Senin, 02 September 2013

KISAH DI BELANGIAN

SELASA, 3 SEPTEMBER 2013

    Senin (19/08/2013) saya menyaksikan program Indonesiaku edisi Ekspedisi Borneo di Trans 7 sekitar pukul 17.30. Saya tak tahu judulnya. Karena saat membuka teve sudah ada tayangan tersebut.
    Tentang Desa Belangian Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dengan host Donny Sandjaya. Ada aktivitas warga di sungai Kahung.
    Hadangan membawa kayu untuk membangun jembatan. Mengangkut pasir dengan kadut. Puskesmas. Dua warga wanita. Daun pudak digunakan untuk obat diare. Tak punya pilihan. Noor dan Syariah. Sementara air bilaran untuk sakit tenggorokan. Daun pudak diparut lalu diperas airnya. Bebas dari efek samping.
    Belangian desa terpencil di kawasan waduk Riam Kanan. Naik kelotok dua jam menuju Belangian. Kurang perhatian. Sore menjelang. Warga berkumpul ke tengah lading. Menyalakan genset. Suram. Keterbatasan melahirkan kreativitas. Mesin genset sudah berusia 10 tahun.
    Fahrudin, warga Belangian. 1973 Riam Kanan pertama kali beroperasi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Pernah pada tahun 1980-an warga minta listrik tapi tak digubris. Harap-harap cemas. Setiap malam.
    Listrik beroperasi pukul 18.00 s/d 22.00 WITA. Setelah itu warga bergelap ria. Ada wawancara host dengan Sekda Kabupaten Banjar, H Nasrunsyah.
    Tayangan beikutnya panen kacang tanah. Ladang milik warga di sungai Kahung. Menyeberang dengan rakit. Lembah Kahung di kaki pegunungan Meratus. Tanaman kacang tanah tumbuh subur tanpa pupuk. 4 bulan panen. Harga 1 blek Rp. 50 ribu.
    Inilah potret Desa Belangian. 40 tahun gelap ditengah potensi lautan sumber energi  listrik Riam Kanan.***
Kandangan, 19-08-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)