DI PENGHUJUNG GALAU
BAWA REFRESING
KE LOKSADO SAJA....
Minggu
(30/06/2013) pagi saya malawat ke
tempat orang meninggal dunia di Pakumpayan. Yakni mertua laki-laki Sani.
Beberapa saat disini. Duduk di kursi. Bersalaman dengan tamu lainnya. Sempat ngobrol
dengan Iteng, teman sewaktu MTsN Angkinang dulu.
Tak
lama kemudian ada telepon masuk yakni datang dari Bapak Dedi. Yang minta
dibukakan pintu Tata Usaha. Ada yang dicari. Terus saya meluncur ke TU. Yang
dicari adalah RPP. Cari sana-sini tapi tak ketemu. “ Biar nanti saja. Kalu ikam handak aur,” ujar Bapak Dedi.
Benar
memang saya mau aur. Handak ke
Loksado. Jemput Rizal, rekan yang bakalan menemani saya ke Loksado. Jarak
rumahnya sekitar 300 meter dari rumah saya. Lalu singgah ke rumah saya. Ganti
pakaian dan mengambil kamera digital (KD).
Terus
berangkat lewat Pakuan. Isi BBM di tempat Ayu, anak murid saya di MTsN
Angkinang dulu. Sekarang Ayu baru tamat dari SMA. Saya mengisi bensin dua
liter. Juga beli silet Tatra.
Lewat
Lokbinuang. Di Telaga Langsat di tengah jalan banyak orang hilir mudik.
Ternyata ada keramaian selain pangantenan
juga ada lomba mini cross sepeda. Terus lewat Ambutun. Ke Madang. Singgah di
Benteng Madang. Beberapa saat berada disini. Lumayan lelah juga menaiki dan
menuruni anak tangga menuju benteng tersebut yang jumlahnya ratusan.
Setelah
dari Benteng Madang kami terus lewat Desa Tayub. Disini kembali ada orang pangantenan. Ke Mandapai. Singgah di
Monumen 17 Mei. Singgah di sebuah warung. Saya memesan lontong bahintalu. Rizal mengambil tahu.
Ke
Taman Makam Pahlawan (TMP) Pusara Bakti Banua di Mawangi. Ada tiga gadis
foto-foto. Kami terus.
Perjalanan
terus berlanjut hingga memasuki Kecamatan Loksado. Kami belok kiri ke Tanuhi.
Rencana mau ke Air Terjun Kilat Api tapi lokasinya tidak seperti dulu lagi.
Tidak bisa digapai. Jembatan penyeberangannya tidak tampak lagi. Kami batal
kesana.
Kami
terus menuju Ulang. Alangkah indahnya perjalanan menuju Desa Ulang. Jalannya
cukup mulus. Nuansa alam pegunungan sangat kentara terasa. Kiri kanan jalan
begitu indah pemandangannya. Melewati Pasar Desa Ulang.
Kami
mengikuti jalur tiang listrik dan jalan beraspal. Ada beberapa buah gereja yang
terlewati. Baru sekali ini saya kesana. Jalan buntu. Cuma ada jembatan gantung.
Tak ada lagi jalan beraspal dan tiang listrik. Kami singgah. Motor diparkir tak
jauh dari jembatan gantung. Menuju sungai yang banyak bebatuan berukuran besar.
Beberapa
saat menyegarkan tubuh. Foto-foto suasana sekitar. Gemericik air kian
meritmiskan suasana. Kami balik haluan. Sempat bertanya kepada anak muda kemana
jembatan gantung tersebut tambusnya ?
“ Ke Wariung,” jawabnya.
Singgah
shalat Dzuhur di langgar Muara Tanuhi. Parkir motor. Ambil air wudhu. Masuk
langgar lewat pintu belakang. Usai shalat kami menuju Tugu Ni’ih. Dijalan ada
jalan yang rumbih.
Di
Tugu Niih kami beristirahat beberapa saat. Menyaksikan aktifitas geliat usaha
warga setempat. Ada orang maricih paring
bakabat. Juga ada warga yang mengambil batu di dasar sungai. Kebanyakan
anak-anak.
Kami
pulang. Ke warung langganan di Parincahan. Saya makan nasi bungkus dan tahu.
Kemudian ke warnet Petak Sembilan. Posting tulisan dan foto ke blog pribadi.
Lalu ke Press Room Kantor Bupati HSS.
Ke
Masjid Istiqamah shalat Ashar. Pulang ke rumah.
Kandangan, 30-06-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar