[SELASA, 09-04-2019]
>Kata Mardikani, Dayat anaknya
tinggal di Amparaya, tempat isterinya. Sekarang bekerja di tambang, sudah beberapa
bulan. Dulu Dayat saya ketahui bekerja di perusahaan seluler, sering bawa mobil
yang ada tulisan nama tempat bekerja itu.
>Merasa berada di atas angin, saat
berjalan menyusuri setiap sudut di Pasar Pantai Hambawang. Ada banyak yang
dijual pedagang, mulai ikan segar, ikan kering, sayuran, pisang, jagung, dll.
>Imam shalat Dzuhur Selasa siang H
Mastur, Muazin Rasyidi. Ma’mum saya, Yus’an, Amud, Rizal, Harmuni, Iful Dayah,
H Imi, dll.
>Di Pasar Pantai Hambawang terlihat
satu lapak yang dijaga seorang perempuan, tempat penukaran uang lusuh atau rusak.
Saya cukup memandang saja, tak singgah. Mungkin pedagang itu bekerjasama dengan
bank dalam usahanya. Dalam pikiran saya uang lusuh Rp 100 ribu, dihargai dengan
Rp 80 ribu, atau Rp 90 ribu. Rp 10 ribu adalah keuntungan yang didapat pedagang
itu. Sah-sah saja sepanjang tak ada yang dirugikan. Senang sama senang.
>Pagi Selasa lewat Jal Timbuk Ril.
Tampak kakanakan MTsN 3 HSS yang perempuan
naik motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar