[RABU,
03-04-2019]
>Akhirnya kayu bapangkih itu datang juga. Rabu petang jelang shalat Ashar, Yudi Mandampa
membawa satu gerobak kayu bapangkih
dari pohon karet yang saya beli Rp 100 ribu. Ada sekitar 250 pangkih kayu yang diantar Yudi, kalau
satu pangkihnya Rp 400. Sudah seperti
langganan membeli kayu bakar ke tempat Yudi. Karena ibu saya memasak nasi,
merebus air, dsb, dengan kayu bakar, tidak pakai gas.
>Saya tak habis pikir, kenapa anak
ayam yang satu ini susah sekali ditangkap, untuk dimasukkan ke kandang. Sementara
lima ayam lain sudah dimasukkan dengan tenangnya. Untuk itu saya biarkan saja sampai
malam, sebagai bentuk hukuman, saat pulang shalat Maghrib baru bisa dimasukkan
ke kandang.
>Kupu-kupu cokelat pertanda apa?
Malam Kamis setelah shalat Maghrib melayang-layang di ruang Langgar Al Kautsar
hingga ke tirai kain pembatas shalat laki-laki dengan perempuan. Juga hinggap
di karpet sajadah bagian tengah Langgar.
>Ada urang mamasang napakah malam Kamis di depan Apotek Ari Angkinang
Selatan.
>Jalan-jalan Sungai Kupang ke Wawaran.
>Ke kios Ida malam Kamis beli Teh Gelas, Aqua, dan mie instan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar