Perpustakaan Darul Fikri MTsN Angkinang memiliki koleksi buku yang paling sering dibaca oleh siswa. Selain karena jumlahnya terbatas, hanya sebuah. Juga karena merupakan buku lama yang terbit sekitar tahun 1990-an. Yakni buku Pesona Kalimantan Selatan. Buku itu merupakan hadiah dari Pemprov Kalsel untuk MTsN Angkinang.
Foto-foto yang memuat tentang Kalsel menarik perhatian siswa untuk diketahui dan dicermati. Buku setebal 264 halaman terbit dimasa pemerintahan Gubernur Kalsel Ir. HM. Said. Buku tersebut berukuran panjang 35 cm dan lebar 25 cm.
Salah seorang siswa MTsN Angkinang, M. Fauzan Nafarin, siswa Kelas VIII D, sangat menyukai buku ini. Ia terlihat membolak-balik buku itu di ruang baca Perpustakaan Darul Fikri saat jam istirahat. “ Dengan buku ini wawasan dan pengetahuan saya tentang Kalsel,” kata Fauzan.
Yang disukai Fauzan pada buku Pesona Kalimantan Selatan antara lain pada halaman 112-133. “ Pada halaman tersebut diulas tuntas tentang budaya masyarakat pegunungan Meratus, terutama tentang Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ada foto orang membuat lanting paring, balai Dayak Meratus, kehidupan masyarakat Loksado, kesenian Dayak Meratus, dan ritual keagamaan,” tutur Fauzan.
Sementara itu salah seorang pengelola Perpustakaan Darul Fikri, Mahmudin, berharap buku tersebut bisa dijaga bersama-sama jangan sampai rusak. “Buku itu tidak boleh dibawa pulang. Hanya dibaca di Perpustakaan saja. Selesai dibaca oleh siswa biasanya saya simpan di lemari khusus. Bila ada yang ingin membaca baru dikeluarkan,”ujar Mahmudin. (akhmad husaini)
Foto-foto yang memuat tentang Kalsel menarik perhatian siswa untuk diketahui dan dicermati. Buku setebal 264 halaman terbit dimasa pemerintahan Gubernur Kalsel Ir. HM. Said. Buku tersebut berukuran panjang 35 cm dan lebar 25 cm.
Salah seorang siswa MTsN Angkinang, M. Fauzan Nafarin, siswa Kelas VIII D, sangat menyukai buku ini. Ia terlihat membolak-balik buku itu di ruang baca Perpustakaan Darul Fikri saat jam istirahat. “ Dengan buku ini wawasan dan pengetahuan saya tentang Kalsel,” kata Fauzan.
Yang disukai Fauzan pada buku Pesona Kalimantan Selatan antara lain pada halaman 112-133. “ Pada halaman tersebut diulas tuntas tentang budaya masyarakat pegunungan Meratus, terutama tentang Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ada foto orang membuat lanting paring, balai Dayak Meratus, kehidupan masyarakat Loksado, kesenian Dayak Meratus, dan ritual keagamaan,” tutur Fauzan.
Sementara itu salah seorang pengelola Perpustakaan Darul Fikri, Mahmudin, berharap buku tersebut bisa dijaga bersama-sama jangan sampai rusak. “Buku itu tidak boleh dibawa pulang. Hanya dibaca di Perpustakaan saja. Selesai dibaca oleh siswa biasanya saya simpan di lemari khusus. Bila ada yang ingin membaca baru dikeluarkan,”ujar Mahmudin. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar