Senin, 14 Oktober 2019

Diary : Penggemar Burung, Perjuangan Hidup, dan Pernah ke Palembang

Selasa, 15 Oktober 2019

[SENIN, 30-05-2011]

>Amin H Atur penggemar burung berkicau asal kampung saya. Setiap hari ia dengan tekun dan telaten menjaga burung peliharaan yang diletakkan di dua sangkar di depan rumah.

>Tak pernah ingin kudengarkan kata-kata ini keluar dari mulutnya : tahi lambuan wan buringisan.

>Petualangan adrenalin Julia Perez ke pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya ke Kabupaten Landak. Mandi tengah malam.

>Kenapa mesti kau abaikan suruhan orangtuamu.

>Mengebirikan diri.

>Mereka membicarakan tentang kejelekanku. Kenapa mesti. Perjuangan hidup.

>Saatnya berumah tangga.

>Jiwa anak lebih penuh semangat, laki-laki. Sementara perempuan senang menanam dan badadangar.

>Tidak apa-apa kita begini. Inilah rumah kami. Rumah tanpa kamar mandi dan WC. Supan bila urang datang bailang.

>Suatu malam di Durian Rabung, Kecamatan Padang Batung. Peserta Napak Tilas menginap di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Durian Rabung. Usai mandi saya ke warung depan. Memesan teh es. Ternyata yang jaga berkeluarga dengan ibu Nurhamidah. Namanya Siti. Pernah ke Palembang, Sumatera Selatan ikut Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Mahassiswa Islam (HMI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)