Minggu, 07 Desember 2014

Pusat Persebaran Islam di HSS Berpusat di Taniran Kubah

Senin, 8 Desember 2014


Oleh : Muhammad Hanafi  (IX B MTsN Angkinang)

Nama Juru kunci keramat datu Taniran : Muhammad Rusli
Nama Kaum masjid Taniran kubah ( As-Sa’adah ) : Muhammad Muhdhar
Masjid As-Sa'adah Taniran Kubah, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Tujuan haulan setiap tahun dilaksanakan ini merupakan implementasi dari penghargaan dan terima kasih kita selaku kaum muslimin bahwa berkat segala usaha dan kerja beliau maka perkembangan Islam di daerah ini dapat menyebar hingga ke pelosok desa. Semoga kerja keras, amal  bakti dan pengabdian beliau mendapat limpahan balasan pahalanya yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Bagi kita, generasi sekarang diharapkan dapat meneruskan cita cita serta mewujudkan  segala ajaran  beliau. Tentu saja hal demikian harus kita implementasikan dengan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, serta semakin meningkatkan syiar Islam ke seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Sejarah Keramat Datu Taniran penulisan riwayat singkat Al Alimul Allamah Haji M. Thaib dengan gelar Haji Sa’duddin ini bertujuan untuk mengenang kembali perjuangan seorang muballigh Islam kenamaan yang telah  menunaikan tugas dakwahnya sesuai dengan tuntunan zamannya pada abad ke 13 Hijriah atau ke 19 Masehi, di kawasan HSS yg sekarang di sebut Banua Lima.      
Nama-nama dan silsilah Datu Taniran, almarhum yang dinamakan di Kubah Taniran ini bernama Haji M. Thaib yang bergelar Haji Sa’duddin bin Haji Muhammad As’ad bin Puan Syarifah binti Al Alimul Allamah Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai nama diketahui Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari adalah ulama besar Kalimantan, pengarang Kitab Sabilal Muhtadin dan Kitab-kitab agama Islam lainya, yang di baca dan di pedomankan dalam praktek hidup beragama Islam di Kalimantan Hulu Sungai Selatan, pesisir Utara Sumatera, semenanjung Malaysia sampai daerah Fathani , Thailand Selatan.
Beliau merupakan anak kelima dari 12 orang bersaudara dari keturunan Haji Muhammad As’ad
1.Alimul Allamah Haji M. Abu Tahlan.Wafat dan dimakamkan di Tenggarong, Kutai,    Kalimantan Timur
2.Alimul Allamah Haji M. Abu Hamid.Wafat dan dimakamkan di Ujung Pandaran, Sampit, Kalimantan Tengah
3.Alimul Allamah Haji Ahmad .Wafat dan dimakamkan di Balimau Kandangan  Kalimantan Selatan
4.Alimul Allamah Haji M. Arsyad.Wafat dan dimakamkan di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
5.Alimul Allamah Haji Sa'duddin wafat dan dimakamkan di kampung Taniran Kubah, Kandangan,  Kalimantan Selatan.
6.Saudah
7.Rahmah
8 Saidah
9.Shalehah
10.Sunbul
11.Limir
12.Afiah
Kelahiran Datu Taniran  (Haji M.Thaib)

Beliau dilahirkan di kampung Dalam Pagar, Martapura di tahun 1194 Hijriah yang bertepatan dengan 1174 Masehi. Beliau sempat hidup dan bertemu Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari, sebab pada tahun 1227 Hijriah ketika Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari. Wafat beliau berusia 33 tahun, namun beliau tidak berada di Tanah Air ketika Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari wafat, baru setelah 2 tahun mangkatnya Syaikh yang mulia tersebut beliau kembali ke Tanah Air.
Wafatnya Haji Sa’duddin kurang lebih 45 tahun guru besar ini mencurahkan darma baktinya terhadap agama, bangsa dan umatnya, setelah berhasil mencetak ulama-ulama penerus yang tersebar di sekitar Hulu Sungai tempo dahulu, maka pada tanggal 5 Shafar 1278 Hijriah atau sekitar 1858 Masehi, beliau berpulang ke Rahmatullah dalam usia lebih dari 1000 bulan, yaitu 84 tahun.
Sedikit cerita tentang wafatnya Datu Taniran tiga hari menjelang kewafatannya, beliau mencuci kain kafan. Salah seorang sahabat  beliau yang bernama Ninggal mengatakan bahwa “tuan akan pulang “
menurut penuturan orang-orang tua yang sambung bersambung di kampung Taniran sini, pada waktu jenazah almarhum dishalatkan, banyak sekali orang yang turut melaksanakannya dan di antaranya ada  terlihat tiga orang yang cukup menarik perhatian, tetapi tidak seorangpun mengetahui dari mana mereka dan datang. Dan bagaimana cara mereka pergi selesai shalat dan pemakaman jenazah tersebut.
Setelah pemakaman, berdatanglah segala jenis burung dan selama tiga hari berturut-turut mengerumuni dahan dan ranting pepohonan di sekitar kubur almarhum seakan-akan turut memberikan ta'ziah dan menzirahi makam seorang mujahid dakwah, yang telah menunaikan tugasnya seraya mengucapkan selamat sejahtera atas seorang hamba yang baik sejak ia dilahirkan. Hingga ia wafat dan ketika nanti ia di bangkitkan kembali
Datu Taniran Syekh Haji Muhammad Thaib (H. Sa’duddin) paling jauh orang yangberkunjung
ke Makam Keramat Datu Taniran salah satunya adalah warga Samarinda dan Martapura .
Keramat Belakang

1. Syekh Alimul Fadhil H. Abdul Kadir bin Syekh Alimul Allamah H.M Thaib Sa’duddin
2.H.Abdullah bin Syekh Alimul Fadhil H.Abdul Kadir
3 H.M Arsyad bin Sya,dan


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...