Selasa (21/05/2019) bertepatan dengan hari
ke 16 Ramadhan 1440 H. Usai shalat Dzuhur di Langgar Al Kautsar, saya tetap
bertahan. Selain saya yang masih bertahan ada juga H Atur, Budi, H Tatam,
Harmuni dan Chamuy.
Sambil rebahan H Mastur atau sering
dipanggil H Atur bercerita tentang tokoh ulama Banua dengan berbagai kelebihan
yang dimiliki, yakni tentang ulama asal Nagara yang makamnya sekarang disebut dengan
Kubah Dingin. Tentang rumah terang saat tidur usai belajar mengaji.
Kemudian tentang banyu dan iwaknya. Sebutir
kelapa dibelah ada iwak papuyu di dalamnya.
Kemudian shalat minta hujan. Ternyata airnya muncul dari bawah.
Tentang waluh yang dipetik banyak sekali,
padahal masih muda, orangtuanya tak setuju. Lalu waluh itu dikembalikan, ternyata menancap kembali semula.
Perjalanan ke Mekkah. Dibuang ke laut.
Terdampar di pantai. Banyak kuburan. Bisa ke Mekkah dengan bantuan saudara pemilik
rumah. Kembali ke Banua. Banyak yang tak percaya.
H Atur juga bercerita tentang jagoan asal
Pahalatan dengan orang Muning. Jagoan Pahalatan yang sombong itu tertanam di
tanah. H Atur juga sempat sekilas bercerita tentang Datu Kopi yang ada di Barabai.
(ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar