Kamis, 09 Januari 2014

EMPAT JEMBATAN HANCUR

JUM'AT, 10 JANUARI 2014

Bencana banjir tidak cuma terjadi di Kota Banjarbaru. Di daerah Banua Anam pun mengalami musibah serupa. Salah satunya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kamis (9/1) sekira pukul 02.30 dinihari hingga pukul 06.00, Kecamatan Loksado dihantam banjir bandang. 

Akibat hantaman banjir ini, empat jembatan penghubung yang ada di Loksado rusak berat. Selain itu, puluhan rumah juga rusak dan puluhan lainnya terendam dengan ketinggian mencapai satu meter.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan,  sebelum air bah datang terlebih dahulu terdengar suara bergemuruh. Selanjutnya beberapa menit kemudian, air dari puncak gunung turun dengan sangat derasnya. Melihat datangnya air yang tiba-tiba, beberapa warga yang masih terjaga langsung berteriak-teriak membangunkan warga yang sedang terlelap.
Upaya warga yang berteriak membuahkan hasil, warga yang masih tertidur terbangun. Sayangnya, air begitu cepat datangnya, sehingga banyak perabot dan perkakas terendam. Bahkan ada pula yang hanyut terbawa arus yang deras.
Kejadian begitu cepat terjadi hanya hitungan menit, air bah sudah memenuhi seluruh kecamatan Loksado dengan ketinggian yang cukup mengerikan. Ditambah lagi derasnya arus yang kuat, membuat warga semakin dihantui rasa cemas.
Kecemasan semakin bertambah-tambah, ketika terdengar teriakan bahwa beberapa rumah rusak dan hanyut terbawa arus air. Apalagi suara gemuruh air yang datang  dari pegunungan sangat keras, membuat suasana semakin mencekam. Tidak sampai disitu, teriakan-teriakan dari sejumlah warga yang memanggil sanak saudaranya juga terdengar saling bersahutan. Diselingi dengan suara kerasnya hantaman air terhadap jembatan yang membentang di atas Sungai Amandit.
Setelah beberapa kali mendapatkan hantaman air, akhirnya jembatan gantung yang panjangnya sekitar 25 meter dengan lebar 1,5 meter yang menghubungkan Desa Loksado dengan Loksado seberang putus dan hanyut terbawa arus. Setelah memutuskan satu jembatan gantung. Air terus mengganas dan kembali memutuskan jembatan penghubung yang berjarak sekitar 500 meter dari jembatan gantung pertama. Kali ini, jembatan yang hancur ini memiliki lebar 3 meter dengan panjang 12 meter.
Setelah berhasil menghancurkan jembatan yang besar, air yang cukup deras juga menghantam jembatan gantung yang ada di ujung Desa Loksado. Kali ini, jembatan gantung yang dihancurkan oleh air memiliki panjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter. Jembatan ini, adalah jembatan yang menghubungkan antara Desa Loksado dengan Desa Kamawakan, Desa Malaris dan Desa Loklahung.  Akibat putusnya jembatan ini, masyarakat yang ada di tiga desa tersebut terisolir. Selain ketiga jembatan ini hancur, satu jembatan lagi yang ada di Desa Haratai juga hancur akibat diterjang air bah yang cukup besar.
Masih dari informasi yang didapat Radar Banjarmasin, air yang merendam Desa Loksado ini, hanya berlangsung tiga jam. Namun cukup membuat masyarakat ketakutan dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Beruntung, datangnya air bah tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.   
Dari keterangan Apan salah seorang warga Loksado mengatakan, pada malam datangnya air bah, warga desa Loksado nyenyak-nyenyaknya tidur. Sehingga banyak perabot yang tidak dapat diselamatkan. Selain perabot, sejumlah kendaraan bermotor dan mobil juga ikut terendam. Bahkan ratusan ton karet hasil sadapan pun ikut hilang terbawa arus. “Datangnya air bah pada malam hari, ketika semua warga sudah terlelap,” ujarnya sambil merapikan rumah.***
Sumber : Radar Banjarmasin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanaman Bambu di Desa Angkinang Selatan Rabu Pagi

 Ahad, 24 November 2024 Tanaman bambu yang tumbuh di sekitaran RT 3 Desa  Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Sela...