Sabtu, 28 Desember 2019
DATA KUMPULAN PUISI
Judul : Senandung Rindu Angkinang Terkenang
Penulis : Akhmad Husaini
Penerbit : Self Publishing
Terbitan : 28 Desember 2019
Akhmad Husaini
WATAK NURANI TERBIAS ASUMSI RINDU
TENTERAM HATI
Pendam isyarat kelabu puncak kehendak tak bertepi
sadar akan kekurangan ada menempati cahaya sepi
watak nurani terbias asumsi rindu tenteram hati
filosopi tenteram kemayu satire menikam bakti
gemuruh hentak perdaya dengan hal seperti itu
sikap sabar mesti kau jalani sebaik mungkin
semangat untuk terus berani berubah jadi baik
igau taktis kumandang merisau ikatan terjalin
Kandangan, 8 November 2019
Akhmad
Husaini
KEGELISAHAN
MENERAWANG JANJI PEDIH
Jangan pernah menyerah jalani waktu
memendam segala aturan penuh lirih
jangan sampai terlalu berlebihan hidup
jangan takut merencana hasil kebosanan
sadar akan segala kekurangan merenda
asal tiada saling mengurai lelakon ambisi
Kegelisahan menerawang janji pedih
simpul niscaya gemuruh rindu padu
aku memang tak akrab dengannya
dalam aturan memantang mimpi indah
pandai sekali menoleh arah lain
hilang dari peredaran ditelan waktu
aku adalah pemimpi cukup ganas
Terbiasa hidup dalam kemiskinan
hasrat untuk selalu menjadi penting
tak saling menyapa enggan menyerta
mewujudkan harap dengan sepenuh nyata
rindu seperti dulu lagi adanya
saling ceria dalam kebersamaan intim
Memasukkan segala ambisi tempias bakti
masih ada terus usaha memendam wacana
tak satu ada keterpaksaan memaknai semua
tegas sengkarut diri kenangan bergema
renjana meminang kenangan nafiri kelana
ingin menoreh diri ke jalan sementara
Kandangan, 20 Agustus 2019
Akhmad Husaini
SENANDUNG
RINDU ANGKINANG TERKENANG
Tegas sempurna kehendak menampak makna
kekuatan penuh menyingkap upaya merdu
kepekaan simpul lagu juwita merana
retas naluri bijak kian langgam poranda
menebar segala manfaat terbias seksama
langgam notasi waktu menyerta sensasi
Nyanyi rindu Angkinang terkenang
terpa lagu ambigu semakin kentara
ingin selalu tegas wacana mengusik tenang
menegas wacana harapan bimbang
menjadi semacam keharusan menumpah arti
dukung sesuatu jadi lebih baik lagi
kenduri senada arus memuncak tingkah
Mengacu pada banyak ketetapan menerpa
semakin senang dalam kekinian
tentu itu kesan tak pernah terlupakan
mendekap sendu selera aksi menumpu
kau tahu segala mematri kian jompak
teguh pengharapan kenangan mencerna
Dalam diam kecamuk rasa membahana
tabiat diri saling berpendam rasa
ingin selalu saling memantau tentu
kian bisa menebar dengan seksama
dalam sunyi semua memendar sejuta rasa
menghela impian teguh berpendaran
Kandangan, 15 Agustus 2019
Akhmad
Husaini
KUMANDANG
ARUS BERTAUT LANJUT CEMBERUT
Menghalau sangka dengung penuh cerita
siasat diri terkekang poranda sempana
selalu ingat akan keadaan tampak ceria
sadar konotasi tabiat potensi menggema
remuk redam prahara tersangkut purnama
mungkin belum waktunya terus bersabar
Kumandang arus bertaut lanjut cemberut
bentang komando mengerti keadaan
terbuai membelai kelindan rentak
senada arus mengurai peranan gundah
mengenalmu adalah hal paling indah
apalagi kalau semua lebih dekat lagi
selaksa intim mengedepankan elegi
Ini tempat pandang paling indah di dunia
petuah singkap kerinduan penuh wibawa
tahta gemulai meretas irama restu
aku tak ingin mendengar tentang itu
senandung sumbang nyanyian tentu
tentang kemesraan melayang rimba benalu
Pernah menakar semakin padu adanya
upaya nalar kenduri penuh makna
sempurna rindu menjadi mutiara
dedikasi tinggi reaksi penuh romantis
mencerna perlakuan khas kian statis
tarian terindah kupu-kupu pagi cerah
Kandangan, 14 Agustus 2019
Akhmad
Husaini
ARUS PADANAN DIRI TERBUAI RANUM IMAJINASI
Berpicu naluri intim saling berkejaran
menimpa jejak kelan kian pendam
siasat diri mengurai lantunan pualam
aktualisasi jemu menopang intisari
mencumbu lamunan hegemoni berpatut diri
merintih sendu igauan kian ritmis
Arus padanan diri terbuai ranum imajinasi
jalan nyata tabik seputar lagu konotasi
retas kehendak nafiri mewangi
sentimen arus deras berpagut ilusi
hakikat menancap jangan lupa akan segala
serupa sesalan pengulangan begitu dahsyat
datang dengan sepenuh harap melindap
Serpih tendensi lagu rindu kondisi
terbilang sangka nyanyi rindu memadu
merenung tentang kehidupan sudah bernalar
penghantar semu arus berbias
kehendak mengultus niscaya tersudut
kebahagiaan terus menakar gerus empati
Upaya sandera halangan berwatak sempit
imaji bertaut statis berpicu himpit
dalam perasaan nyata membingkai warna
tautan diri pandai mengurai landai
kian merasa saling menyandar serta
dominan menaut sangka sebatas teman
Kandangan, 14 Agustus 2019
Akhmad Husaini
MELAYANG JAUH
Pergi tinggalkan arus yang menderus
melihat jalan tanpa arah
menatap hari yang kian sunyi
hampa melelap
nisbi pasrahkan lamunan sendu
banyak kata
banyak suka
Kandangan, 11 Juni 2010
Akhmad Husaini
TOBAT
Kebenaran apakah yang kudapat lewat tobat
jangan hanya pandai bersiasat
apalagi hanya sesaat
jangan menunggu datangnya sekarat
kerjakan sekarang diwaktu nikmat
karena tak ada kata terlambat
kecuali dunia dilanda kiamat
Kandangan, November 2003
Akhmad Husaini
NISAN BIRU
Warnanya mencolok mata
yang baru datang ditinggal derita
dengan atas nama cinta
membawa dua lingkaran kata
disana mereka bersuka ria
karena sudah lama ditinggal dunia
Kandangan, 2 Juli 2004
Akhmad Husaini
AKU DAN DIA
Inilah hidup yang penuh liku-liku
ketika tangan-tangan setan menyatu
ada rindu yang menggebu dalam tautan asmara biru
aku dan dia satu tuju
melangkah menuju pintu nyanyian pilu
ada beribu kata yang tak mau malu
yang datang dengan satu kalbu
aku dan dia menjadi bisu
tak ada gairah selalu
impian yang tiada tentu
datang melangkah meninggalkanmu
ada perasaan kelu
utusan rindu padu diregang rasa hantu
seia-sekata menggapai harapan sendu
Kandangan, 3 Juli 2004
Akhmad Husaini
BERIKAN APA YANG KUMAU
Seraut wajah ayu menyeruak dipikiranku
datang saat aku sedang tertunduk malu
hilangkan rasa bencimu padaku
yang tak ada juntrungnya
sayangi dan cintai aku yang sedang kesepian
yang merindukan kehangatan
adakah harapan untuk menggapai tujuan
bercinta dalam kebahagiaan didekapan angan
Kandangan, April 2003
Akhmad Husaini
IMAJI YANG BERTAUT
Kutatap bumi yang kerontang
ketika panas menggantang hati
diatas seribu lamunan yang tak pasti
dan aroma meditasi yang menggayut
hadapi keterasingan imaji bertaut
seperti dulu yang pernah ada
mampukah menjauh terlindas polusi dimensi kata
Kandangan, Februari 2010
Akhmad Husaini
KAINGATAN BAHARI DI HANGKINANG
Waktu masih kakanakan rami bakawanan
di kampung tanah kalahiran Hangkinang
ka pahumaan mancari iwak saharian
dapat papuyu wan haruan
Mandi balumba di batang banyu wayah kamarian
imbah maghrib balajar alif-alifan
sampai bisa mambaca Al qur'an
Wayahini sudah ganalan
ada nang bagawi wan kawinan
samantara aku disini masih saurangan
wan kadada baisi gawian
Hangkinang masih salalu
ulun kanang
Kandangan, 14 Desember 2004
Akhmad Husaini
BUNGAS PANG PIAN
Awakku manggatar batamuan lawan ikam
muha nang bungas mambuat aku tabayang
asa handak tarabang ka bulan
manikmati harumnya malati bagandakan
aku supan bapadah handak lawan ikam
kalu ikam kada manarima
gair banar aku
pabila jua kawa batamuan
mamingkut janji nang sing lawasan
bulik bagawi kita ka rumahan
atawa wayah abah wan mama ikam tulak ka pangantinan
bapadah haja amun hakun
jangan sampai aku mandarita
karna mamikirakan ikam nang sing bungasan
Kandangan, Februari 2005
Akhmad Husaini
MERENDA PAGI
Hujan gerimis membendung luka hati
semakin mendaki hidupku ringkih sekali
raih harap dengan kepuasan pasti
pahami keadaan semampu diri
ketika kegelisahan menyelimuti
aku kecewa tak bisa memenuhi keinginanmu lagi
Jalan semakin sunyi
menanti sejuta arti
tak tahan dengan gejolak rindu ini
aku terus merenda pagi
desah suaramu bikin aku terlena dalam mimpi
Kandangan, 7 Februari 2010
Akhmad Husaini
LANTAS AKU DISINI BAGAIMANA ?
Malam ini aku menantikan kedatanganmu
dimana engkau berada ?
susah senang aku tetap mendambakanmu
ketika banyak orang mencarimu
perasaanku menjadi tak tentu
aku takut kehilangan ketika hujan turun
engkau nanti menghilang
untuk waktu yang tak tentu
lantas aku disini bagaimana ?
Kandangan, Januari 2010
Akhmad Husaini
ORKESTRA PEJUANG
Langkah pasti memberi inspirasi
dalam tautan imaji
kita harus berjuang melawan intimidasi
dan penindasan masa kini
Hidup yang teramat kejam
kenapa ada kesenjangan
terasa ada keminderan mendera
yang mengingatkan dalam pikiran
ada kemegahan yang tak mudah digapai
ada perbedaan di depan mata
yang mengintai dalam beragam aplikasi
Perjuangan dulu yang pernah mereka lewati
membentang
memberi harap
satu tuju menggayut satu kata
merdeka !
Kandangan, 2009
Akhmad Husaini
TERUSKAN CITA-CITA ITU
Segenap pengabdian yang diberikan selama ini
tak pernah terasa sia-sia
langkah pasti memberi inspirasi dalam tautan imaji
kau bina teratai yang mekar
kaulah pejuang yang berkepribadian
kau yang taat, tanggap, tangguh
tandas, tangkas, terampil, dan tulus
Karena menurutmu setiap napas adalah ibadah
dan bila berjalan sedekah
dimana tinggal membawa berkah
semua itu seharusnya menjadi semboyan hidupmu
Masa muda tempat kita menggapai segala asa
aku tahu kamu sekarang bagai hidup segan mati tak mau
terlindas oleh kemodernan
tapi aku takkan pernah meninggalkanmu
Perjuangan dulu yang pernah kita lewati
membentang memberi harap
satu tuju menggayut sebuah makna tentu
kita harus bahu membahu
meneruskan cita-cita itu
Kandangan, Desember 2008
Akhmad Husaini
LELAKI DI RUANG SEGI EMPAT
Lelaki itu manusia biasa juga
bisa marah kala diejek atau dihina
suka menampar dan memukul
bila kehormatan dirinya diinjak-injak
tetapi lelaki itu juga bisa melahirkan.....
melahirkan rangkaian kata-kata indah penuh makna
Lelaki itu pemuja kesunyian
suka menyendiri
Hai-hari ia melintasi pelangi penuh warna
tanah becek, hujan, dan panas
untuk menggapai ruang segi empat
Satu waktu lelaki itu bisa juga menangis, bersedih, dan meratap
akan keadaan nasib dirinya yang merana serba kekurangan
ia pun berandai-andai tatkala materi bergelimang
aku akan menguasai dunia, katanya
Manakala harapannya sirna
meranalah kembali langkahnya
mengarungi hari-hari penuh liku
Di ruang segi empat lelaki itu meratap
bersunyi diri merenungi keadaan
untuk yang kesekian kalinya asanya melambung tinggi
Puluhan ruang segi empat pernah ditempatinya
ruang segi empat melahirkan kata-kata tanpa rasa
harapan beralas impian
takdir menyentuh nurani
bias gamang menancap kenyataan pasti
Kandangan, Desember 2009
Akhmad Husaini
EPISODE PERPISAHAN
Detik selalu berdetak
jam selalu berubah
hari selalu berganti
Perpisahan itupun kini telah tiba
yang senantiasa harus dijalani
Perpisahan menawarkan kesedihan panjang
perpisahan membayang duka nestapa
Tangisan yang abadi bukanlah rengekan
kepiluan hati adalah sebuah keabadian yang nyata
Tetes airmata tak lagi mimpi
kitapun menangis kembali
karena perpisahan adalah sesuatu yang pasti
Kandangan, 30-5-2009
Akhmad Husaini
BERAT HATI
Terasa berat kaki untuk melangkah
seakan ada beban menghimpit
pikiran kelu meresah
bolak-balik ingin menyatukan arah
kenapa ini bisa terjadi ?
akibat apakah ini ?
dendam tiada salahkah
atau kecamuk diri yang nista
Membayang membias hari-hari penuh liku
untuk yang terakhir kali aku berkaca
datar menderus perjalananku
himpit dadaku dengan gejolak asmara
yang tak akan menggoyahkan niatku
apakah ini hanya selapis visi dan misi
yang kau emban silam hari
di waktu yang berkenan menafakuri diri
lihai merenda
bibir tipismu manis menggula
ditatapan terali besi setiap hari
harapan sirna menyesali diri
kelihaian dalam berapoligi
penasti yang tiada henti
anganku tinggal selamat jalan diinti diri
Kandangan, 20 Januari 2010
Akhmad Husaini
SEPERTI SEJARAH
seperti sejarah aku peradaban yang tak pernah mati
karena sejarah adalah langkah pengabdian pejuang
yang membawa arti dan bakti
kemegahan melebihi silsilah keraton dan dinasti
di negeri yang penuh situs sejarah yang dihormati
walau kita semua tak memuja pasti
Banjarmasin, 28 Oktober 2008
Akhmad Husaini
PENANTIAN PANJANG
Hilang sudah harapanku
menantikan kedatangan yang tak kunjung tiba
ingin rasanya aku cepat sampai ke tujuan
siang malam berpayung kehampaan
tapi kini saat-saat itu datang
dikala kesengsaraan menghiasi diri
yang tak ada gairah lagi untuk menjalani
Kandangan, 23 Januari 2009
Akhmad Husaini
BAYANG KERINDUAN DI LORONG MALAM
Kutelusuri lorong-lorong malam
aku tak ingin langkah kaki sia-sia
gerak-gerik tubuh adalah ilham yang nyata
membiaskan sejuta pesona kenikmatan
ketika membayangkan keindahan rupa dan waktu
kegagalan adalah pacuan semangat hidupku
tak kubiarkan jalan itu penuh dengan liku-liku
sekarang aku bersiap melangkah maju
Kandangan, Januari 2005
Akhmad Husaini
MENGEJAR IMPIAN
Melangkah pergi menuju satu impian
aku sekarang sedang kesepian
jalan yang direngkuh terlalu suram
galau diriku bertubir sunyi tanpa malam
adakah secercah harapan menanti keabadian
nasibku kini dalam awang-awang
gelora hati tumbuh menyempit ke dalam imaji
keegoan diri yang menindih nurani
risaukan kekuatan bercampur energi
utusan rindu kini menanti janji
nyanyian lagu syahdu sumbang ditelinga kiri
derita itu kini sedang melewati lorong-lorong tak pasti
ingin rasanya tinggalkan tempat ini
hanya kehangatan dan kedinginan menyelimuti
datang dan pergi lagi
lewati bentang cahaya purnama dan matahari
buaikan mimpi yang mengelana ke jurang derita
rahasia dunia ada di sini
kapankah aku menjadi sahabat para bidadari?
Manarap Baru, 5 Agustus 2004
Akhmad Husaini
KETERTINGGALAN KITA
Jauh tertinggal di belakang
tentang segala keadaan
kita disisihkan
harapan apa yang kita dapatkan
untuk mengejar ketertinggalan
pasrah ataukah diam dalam angan
semua tentu ingin sepadan
walau semua tahu kita baru
dalam dekapan keterbelakangan
mengharap bias masa lalu setaraf
dalam retasan beribu imaji
yang tetap ditunggu
walau tak kenal kata setuju
Kandangan, 21 Agustus 2008
Akhmad Husaini
ELEGI OMBAK
Ombak laut
ombak kehidupan
ombak yang menghanyutkan duka lara
ombak yang memerihkan mata hati
Takisung, 21 Juni 2009
Akhmad Husaini
EPISODE PERPISAHAN
Detik selalu berdetak
jam selalu berubah
hari selalu berganti
Perpisahan itupun kini tlah tiba
yang senantiasa harus kita jalani
perpisahan menawarkan kesedihan panjang
perpisahan membayang duka nestapa
Tangisan yang abadi bukanlah rengekan
kepiluan hati adalah sebuah keabadian yang nyata
Tetes airmata tak lagi mimpi
kitapun menangis kembali
karena perpisahan adalah sesuatu yang pasti
Kandangan, 29-5-2009
BIODATA AKHMAD HUSAINI
Akhmad
Husaini lahir di Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan,
18 November 1979. Aktif menulis sejak tahun 1996, saat masih duduk dibangku MAN
2 Kandangan. Karyanya berupa puisi, cerpen, artikel, dsb pernah dipublikasikan
diberbagai media cetak dan media online
baik lokal maupun nasional. Aktif dalam kegiatan seni dan sastra di Kalimantan
Selatan.
Puisinya
termuat dalam antologi bersama penyair Kalimantan Selatan : Do’a Pelangi di Tahun Emas (2009), Menyampir Bumi Leluhur (2010), Seloka Bisu Batu Benawa (2011), Sungai Kenangan (2012), Tadarus Rembulan (2013), Maumang Makna di Huma Aksara (2017), dan
Semerbak Hutan Seharum Ombak (2019).
Juga kumpulan puisi bersama Penyair Islam Nusantara Suluk Santri (2018).
Sekarang
berdomisili di Jalan A Yani Km 8 Desa Angkinang Selatan RT 1 No 40, Kecamatan
Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Kode Pos 71291.