Liwar tupang sudah kalakuan urangnya
bau tak sedap menyebar kemana mana
jangan inda musti dalam hidup
jalan hidup sepenuh nyata
hidup butuh kepastian
Punya kesibukan tapi tak dianggap
kita tak boleh lelah jadi pemenang
kesedihan sembilu meretas ambigu
perempuan itu tak malu jadi sopir angkot
Demi sebuah kepentingan bersama
agar tercampur aduk dengan rata
kau rasa harus menata
aku bukan bintang di langit
Anugerah Cinta Bersama Wali
bulan depan Marzuki ampih memungut iuran
teve kabel
Digantikan dengan yang lain karena ia
sibuk
demi kepuasan diri yang mendera
sang pesohor dilajur pesimistis
Tenteram rahayu mendayu kemayu
ini bulan indah saling bersinergi
mungkin pijakan meredakan sekali samustawa
membangun jati diri yang gamang
Sepenuh canda menderai rayu jumawa
hakikat petualangan diri yang canda
dari padu padan suara gerimis
Lelaki lelaki dinamis membaur semburat
dari peraman lagu lagu sepenuh tirani
menggapai diri meramu janji yang pasti
lelaki yang terus meresapi setiap hari
Lelaki yang terus rindu sunyi di inti
diri
agar hidup jadi semakin berguna
desah rindu memberangus sendu
om telolet om telolet
Kau retas janji semusim menguji
tak enak hati ke Barabai
mencari tempat untuk bersunyi diri
teman perempuan saling berbagi
redup rasa jumawa menerka
bersih diri terusir menyisir
Dera dendam destinasi menderma
aku ingin terus berbuat lebih sempurna
tak ditulis tak apa
Melabuhkan sunyi di deraan kelam
ritual malam memagut simpati intonasi
dari rekah nikmat menjemba kalimat
Kandangan,
22 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar