Dugal sering jalan-jalan ke kampung Ambarai,
Karang Jawa, Kecamatan Padang Batung. Berjarak sekitar 6 kilometer dari
Angkinang Selatan, tempat tinggal Dugal. Banyak pohon kelapa dan persawahan
sepanjang mata memandang. Dugal singgah di sebuah rampa, untuk istirahat dan berbincang dengan warga setempat.
Petani itu mengaku pernah manyuar, mencari ikan di areal
persawahan yang airnya surut dengan penerang lampu pada malam hari. Singkat
cerita, banyak ikan yang didapat oleh petani itu seperti haruan, papuyu, dsb. Karena
sudah dirasa cukup hasilnya, petani itu beranjak pulang. Saat di tengah jalan,
masih di areal persawahan, ada terjadi keanehan.
Petani itu mendengar suara seperti seorang
perempuan tengah menangis. Lantas petani itu mencari asal suara tersebut. Lampu
dan sinter ia arahkan ke tempat yang diduga asal suara perempuan menangis itu.
Namun hanya suara saja, sosok makhluknya tak ada.
Di saluran irigasi petani itu berhenti,
mencuci kaki yang berlumpur. Namun alangkah kagetnya di gubuk dekat saluran
irigasi, tengah duduk sesosok makhluk aneh. Saat disapa malah menghilang, yang tersisa
hanya suara tangisan perempuan yang kembali didengar oleh petani itu. Petani
itu bergegas meninggalkan tempat itu, lantas pulang ke rumah. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar