Ada beberapa kendala yang saya hadapi
selama ini dalam beternak ayam kampung. Diantaranya modal yang kurang, kendala
pemeliharaan anak ayam yang dilepas dimakan kucing
kuyangan. Kurang modal itu untuk biaya pembelian bibit ayam, pakan dan
kandang.
Padahal sesungguhnya memelihara ayam kampung
itu cukup menjanjikan. Contohnya saat membutuhkan duit untuk sesuatu keperluan, kita tinggal memanggil pambalantikan ayam yang lewat di jalan,
untuk membeli ayam yang kita miliki. Berarti untuk masalah pemasaran ayam
kampung tak ada masalah.
Satu ekor ayam kampung betina, satu
tahun empat kali periode bertelur. Satu periode bertelur mencapai 10 butir.
Jadi setahun bisa mencapai 40 butir. Bagaimana kalau kita mempunyai lebih dari
satu ayam kampung betina? Kalikan saja dalam satu tahun. Berarti beternak ayam
kampung memiliki fakta nyata cukup menguntungkan.
Faktor alam atau cuaca bisa mempengaruhi
kesehatan ayam. Ada saatnya ayam kampung garingan.
Semangat beternak ayam menjadi jatuh, Karena melihat ternak ayam sakit-sakitan
hingga berujung kepada kematian. Melihat tayangan di Youtube, tentang budidaya ternak ayam kampung, saya kembali menggebu
untuk menjalankannya.
Apakah bisa saya melakukan itu? Butuh banyak
dana untuk menggapainya. Karena dana lebih penting untuk keperluan sehari-hari.
Saya panjatkan do’a dan usaha untuk mengapainya. Mudahan saja bisa nyata adanya,
banyak beternak ayam kampung hingga ribuan ekor jumlahnya.
Saya membayangkan di belakang rumah saya
setiap pagi dan sore memberi makan ayam yang jumlahnya ribuan itu. Suasana
ramai, hiruk pikuk suara ayam. Karena saya senang melihat ayam kampung dan
memeliharanya. Saya akan berusaha keras untuk memenuhi harapan itu, walau
dengan jalan terjal yang mesti saya hadapi. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar