Selasa, 9
Oktober 2007
*Ah Febri
kenapa aku terkenang wajahmu ?
*Maksiat lagi
kulakukan.
*Histeria mala
mini mengusik lamunanku.
*Antara
keangkuhan dan keegoisanku.
*Kada kawa
diulah pemimpin.
*Dendam dan
kebencian membalut.
*Yus’an lalu
ampah ke hulu.
*Keheningan
malam.
*Aku yang
terbias sepi.
*Ku kontak
Umie, mengusir sepiku.
*Buat
proposal. Minta kamera digital dan kaos kepada Cabup HSS 2008-2013.
Jum’at, 12
Oktober 2007
*Malam lebaran
ke Kandangan liat pesta kembang api dan baarak. Lawan Yadi dan anak Yayan.
Mangkal di depan took Umanya Ahyar. Terjebak kemacetan. Pulang jalan gang
belakang Pandai.
*Tahu isteri
Humai.
Sabtu, 13
Oktober 2007
*Lebaran Idul
Fitri 1428 H. Aniez, Aya, Ida, dan Nabilah bertandang kea nu Ima nang patah
batis mantuk kecelakaan di Rantau.
Ahad, 14
Oktober 2007
*Bauntungnya
Sai ikam baulih bini bungas wan anak orang baduit, salehah pulang.
*Kemana hari
raya bajalanan.
*Beruntunglah
orang-orang yang diberi keberuntungan.
*Dengarlah isi
hatimu : aku sayang padamu !
*Lalu lalang
kendaraan. Pukul 09.50 = 51 buah. 09.52 = 17 buah. 09.54 = 49 buah. 09.56 = 85
buah. 09.57 = 54 buah. 10.00 = 371 buah.
*Aqiqah anak
Rama dan Kiah malam Senin dikejutkan oleh kasus kecelakaan kecil di depan toko
Ahyar. Jam Jami mau menyuntul. Reza acungkan pistol.
*Ada peluang
Safi’i berkoalisi dengan Arifin MT dalam pilkada HSS 2008. Kans menang cukup
besar dua kecamatan Daha dan Angkinang.
Senin, 15
Oktober 2007
*Jenuh dan
bosan aku berada disini.
*Malam Selasa
Walid ke rumah mengantar buku-buku yang dipinjam.
*Unair
Surabaya terpilih menjadi pusat penelitian internasional flu burung.
*Sasam Amah ke
rumah melihat tape Madan.
*Akibat
kemalasan ataukah ketidak beruntungan.
*Duh indahnya
kebahagiaan yang diberikan kepada orang-orang yang beruntung oleh Tuhan.
*Sepasang
suami isteri yang hidup tenang dan tenteram bahagia.
Selasa, 16
Oktober 2007
*Cuping
telinga menempel. Cuping telinga terpisah.
*Telunjuk kaki
panjang. Telunjuk kaki pendek.
*Lidah dapat
menggulung. Lidah tidak dapat menggulung.
*Rambut ikal.
Rambut lurus.
5 Februari
2005
*Terdengar
alunan musik panting. Malam Minggu yang indah. Hiburan dalam rangka perkawinan
Dodi. Grup Japin Dandaman Angkinang Raya sedang belajar. Diantara para personel
adalah Udin Asa (keyboard), Johan, dkk. Diantara para penari satu berwajah
lumayan. “Dia masih duduk dibangku kelas I SMP,” beritahu Ufik kepadaku.
Dengan memakai kaos warna hitam yang di belakang bertuliskan Angkinang TV
dan celana panjang warna abu-abu. Aku datang ke lokasi pertunjukan yang berada
disamping rumah Miji dan Liana tau di tengah-tengah kedua rumah tersebut.
Yang menyanyi K Babay dan Ongky. Aku
mencari tempat yang tepat agar dapat menikmati hiburan kali ini. Karena
dipelataran rumah Ami kosong, aku duduk. Di depan ada adingnya Zaelani yang
cukup menarik perhatianku. Kadangkala aku menggodanya.
Karena disampingku bibinian haja aku
melangkah pergi ke tempat lain. Sesekali penonton bersorak bila pasangan penari
melakukan tingkah yang unik dan lucu. Pasangan penari itu biasanya membayar
untuk mengiringi lagu.
Yang kerapkali tampil adalah Udin
Ambin, Amuy, Didin, dll. Aku masuk ke arena hiburan. Alunan musik kian mendayu.
Penonton makin padat. Kubuka handycam lalu menyorot para pemain music panting /
japin. Juga ke penonton. Tentu saja bila kepada wanita cantik sorot handycam
lebih lama.
*Mandiri
finance (kawasan) sarana automandiri.
2005
*Mencari
makan. Malam tadi aku seperti biasa usai Berita Nasional di TVRI menyaksikan
film documenter flora dan fauna. Tadi malam soal kehidupan binatang simpanse di
Tanzania. Film produksi National Geographic Television itu sangat menggugahku.
Terus terang aku memang suka tayangan tentang lingkungan apalagi soal fauna.
Aku benci sinetron Indonesia yang hanya pamer aurat dan kekayaan saja. Sudah
membosankan. Ada seekor simpanse yang mencari makan dengan cara memotong daun
setelah itu dimasukkan ke dalam lobang anai-anai. Sehingga bertenggerlah
anai-anai. Lantas diangkat dan dimakan satu-persatu. Seperti itulah tiap kali
yang dilakukan oleh simpanse. Ternyata untuk memperoleh kesuksesan harus
melewati usaha. Jangan hanya berdiam diri saja. Mana ada rejeki datang sendiri
tanpa ada usaha. Tak ada bintang jatuh. Hal ini mengisyaratkan bahwa apapun
jalannya asal halal harus dilewati untuk menggapai tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar