Jumat, 19 Juli 2013

Telaga Upir

SABTU, 20 JULI 2013

            Raden Suit Kuning segera melangkahkan kakinya. Jalannya seperti tergesa-gesa. Dalam sekejap saja, ia pun telah berada di dekat telaga itu. Ia segera mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Lalu sambil berjongkok dibalik semak-semak, Raden Suit Kuning mengintip gadis yang sedang mandi itu.
“ Siapakah gadis itu ? Beraninya ia mandi di telaga ini sendirian.” bisik Raden Suit Kuning dalam hatinya.
            Dengan hati berdebar-debar, Raden Suit Kuning terus mengamati gadis itu dengan mata hampir tak berkedip. Hampir-hampir ia tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Betapa tidak ? Gadis itu sangat cantik. Kemudian Raden Suit Kuning berpikir, mencari cara untuk dapat berkenalan dengan gadis tersebut.
            Ketika Raden Suit Kuning tengah asyik berpikir, tiba-tiba ia melihat pakaian milik gadis itu lengkap dengan sehelai selendang yang tergeletak tak jauh dari tempat persembunyiannya. Timbullah niat Raden Suit Kuning untuk mengambil selendang gadis itu. Dengan langkah mengendap-endap, ia berjalan ke arah selendang gadis itu. Setelah cukup dekat, Raden Suit Kuning mengulurkan tangannya, dan selendang itupun berhasil diraihnya. Kemudian ia segera kembali ke tempat persembunyiannya.
            Setelah cukup lama Raden Suit Kuning menunggu dan mengamati gadis itu, akhirnya gadis itu keluar dari telaga tersebut. Lalu mengenakan pakaiannya kembali. Kini, gadis itu telah mengenakan pakaiannya namun tiba-tiba ia sangat terkejut manakala tak mendapatkan selendangnya. Wajahnya nampak kebingungan. Dengan panik ia berlari kesana kemari untuk mencari selendangnya itu. Akan tetapi tetap tak menemukannya. Ketika sudah lelah dan putus asa, gadis itu Nampak berbicara sendiri. Ia memanjatkan do’a kepada Dewata.
            “ Oh, Sang Dewata...! Tunjukkanlah dimana selendangku berada...” ujar sang gadis sambil duduk bersimpuh dan mengangkat kedua tangannya keatas.
            “ Tanpa selendang itu, aku tak dapat kembali pulang. Seandainya ada seseorang yang menemukan dan mengembalikannya padaku, jika ia wanita, akan kujadikan saudara angkatku. Namun jika ia laki-laki, maka akan menjadi pendamping hidupku,”ujar sang gadis bersungguh-sungguh.
            Raden Suit Kuning yang mendengar ucapan gadis itu segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berjalan perlahan-lahan sambil menggenggam selendang ditangannya.
            “ Inikah selendangmu itu, nona ?” ujar Raden Suit Kuning sambil mengulurkan tangannya.
            Gadis itu nampak terkejut. Ia tidak menyangka ada orang di hutan itu. Namun ia segera meraih selendangnya dari tangan Raden Suit Kuning.
            “ Be...benar....! Ini sebanding yang kucari....!” kata sang gadis sambil meneliti selendangnya.
            “ Apakah kau masih memegang ucapanmu tadi, nona..?” tanya Raden Suit Kuning sambil menatap gadis itu dengan perasaan berdebar-debar.
            “ Ya....! Pantang bagiku untuk mengingkari janji yang telah kuikrarkan...” jawab sang gadis sambil menghela napas panjang.
            “ Kalau boleh aku tahu, siapa namamu, nona ? Dan darimana asalmu ?” Tanya Raden Suit Kuning dengan mata berbinar-binar.
            “ Namaku Dewi Andini. Aku berasal dari kayangan.....” jawab sang gadis dengan suara lirih.
            “ Berarti, kau adalah seorang Dewi !” ujar Raden Suit Kuning terkejut.
            “ Benar ! Lalu siapa namamu ?” ujar Dewi Andini balik bertanya.
            “ Aku Raden Suit Kuning putera Raja Garantung Mayang...” jawab Raden Suit Kuning dengan penuh semangat.
            “ Raden Suit Kuning, seperti apa yang telah kuucapkan, aku rela menjadi pendamping hidupmu,” kata Dewi Andini sambil tersenyum manis.
            “ Benarkah Dewi ? Kebetulan sekali, selama ini aku belum mempunyai calon pendamping. Hatiku bahagia sekali !” kata Raden Suit Kuning dengan wajah berseri-seri.
            “ Namun untuk saat ini, aku belum dapat ikut pulang bersamamu. Karena masih ada yang harus aku selesaikan. Sebagai tanda kesetiaanku padamu, terimalah cincin mustika manikam ini ! Aku pasti akan kembali untuk menemuimu lagi,” ujar Dewi Andini sambil berjalan menghampiri Raden Suit Kuning.
            Dewi Andini segera meraih tangan Raden Suit Kuning. Lalu menyematkan cincin tersebut dijari manisnya. Raden Suit Kuning memegang tangan Dewi Andini dengan lembutnya. Jantungnya berdetak semakin kencang. Baru kali ini ia menyentuh tangan seorang wanita. Dewi Andini merasakan getaran hati Raden Suit Kuning. Merekapun saling berpandangan dengan mesranya. Raden Suit Kuning menatap wajah Dewi Andini dengan sepuas-puasnya. Demikian pula dengan Dewi Andini.
            “ Sepertinya pertemuan kita cukup sampai disini dulu, Kanda !” Karena Dinda harus segera kembali ke Kahyangan. Tunggulah Dinda ! Kanda,” ujar Dewi Andini sambil merangkul tubuh Raden Suit Kuning.
            “ Baiklah, Dinda. Cepatlah kembali. Kanda akan setia menunggumu,” kata Raden Suit Kuning sambil memeluk erat tubuh Dewi Andini.
            Raden Suit Kuning segera melepaskan pelukannya. Hatinya terasa berat untuk berpisah dengan kekasihnya itu. Dewi Andini melangkah mundur lalu melesat terbang ke angkasa sambil melambaikan tangannya. Raden Suit Kuning  membalas lambaian tangan Dewi Andini. Matanya terus memandang ke langit. Lama kelamaan, tubuh Dewi Andini pun lenyap tak terlihat lagi. Namun Raden Suit Kuning terus menatap ke langit dengan mata berkaca-kaca.
            Rasa sesal dihati Raden Suit Kuning semakin menjadi-jadi. Ia terus memanggil-manggil nama Dewi Andini. Setelah cukup lama, ia pun beranjak dari tepi telaga tersebut untuk melangkah pulang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jembatan MTsN 3 HSS Jumat Pagi

 Jumat, 26 April 2024 Melihat kondisi jembatan kayu ulin MTsN 3 HSS, pada hari Jumat (26/04/2024) pagi. (ahu)