Oleh : Abidah El Khalieqy
Gajah mati
meninggalkan gading
Manusia mati
meninggalkan nama
Sastrawan mati
meninggalkan kreasi
Penyair mati
meninggalkan puisi
Hehem ! Karya atau kreasi, bahasa
Arabnya kun, adalah sebuah kata penuh daya, bergerak dan cakrawala. Luas tak
dibatasi ruang dan masa. Terlebih jika di dalamnya mengandung motivasi ibadah,
sebuah kreasi akan menjangkau lintas dunia, hingga wilayah terjauh bernama
akhirat.
Dan para sastrawan adalah manusia spesial
ini, kalangan peka dan generasi pembaca. Pembaca diri dan semesta. Mereka
memiliki kemampuan untuk membaca laut beserta gelombangnya, membaca hutan dan
senyap yang melingkupinya, atau misteri dibalik wajah hijau belantara, membaca
kuntum bunga dan senyuman gadis belia.
Karena ternyata, saat Jibril datang
ke hadapan Muhammad yang ummi, ia tak membawa catatan apapun, namun
menginstruksi Muhammad untuk membaca.
‘Ma ana bi qari’
‘Aku tak bisa
membaca’
Mungkin dalam hati Muhammad bertanya
heran, memang apaan yang harus kubaca ? Bukankah kau tak bawa catatan apapun
yang bisa kubaca, wahai Jibril ! Dan Jibril tahu galaunya Muhammad, lalu
melanjutkan tugasnya.
‘Iqra’ bismi
Rabbikalladzi khalaq’
‘Bacalah atas nama
Tuhanmu yang telah menciptakan’
Intinya membaca tidak hanya bersifat
tekstual dan literal, namun juga membaca alam. Bahasa agamanya, ada ayat
Quraniyah dan juga ada ayat Kauniyah. Jika Al Qur’an adalah tata hukum Tuhan
yang bersifat teks, maka alam semesta adalah tata hukum Fisika dan non Fisika
Tuhan. Semua hukum itu dibuat untuk manusia, maka manusia harus membacanya.
Membaca adalah revolusi awal
peradaban. Muhammad Rasulullah SAW telah mempraktekkan konsep ‘membaca’,
melakukan revolusi dari Orde Jahili menuju Orde Madani. Iqra bismi
Rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insana min’alaq. Tahapan membaca yang mula
sekali adalah membaca diri, siapa kita, darimana kita, mau kemana dan
seterusnya. Alladzi ‘allama bilqalam. Allah telah mengajar manusia denghan
pena. Allamal insana maa lam ya’lam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Ini adalah tahapan membaca. Setelah
membaca diri dan segenap hukum Fisika Tuhan secara natural, manusia diwajibkan
mengakses ilmu pengetahuan secara tekstual. Saat telah memiliki ilmu, meski
hanya satu ayat, tahapan selanjutnya adalah menyampaikan ilmu dengan bermacam
media, antara lain tulisan. Inilah tugas para sastrawan dan generasi pembaca
yang bakal mencerahkan peradaban. Nuun, walqalami wa maa yasthurun. Demi pena
dan apa yang mereka tuliskan.
Apakah yang akan kita tuliskan untuk
mencetak peradaban ? Agar kelak saat mati tak meninggalkan malu apalagi kredit
hutang yang bertumpuk he he he. Agar kelak saat mati, yang kita tinggalkan
adalah nama yang ditulis dengan tinta emas sejarah. Kreasi dan karya seperti
apa yang akan ditorehkan.
Wasysyu’ara-u yattabi’uhumul
ghawuun. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Alam tara
annahum fi kulli waadin yahiimun. Tidakkah kau lihat bahwa mereka mengembara di
setiap lembah. Wa annahum yaquluna maa la yaf’alun. Mereka mengatakan apa yang
mereka sendiri tidak mengerjakannya.
Tentu bukan penyair seperti itu yang
kita dambakan untuk mencetak peradaban emas. Dan Allah menjelaskan sastrawan
seperti apa yang bisa merevolusi mental bangsanya. Begini firman-Nya. Illa
alladzina amanu w ‘amilus shalihati wa dzakarullaha katsira wantasharu min
ba’di maa dhulimu….dst.
Kecuali penyair-penyair yang beriman
dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah
terdzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang kafir). Dan orang-orang yang
dzalim, kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
Tidak sulit menjadi penyair atau penulis,
karena satu-satunya ladang kreativitas paling terbuka di jagat raya ini adalah
dunia kepenulisan. Siapa pun bisa menjadi penulis dan penyair, tanpa syarat
akademis, status sosial, lembaga tertentu, sehat dan diffabel, tua muda,kaya
miskin, dan sererusnya. Welcome to be creator or poet or writer.
Dan penulis atau penyair adalah
sebuah profesi, yang telah diakui memiliki keunggulan-keunggulan spesifik,
terutama jika profesi ini kita jalani secara ‘….dzakarullaha katsira…..’. Kita
tidak hanya akan memperoleh reward dalam bentuk materi, namun juga popularitas,
travelling intelektual dan shopping ke berbagai negara secara gratis he he he,
menikmati kenyamanan tidur di hotel bintang lima, menu kuliner dari berbagai
bangsa dan catatan amal jariyah yang tak ada putusnya, dari ilmu yang telah
kita sampaikan kepada massa.
Inilah yang saya singgung di awal
bahwa kreasi memiliki jangkauan lintas dunia, dunia kini dan dunia dibalik awan
jauh yang bernama akhirat.Tergantung apa motivasi Anda di dada. Ingin uang,
popularitas, surga atau salah satu dari ketiganya atau semuanya.
Wallahu a’lam
bisshawab
Yogyakarta, November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar