Saya sering menyaksikan anak-anak bermain biji getah (karet) yang diadu kekuatannya (bapidak). Sekarang lagi trend bagi anak-anak di HSS. Rela bergerilya mencari biji getah untuk bapidak. Harganya melambung. Rela ke hutan mencarinya.
Anak-anak berusia SD dan SMP. Di
kampung mana saja di HSS. Entah apa trend permainan tradisional. Hal ini
mengingatkan saya waktu kecil dulu. Saya juga suka bapidak. Waktu SD dan
tsanawiyah.
Pergi jauh usai pulang sekolah atau
pada hari libur. Mencari tanaman karet yang sudah tua dan berbuah cukup lebat.
Biasanya berada di kebun yang jauh dai pemukiman. Dibawahnya berserakan biji
getah. Lalu dipungut dimasukkan kedalam tas keresek palstik yang sudah
disiapkan sejak dari rumah.
Lalu kembali ke rumah. Di tempat
yang lapang kami bapidak. Biasanya saya selalu kalah. Entah kenapa. Karena ada
yang curang. Biji karet diisi dengan aspal atau yang lain. Malah ada yang
mengelabui teman dengan menggunakan biji kaminting (kemiri) yang dibuat mirip
biji karet. Tentu saja pecah biji karet. Biji kaminting kuat sekali.
Itu pengalaman saya waktu waktu
masih kecil. Sekarang sudah dewasa. Saya kangen untuk bapidak kembali. Seperti
dulu lagi. Ingin kembali menyelami masa indah. Tapi sekarang usia saya tak
anak-anak lagi. Sekali-sekali boleh juga…***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar