Selasa, 03 Februari 2015

Pembinaan dan Pengembangan Sastra di Kabupaten Tapin

Rabu, 4 Februari 2015


Oleh : Drs Syibram Mulsi

I.Pendahuluan

            Kabupaten Tapin dengan luas wilayah 2.700,83 km2, terbagi atas 12 kecamatan, terdiri dari 125 desa dan 8 kelurahan memiliki perbendaharaan seni budaya khas dengan  kearifan lokal yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi aset pendukung pengembangan sastra di Kalimantan Selatan, regional dan nasional.
            Menurut catatan penulis, seni sastra klasik di Kabupaten Tapin yang kemudian berkembang di masyarakat Kalsel adalah basyair dan baturai pantun. Seni basyair dikembangkan sejalan dengan masuknya agama Islam ke wilayah Margasari, Muara Rampiau, Pandahan, Banua Halat, Gadung dan Banua Parigi. Beberapa jenis syair yang memiliki nilai sastra dengan muatan filosofis yang kaya dengan nilai-nilai budaya diantaranya adalah syair maayun anak, syair daur hidup dan syair-syair lain yang berbentuk cerita. Seni basyair walaupun tidak dipagelarkan secara khusus tetapi sampai saat ini masih tetap ada di masyarakat tradisional dan menjadi salah satu khazanah budaya lokal yang dipertahankan secara arif oleh masyarakat dalam keseharian.
            Baturai pantun adalah seni sastra klasik melayu yang masuk dan berkembang sejalan dengan masuknya kesenian drama tradisi Melayu Badamuluk. Seni Badamuluk selanjutnya berkembang menjadi Mamanda Pariuk atau Mamanda Batang Banyu. Pada babakan-babakan cerita selalu disisipkan aneka pantun yang bersifat puji-pujian terhadap kerajaan, terhadap kebijakan raja, kecantikan permaisuri atau anak raja yang jadi rebutan para pemuda. Dari seni mamanda selanjutnya berkembang lagi menjadi seni Gandut yaitu tari pergaulan yang melahirkan aneka gerak tari yang berakar dari Tari Japin Melayu yang diiringi syair pantun berlagu seperti Lagu Marindu, Manunggal, Lagu Dua, Lagu Dua Puteri, dan lain-lain.
            Sastra modern mulai tumbuh di Kabupaten Tapin pada tahun 80-an. Pada tahun-tahun tersebut terdapat nama-nama penyair yang cukup aktif beraktivitas dalam dunia penulisan, beberapa diantaranya adalah Maman S Tawie, A Kusairi, Maskuni Maharawi (penyair dan penulis beberapa cerita Palui di Banjarmasin Post), Rislam Maharani (penyair), dan Gazali Usman (sejarawan / budayawan).

II.Pembinaan dan Pengembangan Sastra di Tapin

            Dalam perkembangannya seni sastra di Kabupaten Tapin terkesan lamban dan tidak mendapat perhatian serta upaya pengembangan yang baik dari pemerintah dan masyarakat sastra sendiri. Hal ini terjadi karena :
1.Sumber daya manusia yang mengelola pembinaan bidang sastra terutama para guru di sekolah banyak yang tidak memahami dan mengerti tentang sastra itu sendiri.
2.Lembaga birokrasi yang bertanggung jawab melakukan pembinaan dan pengembangan juga banyak yang tidak paham terhadap dunia kesusastraan.
3.Rendahnya kepedulian dan apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap seni sastra.
4.Egoisme dan kurangnya kepedulian para sastrawan sendiri untuk mengembangkan sastra melalui pembinaan dan kaderisasi di daerahnya.
            Pada tahun 2007 berdiri kelompok Sanggar Seni Balahindang yang secara mandiri melakukan pembinaan kepada para pemula dan peminat seni, salah satu seni yang dikembangkan dan dibina adalah seni sastra. Memulai dari seni tradisi sastra lisan seperti madihin, basyair dan baturai pantun untuk mengisi acara di televisi lokal milik Pemkab Tapin. Selanjutnya mengikuti beberapa lomba di tingkat provinsi dan berhasil menjuarai beberapa lomba tingkat pelajar. Pelatihan terus berlanjut kepada cara penulisan puisi dan cerpen. Beberapa anggota Sanggar Balahindang yang pernah menjuarai lomba diantaranya adalah :

1.M Syaiful Arif, Juara I Baca Puisi se Kalsel Tahun 2008. 10 Besar Nasional Non Peringkat Baca Puisi Tingkat Nasional Tahun 2008 di Jambi.
2.Septikawulan KS, Juara I Baca dan Cipta Puisi Tingkat SLTP se Kalsel Tahun 2008. Harapan II Baca dan Cipta Puisi Tingkat Nasional Tahun 2008 di Bandung.
3.Rahmiyati, S.Pd, Juara III Penulisan Cerita Rakyat Kalsel Tahun 2008.
4.Priyandi Wirawan, Juara II Festival Madihin Pelajar se Kalsel Tahun 2008.
5.M Maulana, Juara III Festival Madihin Pelajar se Kalsel Tahun 2008
6.Rifky Agustiadi, Juara II Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTP se Kalsel Tahun 2008. Juara II Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTP se Kalsel Tahun 2009.
7.Sri Eva Maulida, Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA se Kalsel Tahun 2009.
8.Rahmiyati, S.Pd, Juara I Lomba Mengulas Karya Sastra Tingkat Nasional Tahun 2009 di Jakarta.
9.Bram Lesmana, Juara II Lomba Menulis Cerita Rakyat HST pada ASKS VIII Kalsel Tahun 2011.
10.Devi Okta A, Juara I Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTP se Kalsel Tahun 2009. Juara II Lomba Bakisah Bahasa Banjar Tingkat SLTA se Kalsel Tahun 2010.

            Dalam pelaksanaan Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) Kabupaten Tapin mulai berpartisipasi pada tahun 2007 hingga sekarang. Tahun-tahun sebelumnya kehadiran dalam pelaksanaan ASKS hanya diikuti oleh beberapa penyair / sastrawan yang berangkat secara mandiri. Beberapa dari para sastrawan Kabupaten Tapin ada yang berhasil menang lomba dan masuk 10 nominasi non peringkat serta karya mereka termuat dalam buku antologi puisi penyair Kalsel diantaranya A Kusairi dan Rahmiyati.
            Sebagai penikmat dan pengamat sastra serta sejak tahun  2007 mulai terlibat aktif di dunia kepenulisan karya sastra, penulis merasa terpanggil untuk ikut mengembangkan dan melakukan pembinaan kaderisasi bidang seni sastra. Keaktifan bergaul dan banyak belajar dengan para penyair-penyair senior Kalsel seperti Micky Hidayat, YS Agus Suseno, Burhanuddin Soebely (alm), Ali Syamsudin Arsyi, Ibramsyah amandit, Arsyad  Indradi, dll. Yang banyak memberikan masukan dan pelajaran kepada penulis. Akhirnya bisa merealisasikan proses kaderisasi sastra di Kabupaten Tapin. Baik kaderisasi dan pembinaan seni sastra yang bersifat lomba maupun kaderisasi berupa penulisan aktif. Pada tahun 2010 sastrawan Tapin berhasil menerbitkan antologi penyair Tapin Petualang Tanah Kering. Tahun 2011 terbit karya penulis pemula Sanggar Sastra SMPN 1 Rantau antologi puisi Paung Bastari dan tahun 2012 Paung Bastari 2.

III.Strategi Pembinaan dan Pengembangan Sastra di Tapin

            Mengingat pentingnya upaya mempertahankan seni sastra tradisi yang sudah ada di masyarakat seperti madihin, bakisah, baturai pantun dan banyaknya potensi SDM bidang sastra modern yang mulai terlihat dari hasil beberapa kali pelatihan penulisan maka proses kaderisasi untuk pengembangan dan pembinaan memerlukan penanganan dan pembinaan dari instansi khusus dengan pelaksana dari orang-orang yang profesional dan mengerti tentang seni sastra itu sendiri. Untuk itu maka sebagai lembaga teknis yang menangani masalah seni yaitu Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapin berupaya melaksanakan tugas dengan cara :

1.Menghimpun data melalui inventarisasi baik inventarisasi kelembagaan (organisasi seni yang ada dan berkembang di masyarakat), maupun inventarisasi keadaan seni sastra itu sendiri.
2.Mengolah data dalam bentuk perencanaan pembinaan dan pengembangan yang akan dilaksanakan.
3.Menyiapkan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) kegiatan
4.Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan berupa bimbingan teknis seperti workshop penulisan dan pelatihan.
5.Memfasilitasi sanggar seni yang akan dikembangakan dalam masyarakat untuk mendukung prestasi dan sosialisasi seni tersebut.
6.Melakukan evaluasi untuk tujuan perbaikan dan pengembangan selanjutnya sesuai dengan minat dan apresiasi masyarakat seni budaya tersebut dengan pertimbangan yang berakar pada lokalitas.
7.Menyusun pelaporan sebagai bahan pertimbangan pengambil kebijakan untuk pengembangan selanjutnya.

IV.Penutup

            Karya sastra merupakan ekspresi seni mengandung nilai-nilai luhur yang dapat memperhalus akal budi manusia untuk menjadi lebih arif dan bijaksana. Pelaksanaan pembangunan tidak bisa lepas dari penataan nilai seni terutama seni tradisi yang sudah mengakar di masyarakat. Karena dari nilai seni tradisi masyarakat tersebut terdapat nilai sosiologi dan filosofi kemasyarakatan yang menjadi ciri peradaban tatanan masyarakat setempat. Oleh sebab itu maka pembangunan perlu mempertahankan nilai seni tradisi yang merupakan ciri jati diri yang harus selalu dipelihara dan dikembangkan sebagai identitas lokal kedaerahan dan sebagai bagian dari kebhinekaan berbangsa.
            Pembinaan dan pengembangan seni budaya bertujuan untuk :
1.Menciptakan kehidupan seni yang berkepribadian serta menjadi bagian integral baik perkembangan seni budaya nasional.
2.Meningkatkan kesinambungan pengelolaan, penelitian, peningkatan mutu, sosialisasi hasil kreativitas pelaku seni, peningkatan apresiasi, kreativitas, produktivitas seniman untuk berkarya.
3.Meningkatkan profesionalisme pelaku seni dan penyelenggara kesenian.
            Tugas dan tanggung jawab menjaga kelestarian, pengembangan dan pembinaan seni sastra bukan hanya tanggung jawab sastrawan saja, tapi merupakan tanggung jawab bersama semua pihak seperti pemerintah dan masyarakat, diantaranya melalui bidang pendidikan seperti :
-Strategi kurikulum bidang pendidikan dasar dan menengah pada mata pelajaran kesenian dan muatan lokal.
-Penyediaan pamong seni, tenaga guru bidang seni dan bahan pelajaran.
            Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap seni sastra daerah akibat globalisasi budaya dan seni modern di era teknologi informatika ini harus diantisipasi secara bersama oleh pemerintah, sastrawan, dan masyarakat, khususnya generasi muda melalui kreativitas dan re-aktivitas olah seni sastra yang berakar pada seni tradisi khas kedaerahan setempat.
            Adanya rasa tanggung jawab bersama tersebut diharapkan dapat tercapainya sasaran yaitu : Menghasilkan generasi sastra yang produktif, kreatif dan berprestasi dalam mengangkat nilai seni budaya lokal serta mengenalkannya di tingkat regional, nasional dan internasional melalui pengembangan program dan kegiatan yang sistematis serta terencana, untuk mendukung pembangunan.***

Rantau, 10 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Duduk Santai di Nateh Ahad Sore

 Ahad, 24 November 2024 Saat duduk santai, menikmati pemandangan alam indah khas pegunungan, di sebatang pohon bekas tebangan, di sekitaran ...