Kamis, 25 Desember 2014

Pertemuan Rindu

Jum'at, 26 Desember 2014


            Ini cerita saat di Pantai Takisung. Atma memberitahu ada temanku mau bertemu di masjid. “Ada kawan pian bibinian wan anaknya bungas-bungas handak batamu pian. Lakasi datangi di masjid,” ujar Atma.
            Atma dan Nisa baru saja datang dari masjid yang berjarak sekitar 400 meter dari tempat tenda kami didirikan di tepi Pantai Takisung. Lalu aku berjalan kaki menuju masjid. Saat berada di halaman masjid ada Nurul, anak ibu Ucie teman asal Padang Batung.
            “Pa. Mama lagi shalat Dzuhur di dalam. Tadi mencari pian,” ucap Nurul.
            Lalu aku duduk dengan Nurul. Bertanya macam-macam. “Ulun umpat rumbungan sakulahan. Ba bis jua,” ujar Nurul.
            Tak lama kemudian keluar Ibu Ucie, usai menunaikan shalat Dzuhur. Aku bersalaman. “Apa kabar pian,” tanya Ucie yang terlihat cantik.
            “Baik haja,” jawabku.
            Sekarang gantian Nurul yang shalat Dzuhur. Aku dan Ucie ngobrol ngalur ngidul. Ucie berusia tiga tahun lebih tua dariku. Sudah bersuami dan dikaruniai dua orang anak. Ia akrab denganku karena hubungan di dunia maya, facebook sejak tahun 2012 silam. Sering bagi-bagi status. Walau aku tahu ia sudah bersuami. Tapi aku tidak punya niat untuk menggoda. Aku hanya sebatas pengagum setia. Sementara Ucie dan Nurul, anaknya senang denganku karena dibidang tulis-menulis. Setiap ada buku baru karyaku selalu kubagikan kepada mereka. Seperti buku kumpulan puisi, cerpen, esai, dsb
            Hingga sekarang keakrabanku itu terus terjalin. Bakat Nurul sebagai pembaca puisi terus terasah. Kerap menjuarai lomba baca puisi. Belakangan Nurul minta diajarkan menulis puisi dan cerpen.
            Kembali ke Pantai Takisung. Aku ingin shalat dzuhur dulu. “Silakan ulun mahadangi,” ujar Ucie.
            Aku shalat Dzuhur. Setelah itu kembali mojok diteras masjid dengan Ucie dan Nurul. Anugerah terindah yang diberikan kepada mereka. Anak dan ibu sama-sama dikaruniai wajah cantik. Akhlak mulia. Bauntung batuahnya baisian bini wan anak kaya itu. “Pa minta foto dengan pian lah,” ujar Nurul.
            Lalu aku dan Nurul mengambil posisi untuk difoto oleh Ucie. Kemudian aku dengan Ucie dimana Nurul yang memoto. Kemudian Ucie dan Nurul aku yang foto. Tak lama setelah foto-foto kami beranjak menuju tenda di tepi pantai. Ucie dan Nurul ke tenda rombongan SMPN Padang Batung. Sementara aku ke tenda MTsN Angkinang.
            “Siapa pa pacarkah ? ” tanya Atma setibanya aku di tenda.
            “Pacar urang. Sudah balaki. Kawan haja,” jawabku.
            Kegembiraan menghinggapi diriku hingga rombongan meninggalkan Pantai Takisung. Ternyata Ucie dan anaknya, Nurul tetap perhatian padaku sampai sekarang.***


Kandangan – Takisung, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Hujan Turun di Sekitaran MTsN 3 HSS

 Sabtu, 23 November 2024 Saat hujan turun di sekitaran Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS), yang ada di RT 3 Desa ...