Jumat, 27 Februari 2015

Fitrah Manusia, Mengukir Jejak

Jum'at, 27 Fberuari 2015


Oleh : Abidah El Khalieqy

Gajah mati meninggalkan gading
Manusia mati meninggalkan nama
Sastrawan mati meninggalkan kreasi
Penyair mati meninggalkan puisi

            Hehem ! Karya atau kreasi, bahasa Arabnya kun, adalah sebuah kata penuh daya, bergerak dan cakrawala. Luas tak dibatasi ruang dan masa. Terlebih jika di dalamnya mengandung motivasi ibadah, sebuah kreasi akan menjangkau lintas dunia, hingga wilayah terjauh bernama akhirat.
            Dan para sastrawan adalah manusia spesial ini, kalangan peka dan generasi pembaca. Pembaca diri dan semesta. Mereka memiliki kemampuan untuk membaca laut beserta gelombangnya, membaca hutan dan senyap yang melingkupinya, atau misteri dibalik wajah hijau belantara, membaca kuntum bunga dan senyuman gadis belia.
            Karena ternyata, saat Jibril datang ke hadapan Muhammad yang ummi, ia tak membawa catatan apapun, namun menginstruksi Muhammad untuk membaca.
‘Ma ana bi qari’
‘Aku tak bisa membaca’
            Mungkin dalam hati Muhammad bertanya heran, memang apaan yang harus kubaca ? Bukankah kau tak bawa catatan apapun yang bisa kubaca, wahai Jibril ! Dan Jibril tahu galaunya Muhammad, lalu melanjutkan tugasnya.
‘Iqra’ bismi Rabbikalladzi khalaq’
‘Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan’
            Intinya membaca tidak hanya bersifat tekstual dan literal, namun juga membaca alam. Bahasa agamanya, ada ayat Quraniyah dan juga ada ayat Kauniyah. Jika Al Qur’an adalah tata hukum Tuhan yang bersifat teks, maka alam semesta adalah tata hukum Fisika dan non Fisika Tuhan. Semua hukum itu dibuat untuk manusia, maka manusia harus membacanya.
            Membaca adalah revolusi awal peradaban. Muhammad Rasulullah SAW telah mempraktekkan konsep ‘membaca’, melakukan revolusi dari Orde Jahili menuju Orde Madani. Iqra bismi Rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insana min’alaq. Tahapan membaca yang mula sekali adalah membaca diri, siapa kita, darimana kita, mau kemana dan seterusnya. Alladzi ‘allama bilqalam. Allah telah mengajar manusia denghan pena. Allamal insana maa lam ya’lam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
            Ini adalah tahapan membaca. Setelah membaca diri dan segenap hukum Fisika Tuhan secara natural, manusia diwajibkan mengakses ilmu pengetahuan secara tekstual. Saat telah memiliki ilmu, meski hanya satu ayat, tahapan selanjutnya adalah menyampaikan ilmu dengan bermacam media, antara lain tulisan. Inilah tugas para sastrawan dan generasi pembaca yang bakal mencerahkan peradaban. Nuun, walqalami wa maa yasthurun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.
            Apakah yang akan kita tuliskan untuk mencetak peradaban ? Agar kelak saat mati tak meninggalkan malu apalagi kredit hutang yang bertumpuk he he he. Agar kelak saat mati, yang kita tinggalkan adalah nama yang ditulis dengan tinta emas sejarah. Kreasi dan karya seperti apa yang akan ditorehkan.
            Wasysyu’ara-u yattabi’uhumul ghawuun. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Alam tara annahum fi kulli waadin yahiimun. Tidakkah kau lihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah. Wa annahum yaquluna maa la yaf’alun. Mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya.
            Tentu bukan penyair seperti itu yang kita dambakan untuk mencetak peradaban emas. Dan Allah menjelaskan sastrawan seperti apa yang bisa merevolusi mental bangsanya. Begini firman-Nya. Illa alladzina amanu w ‘amilus shalihati wa dzakarullaha katsira wantasharu min ba’di maa dhulimu….dst.
            Kecuali penyair-penyair yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terdzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang kafir). Dan orang-orang yang dzalim, kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
            Tidak sulit menjadi penyair atau penulis, karena satu-satunya ladang kreativitas paling terbuka di jagat raya ini adalah dunia kepenulisan. Siapa pun bisa menjadi penulis dan penyair, tanpa syarat akademis, status sosial, lembaga tertentu, sehat dan diffabel, tua muda,kaya miskin, dan sererusnya. Welcome to be creator or poet or writer.
            Dan penulis atau penyair adalah sebuah profesi, yang telah diakui memiliki keunggulan-keunggulan spesifik, terutama jika profesi ini kita jalani secara ‘….dzakarullaha katsira…..’. Kita tidak hanya akan memperoleh reward dalam bentuk materi, namun juga popularitas, travelling intelektual dan shopping ke berbagai negara secara gratis he he he, menikmati kenyamanan tidur di hotel bintang lima, menu kuliner dari berbagai bangsa dan catatan amal jariyah yang tak ada putusnya, dari ilmu yang telah kita sampaikan kepada massa.
            Inilah yang saya singgung di awal bahwa kreasi memiliki jangkauan lintas dunia, dunia kini dan dunia dibalik awan jauh yang bernama akhirat.Tergantung apa motivasi Anda di dada. Ingin uang, popularitas, surga atau salah satu dari ketiganya atau semuanya.
Wallahu a’lam bisshawab


Yogyakarta, November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...