Senin, 01 Juli 2013

CATATAN PERJALANAN

SELASA, 2 JULI 2013

DI PENGHUJUNG GALAU
BAWA REFRESING 
KE LOKSADO SAJA.... 




Minggu (30/06/2013) pagi saya malawat ke tempat orang meninggal dunia di Pakumpayan. Yakni mertua laki-laki Sani. Beberapa saat disini. Duduk di kursi. Bersalaman dengan tamu lainnya. Sempat ngobrol dengan Iteng, teman sewaktu MTsN Angkinang dulu.
Tak lama kemudian ada telepon masuk yakni datang dari Bapak Dedi. Yang minta dibukakan pintu Tata Usaha. Ada yang dicari. Terus saya meluncur ke TU. Yang dicari adalah RPP. Cari sana-sini tapi tak ketemu. “ Biar nanti saja. Kalu ikam handak aur,” ujar Bapak Dedi.
Benar memang saya mau aur. Handak ke Loksado. Jemput Rizal, rekan yang bakalan menemani saya ke Loksado. Jarak rumahnya sekitar 300 meter dari rumah saya. Lalu singgah ke rumah saya. Ganti pakaian dan mengambil kamera digital (KD).
Terus berangkat lewat Pakuan. Isi BBM di tempat Ayu, anak murid saya di MTsN Angkinang dulu. Sekarang Ayu baru tamat dari SMA. Saya mengisi bensin dua liter. Juga beli silet Tatra.
Lewat Lokbinuang. Di Telaga Langsat di tengah jalan banyak orang hilir mudik. Ternyata ada keramaian selain pangantenan juga ada lomba mini cross sepeda. Terus lewat Ambutun. Ke Madang. Singgah di Benteng Madang. Beberapa saat berada disini. Lumayan lelah juga menaiki dan menuruni anak tangga menuju benteng tersebut yang jumlahnya ratusan.
Setelah dari Benteng Madang kami terus lewat Desa Tayub. Disini kembali ada orang pangantenan. Ke Mandapai. Singgah di Monumen 17 Mei. Singgah di sebuah warung. Saya memesan lontong bahintalu. Rizal mengambil tahu.
Ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Pusara Bakti Banua di Mawangi. Ada tiga gadis foto-foto. Kami terus.
Perjalanan terus berlanjut hingga memasuki Kecamatan Loksado. Kami belok kiri ke Tanuhi. Rencana mau ke Air Terjun Kilat Api tapi lokasinya tidak seperti dulu lagi. Tidak bisa digapai. Jembatan penyeberangannya tidak tampak lagi. Kami batal kesana.
Kami terus menuju Ulang. Alangkah indahnya perjalanan menuju Desa Ulang. Jalannya cukup mulus. Nuansa alam pegunungan sangat kentara terasa. Kiri kanan jalan begitu indah pemandangannya. Melewati Pasar Desa Ulang.
Kami mengikuti jalur tiang listrik dan jalan beraspal. Ada beberapa buah gereja yang terlewati. Baru sekali ini saya kesana. Jalan buntu. Cuma ada jembatan gantung. Tak ada lagi jalan beraspal dan tiang listrik. Kami singgah. Motor diparkir tak jauh dari jembatan gantung. Menuju sungai yang banyak bebatuan berukuran besar.
Beberapa saat menyegarkan tubuh. Foto-foto suasana sekitar. Gemericik air kian meritmiskan suasana. Kami balik haluan. Sempat bertanya kepada anak muda kemana jembatan gantung tersebut tambusnya ? “ Ke Wariung,” jawabnya.
Singgah shalat Dzuhur di langgar Muara Tanuhi. Parkir motor. Ambil air wudhu. Masuk langgar lewat pintu belakang. Usai shalat kami menuju Tugu Ni’ih. Dijalan ada jalan yang rumbih.
Di Tugu Niih kami beristirahat beberapa saat. Menyaksikan aktifitas geliat usaha warga setempat. Ada orang maricih paring bakabat. Juga ada warga yang mengambil batu di dasar sungai. Kebanyakan anak-anak.
Kami pulang. Ke warung langganan di Parincahan. Saya makan nasi bungkus dan tahu. Kemudian ke warnet Petak Sembilan. Posting tulisan dan foto ke blog pribadi. Lalu ke Press Room Kantor Bupati HSS.
Ke Masjid Istiqamah shalat Ashar. Pulang ke rumah.

Kandangan, 30-06-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...