dimasuki anaknya. Hal ini penting karena, kulaitas sekolah sangat berkaitan langsung dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak. Bila kualitas sekolah dari segi prasarananya  kurang mendukung keberhasilan proses belajar, maka pengembangan kemampuan anak akan tidak maksimal demikian pula dengan tenaga pendidiknya.

            Kedua, menjelang masa memasuki sekolah, mulailah kegiatan sehari-hari di rumah yang akan mendukung bersekolah. Semua kegiatan ini bisa meliputi aturan yang lebih ketat mengenai waktu tidur, saat tenang untuk membaca, waktu bermain nantinya dapat dijadikan saat mengerjakan pekerjaan rumah.

            Ketiga, memperkenalkan anak dengan perpustkaan. Orangtua dapat menjelaskan pentingnya perpustakaan dalam mendukung keberhasilan belajar.

            Ketiga, orangtua harus menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari sekolah yang akan dimasuki anaknya. Dalam hal ini bila anak menyukai sekolah yang telah dipilihkan orangtua, tentunya sesudah mendengar keinginan anak, agar anak mengetahui informasi tentang sekolah itu.

            Keempat, menciptakan komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi adalah salah satu langkah yang penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir dengan baik. Komunikasi yang berlangsung sehari-hari dirumah dapat membantu mengajar anak cara berpikir.

            Anak yang biasa diajak bercakap dan didengar sesuai dengan kecerdasannya sewaktu kecil cenderung dapat berpikir lebih baik ketika ia sudah besar. Gunakanlah waktu untuk menerangkan dan mendengarkan apa yang dikatakannya. Yang paling penting adalah jangan memandang rendah kemampuan anak dalam memahami apa yang orangtua ucapkan. Tujuannya adalah mendorong dan mengharuskan anak mengutarakan apa yang dipikirkannya, sehingga dapat membantunya belajar menjadi pemikir yang lebih handal.

            Kelima, jangan memandang rendah kemampuan anak. Banyak orangtua yang tidak mempercayai bahwa bayi memahami sepenuhnya apa yang dikatakan pada mereka. Sebenarnya, kemampuan anak memahami berkembang lebih cepat daripada kemampuannya mengungkapkan apa yang dipikirkannya secara verbal.

            Keenam, membantu memecahkan masalah. Salah satu hal terpenting yang dapat orangtua lakukan ialah mendorong anak memecahkan sendiri masalahnya. Kemampuan berpikir didahului oleh mempelajari keterampilan memecahkan masalah secara efektif. Tugas orangtua adalah menuntunnya dengan mengajaknya berkomunikasi ; menganalisis apa yang sedang dilakukannya, membantunya menilai sumber daya yang dimilikinya dan membantunya menilai sendiri hasilnya. Meminta anak mengerjakan pekerjaan sehari-hari di rumah dan mematuhi aturan yang bermanfaat untuk membantunya berpikir, karena dia harus mampu memecahkan masalah. Dengan demikian orangtua membantu anak belajar bertanggung jawab. Itulah sebabnya mengapa diantara rasa bertanggung jawab anak dan keberahasilan di sekolah terdapat korelasi yang erat.

            Ketujuh, agar berhasil di sekolah diperlukan berbagai keterampilan yang dapat dipelajari dan dimantapkan di rumah, yaitu :

1.Mendengarkan adalah keterampilan yang dapat orangtua ajarkan kepada anak dengan menyuruhnya memperhatikan apa yang harus orangtua katakan, dan dengan memperhatikan apa yang harus dikatakannya.

2. Ulet adalah keterampilan yang akan dipelajari anak bilamana orangtua mewajibkannya menyelesaikan apa yang telah dimulainya dan tetap mengerjakannya meskipun sulit.

3.Memperhatikan hingga ke hal-hal kecil dipelajari ketika orangtua menjelaskan patokan, mengajar anak mengerjakan segala sesuatu dengan benar dan memantau pelaksanaannya secara teratur.

4.Kemampuan bergaul merupakan keterampilan bergaul dengan sesama. Anak mempelajari keterampilan ini dari pergaulan yang kaya dan memuaskan dengan orang-orang dari berbagai usia dan dalam berbagai situasi. Beri anak kesempatan bergaul sesering mungkin.

5.Mempercayai adalah keterampilan yang dipelajari anak dengan berada didekat orang-orang yang dapat dipercaya mereka sering berjanji dan menepatinya, mereka tidak menjejali anak dengan informasi yang salah atau membohongi anak. Apabila anak tidak belajar mengetahui kapan ia dapat mempercayai orang dewasa dan kapan tidak, maka ia akan sulit mempercayai guru dan menerima apa yang dikatakannya.

6.Keluwesan merupakan sifat yang dimiliki anak setelah memiliki pengalaman yang luas dan beraneka ragam dalam hidup. Orangtua tidak perlu kaya atau berpendidikan untuk mendukung, mendorong dan member anak beraneka pengalaman yang layak dimasa anak-anak.

7.Disiplin diri adalah keterampilan untuk mampu berpikir sebelum bertindak, untuk mengendalikan bertindak, untuk mengendalikan emosi dan tindakan agar berhasil dalam menyelesaikan tugas. Anak dapat belajar disiplin diri dengan hidup bersama orangtua yang memiliki disiplin diri dengan menekankan perilaku baik dan berbagi tugas dalam rumah.

            Semua keterampilan ini tidak hanya merupakan dasar dari proses menyiapkan anak masuk sekolah, melainkan juga penting bagi perkembangan anak secara sehat. Namun hal yang paling penting adalah anak tidak akan mempelajari semua keterampilan ini kecuali orangtua memberinya teladan.***

1 komentar:

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...