Sepenggal kisah dari tanah kesumat
mampu meretas janji-janji yang terdalam
lewat beragam aturan yang menghamba
sekelabat janji mengungkit ambisi
dari gerusan cahaya yang terus mendendam
rela pergi seorang diri
Hikayat
hakikat melayat kesumat
persembahan terbaik untuk semua
merangkai janji sepenuh purnama
bila nanti akan tiba waktunya
linangan airmata tanpa ganggu
Batas
ilmu batas semua
jangan pernah mentertawakan nasib
bila semua butuh kesunyian
seringkali kealpaan meneriapkan syak
wasangka
menulis dibatas retas
Lewat
senyum manis terus mengembang
dari sandera jiwa menerawang kuasa
perputaran imajinasi menukik tradisi
kamuflase rindu saling menunggu
Menyaksikan
ketiadaan diri meretas sembilu
yang kerap hadir penuh sumpah serapah
hadir keping hati yang sembunyi
mementas sembilu jalan yang tak perlu
arah
demi sesuap nasi yang kau harapkan
karena semua sudah saling menentukan
Jangan
ganggu aku bila semua berlalu
pemandangan yang begitu indah
aku akan terus mengharapkan semua itu
dia malu datang disini
Menemani
setia perjalanan penuh gejolak
dibatas penghambaan diri yang merana
beri banyak waktu tentang semua ini
memikat suara bersama lagu bersemi
Kandangan,
17 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar