Bencana banjir tidak cuma terjadi di Kota Banjarbaru. Di daerah Banua
Anam pun mengalami musibah serupa. Salah satunya Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Kamis (9/1) sekira pukul 02.30 dinihari hingga pukul 06.00,
Kecamatan Loksado dihantam banjir bandang.
Akibat hantaman banjir ini, empat jembatan penghubung yang ada di
Loksado rusak berat. Selain itu, puluhan rumah juga rusak dan puluhan
lainnya terendam dengan ketinggian mencapai satu meter.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, sebelum
air bah datang terlebih dahulu terdengar suara bergemuruh. Selanjutnya
beberapa menit kemudian, air dari puncak gunung turun dengan sangat
derasnya. Melihat datangnya air yang tiba-tiba, beberapa warga yang
masih terjaga langsung berteriak-teriak membangunkan warga yang sedang
terlelap.
Upaya warga yang berteriak membuahkan hasil, warga yang masih tertidur
terbangun. Sayangnya, air begitu cepat datangnya, sehingga banyak
perabot dan perkakas terendam. Bahkan ada pula yang hanyut terbawa arus
yang deras.
Kejadian begitu cepat terjadi hanya hitungan menit, air bah sudah
memenuhi seluruh kecamatan Loksado dengan ketinggian yang cukup
mengerikan. Ditambah lagi derasnya arus yang kuat, membuat warga semakin
dihantui rasa cemas.
Kecemasan semakin bertambah-tambah, ketika terdengar teriakan bahwa
beberapa rumah rusak dan hanyut terbawa arus air. Apalagi suara gemuruh
air yang datang dari pegunungan sangat keras, membuat suasana semakin
mencekam. Tidak sampai disitu, teriakan-teriakan dari sejumlah warga
yang memanggil sanak saudaranya juga terdengar saling bersahutan.
Diselingi dengan suara kerasnya hantaman air terhadap jembatan yang
membentang di atas Sungai Amandit.
Setelah beberapa kali mendapatkan hantaman air, akhirnya jembatan
gantung yang panjangnya sekitar 25 meter dengan lebar 1,5 meter yang
menghubungkan Desa Loksado dengan Loksado seberang putus dan hanyut
terbawa arus. Setelah memutuskan satu jembatan gantung. Air terus
mengganas dan kembali memutuskan jembatan penghubung yang berjarak
sekitar 500 meter dari jembatan gantung pertama. Kali ini, jembatan yang
hancur ini memiliki lebar 3 meter dengan panjang 12 meter.
Setelah berhasil menghancurkan jembatan yang besar, air yang cukup
deras juga menghantam jembatan gantung yang ada di ujung Desa Loksado.
Kali ini, jembatan gantung yang dihancurkan oleh air memiliki panjang 30
meter dengan lebar 1,5 meter. Jembatan ini, adalah jembatan yang
menghubungkan antara Desa Loksado dengan Desa Kamawakan, Desa Malaris
dan Desa Loklahung. Akibat putusnya jembatan ini, masyarakat yang ada
di tiga desa tersebut terisolir. Selain ketiga jembatan ini hancur, satu
jembatan lagi yang ada di Desa Haratai juga hancur akibat diterjang air
bah yang cukup besar.
Masih dari informasi yang didapat Radar Banjarmasin, air yang merendam
Desa Loksado ini, hanya berlangsung tiga jam. Namun cukup membuat
masyarakat ketakutan dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Beruntung, datangnya air bah tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Dari keterangan Apan salah seorang warga Loksado mengatakan, pada
malam datangnya air bah, warga desa Loksado nyenyak-nyenyaknya tidur.
Sehingga banyak perabot yang tidak dapat diselamatkan. Selain perabot,
sejumlah kendaraan bermotor dan mobil juga ikut terendam. Bahkan ratusan
ton karet hasil sadapan pun ikut hilang terbawa arus. “Datangnya air
bah pada malam hari, ketika semua warga sudah terlelap,” ujarnya sambil
merapikan rumah.***
Sumber : Radar Banjarmasin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar