Selasa, 03 September 2013

NAPAK TILAS

SELASA, 3 SEPTEMBER 2013

 
 
    Hujan lebat turun. Setelah mendapat jatah makanan dari panitia Adit, Phitoey, Rizal, Didin, dan Amud singgah disebuah gubuk tua tak berpenghuni yang ada di tepi jalan. Mereka minta izin dahulu untuk singgah.
    Adit melepas tas ransel dan tas pinggang. Lalu menghampar lembaran Koran bekas ditanah sekitar gubuk yang teduh itu. Mereka duduk beralaskan Koran.
    Mereka mulai menyantap makanan yaitu nasi bungkus dan secangkir air mineral. Adit mengambil makanan ringan dari dalam tas yang dibelinya tadi malam disebuah kios. Ada Opak Jaipong dan kerupuk unyil. Mereka makan bersama dengan lahapnya. Mungkin karena pengaruh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan mereka lekas lapar. Hujan makin lebat saja. Suasana makin dingin dan senyap.
    Tak lama kemudian ada satu tim yang singgah dan berteduh ke tempat Adit, dkk berhenti. “Makanan barataan,” ujar Adit menawari kepada mereka.
    “ Terima kasih. Kami juga mau makanan,” jawab satu orang dari mereka.
    Adit, dkk bergeser sedikit untuk member tempat kepada mereka yang baru datang itu. Biar mereka tidak kehujanan. Mereka juga menyantap nasi bungkus. Bedanya dengan Adit, dkk mereka pakai tangan. Sedang Adit, dkk pakai sendok karena membawa sendiri dari rumah.
    Usai makan mereka saling ngobrol dan mengenalkan diri. “Kami dari Martapura. Nama tim kami SFL (Struggle For Life) yang berarti perjuangan hidup,” ujar Indah sang ketua tim. Selain Indah anggota SFL lainnya adalah Firman, Andri, Yanti, dan Ratna. Mereka adalah gabungan pelajar SMAN 1 Martapura dan MAN Martapura.
    “ Buhan pian ada mambawa minyak anginkah? ” anya Yanti. Kepalanya terasa pusing. Lalu adit mengambil dari tas ransel dan menyerahkan. “ Makasih Kak lah, “ ujar Yanti sembari menyerahkan kembali minyak angin itu kepada Adit. Mereka sempat tukar-menukar alamat, no HP. Juga sepuasnya berbincang tentang apa saja yang dibicarakan.
    Hujan reda. Mereka melanjutkan perjalanan. Sebelumnya foto bareng didepan gubuk tua sebagai kenang-kenangan dan bukti pernah singgah di tempat itu. Yang pertama Adit memfoto dengan kamera digital miliknya. Lalu Didin dengan tustel manual . Juga indah dengan handycam dan kamera HP-nya.
    Mereka jalan bareng. Serasa sudah kenal lama. Padahal baru saja. Adit jalan bareng Indah paling belakang. Ada banyak bahan yang diperbincangkan selama perjalanan.
    Saat melintas di sungai yang penuh bebatuan Adit memegang erat tangan Indah agar tidak terjatuh saat naik ke tebing. Perasaan cinta pun merekah. Adit jatuh hati dengan Indah. Saat seperti itu aliran darah makin kencang. Tangan Indah memegang tangan Adit. Adit biasa-biasa saja merespon tingkah itu.
    Mereka terus melintas. Kali ini Meratus sekitar gunung Kantawan. Jalan becek dan cukup sulit dilewati. Kalau tidak hati-hati bisa tadangsar. Walau seperti ini sangat diperlukan tongkat. Tapi bagaimana mencari tongkat kalau parang saja tidak ada. Bagaimana mau memotongnya ? Apa adanya ai.
    Adit memakai kaos hitam yang pada bagian depan tertulis JURNALIS KANDANGAN. Sementara pada bagian belalakng atas ada tulisan WWW.SKETSAHSS212.BLOGSPOT.COM Sedang teman-temannya se tim memakai kaos hitam juga cuma beda tulisannya yakni HUSS PRODUCTIONS (belakang) dan RIAK ADVENTURES (muka).
    Sekali lagi mereka berhenti di tengah jalan. Di tengah hutan hujan lebat kembali mengguyur. Perjalanan jadi terhambat.***
 
Kandangan, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)