Selasa, 25 Maret 2014
………………………….. Aisyatur Ridha ikut pemusatan latihan MTQ. Bertempat di Mess Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Pemkab HSS) Jl. A.Yani Kandangan, mulai Jum’at (21/3) sampai Minggu (23/3) digelar pemusatan latihan bagi kafilah HSS yang ikut pada MTQ Nasional ke 27 Tingkat Provinsi Kalimatan Selatan di Pelaihari pada tanggal 19 s/d 26 April 2014 nanti.
Mereka masuk pada Jum’at pukul 14.00 WITA dan Minggu berakhir pukul 11.00 WITA. Untuk mengikuti kegiatan itu peserta menginap di Mess Pemkab.
Aisyatur Ridha, siswi Kelas VIII B MTsN Angkinang merupakan salah seorang peserta pemusatan latihan tersebut. Ridha pada MTQ di Pelaihari nanti tampil pada cabang Tahfiz 5 Juz.
Dalam latihan ini Ridha mengaku tampil serius. “ Tampil baik-baik saja. Dengan pelatih yang sudah berpengalaman. Pemusatan latihan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas tampilan kafilah HSS dan juga melatih kemampuan peserta,” tutur Ridha.
Menurut Ridha, materi yang disampaikan seputar cabang yang diikuti, serta penampilan saat berada diatas panggung MTQ.
“ Hadir pada kesempatan itu puluhan anggota kafilah HSS lainnya beserta pelatih yang ditetapkan sesuai cabang. Juga dari perwakilan dari Pemkab HSS dan LPTQ HSS untuk memantau kegiatan,” ujar Ridha
Ridha mengaku cukup senang ikut latihan ini. Agar lebih mantap nanti saat tampil di Pelahari.
“Para anggota kafilah HSS diharapkan dapat mengikuti pemusatan latihan dengan baik. Menyimak apa yang disampaikan. Jaga nama baik HSS untuk memberikan yang terbaik,” ujar Ridha , mengutip ucapan dari pengurus LPTQ HSS saat meberikan sambutan.
Setelah pemusatan latihan minggu ini ada beberapa kali pertemuan lagi yang dilakukan hingga menjelang keberangkatan ke Pelaihari nanti. “Mudahan saya dapat mengikutinya sampai selesai. Hingga pada saat tampil di Pelaihari nanti bisa memberikan yang terbaik bagi kafilah Bumi Antaludin tercinta,” pungkas Ridha. (akhmad husaini)
…………………
………………………………….
Kada bisa barikin. Pambakal Anjam sarik banar anu Palui. Karna disambat kada bisa barikin alias bahitung.
“Caka kada bisa barikin kada mungkin aku tapilih jadi pambakal,” ujar Pambakal Anjam pina marangut.
Marga itu tadilah sampat handak bakalahian. Tapi untung haja ada nang manyabari. “Ulun manyambat pian kada bisa ka Barikin. Jadi kada manyambat pian kada bisa barikin alias bahitung pang,” ujar Palui.
“Ooh itukah. Bujuran Lui ai sampai wayahini aku miming kada biasa ka Barikin nang ada di Haruyan Barabai itu. Tapi amun ada waktu Lui ai gani’i aku kaina bajalanan kasana nyaman aku nukar sasapu banyak-banyak. Wan jua aku kada ikam sambat lagi kada bisa barikin, eh maksudku kada bisa ka Barikin lagi,” ujar Pambakal Anjam nang maakui kakurangannya sambil basalaman lawan Palui karna sabalumnya parak batamparan sual kada biasa ka Barikin tadi.***
……………..
Tulak ka gurun. Garbus bahual lawan Tulamak sual gurun alias padang nang luas. Ada nang bangaran gurun pasir, gurun sahara, dll. Kabanyakan gurun nintu andaknya di Afrika wan tanah Arab.
“Di Indonesia gin ada gurun,” ujar Garbus.
“Kadada Bus ai di Indonesia,” ujar Tulamak.
“Bujuran di Indonesia ada gurun. Aku biasa ka sana. Tiga gurun lagi sakaligus ku datangi,” ujar Palui.
“Dimana andaknya Lui ?” ujar Tulamak handak tahu.
“Oh aku tahu ai inya ada di Sulawesi kalu Lui,” ujar Garbus.
“Iih bujur,”ujar Palui.
“Amun nintu kada gurun nang kaya di Arab nintu. Tapi nintu ngaran dairah yaitu Gorontalo,” ujar Tulamak mangaluarakan jawabannya.***
………………..
Semua tentang Angkinang. Mengenal Angkinang. Pulanglah ke Angkinang. Aku rindu Angkinang. Angkinang membutuhkan kalian. Membanggakan Angkinang. Orang-Orang Angkinang. Angkinang hebat. Kembalikan Angkinangku.
........................
Ahad, 30-10-2005
KT Anggrek gelar kejuaraan bulutangkis. Minimnya kejuaraan bulutangkis di Hulu Sungai Selatan (HSS) dan ingin melahirkan atlet bulutangkis berprestasi merupakan latar belakang Karang Taruna (KT) Anggrek Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS menggelar Kejuaraan Bulutangkis Anggrek Cup 2005. Kejuaraan berlangsung dari bulan Oktober sampai 15 November 2005. Berlangsung setiap malam di Lapangan Olahraga Pasar Angkinang.
Kejuaraan ini cukup mendapat perhatian. Terbukti dengan banyaknya peserta dan penonton yang hadir menyaksikan kejuaraan ini. Mungkin karena ini yang pertama dilaksanakan.
Tentu saja hal ini awal dari sebuah kesuksesan. “Dan mudahan berlangsung sukses hingga selesai,” ujar Rahmadiansyah, Ketua KT Angrek.
Apalagi ditunjang dengan hadiah yang banyak seperti uang dan tropi. “Semoga kejuaraan ini dapat terus berlanjut menjadi kalender tahunan KT Anggrek dalam pembinaan olahraga,” ujar Rahmadi. (akhmad husaini)
…………..
Pekerjaan dan rejeki. “Kenapa kamu saat penerimaan CPNS dulu tidak ikut,” Tanya seorang teman kepada temannya.
“Aku malas nggak gairah ngikutin. Apalagi saat itu aku sedang tidak ada duit untuk biaya administrasi berkas lamaran,” jawab temannya yang ditanya.
“Sekali-sekali dong ikut. Kalau kamu nanti beruntung. Nanti kamu keburu tua. Dan orang-orang yang berhasil itu baru setelah mencoba beberapa kali bahkan ada yang sampai tujuh kali berturut-turut baru berhasil. Kalau pun tidak berhasil kan bisa jadi pengalaman berharga untuk mengikuti seleksi CPNS tahun berikutnya, “tutur sang teman.
Itulah fenomena yang terjadi saat penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Yang diterima sedikit sedang yang mendaftar ratusan bahkan ribuan orang banyaknya. Mereka beranggapan jadi PNS itu hidup akan terjamin hingga meninggal dunia.
Di dunia ini tidak ada pekerjaan yang mudah. Semuanya memerlukan tenaga ekstra untuk menyelesaikannya. Ketimbang nganggur lebih baik bekerja apa saja yang penting halal.
Banyak pekerjaan dimuka bumi ini yang dapat dilakoni. Petani bekerja disawah. Pedagang berjualan di pasar. Guru mengajar anak murid di sekolah. PNS bekerja di instansi pemerintah. Warga dari daerah Hulu Sungai pada musim panen padi pergi ke Gambut untuk jadi buruh tani. Dan banyak lagi yang lainnya.
Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semenjak pagi hingga petang bekerja demi mencari yang namanya duit. Siapa tidak ingin punya pekerjaan yang gajinya lumayan beserta fasilitasnya. Tentu semua orang mendambakannya.
Namun sangat disayangkan bila sudah bekerja tapi karena tidak tahan baik pekerjaannya yang terlalu berat atau selalu diomeli terus-terusan oleh atasan bila berbuat kesalahan. Memang itu adalah sebuah ujian. Hal ini ibarat makan yang jadi rejeki kita sudah berada di dalam mulut tapi kemudian dimuntahkan. Padahal kalau dipikir-pikir lebih mending kalau di kampung saja berdiam kembali bertani tak ada lagi yang bisa dikerjakan.
Memang sekarang zamannya sogok. Semua keperluan seperti melamar pekerjaan harus sogok sini sogok situ untuk memperoleh jabatan atau kedudukan. Kalau tidak jangan harap bisa berhasil. Masuk sekolah dan perguruan tinggi pun dengan duit. Walaupun pintar tapi tak banyak duit tentu saja peluang untuk diterima akan tertutup. Bahkan tidak diterima sama sekali.
Di dunia ini yang punya banyak duit tambah menumpuk harta. Sudah punya sepeda motor beli lagi sepeda motor yang baru. Karena tergiur oleh iklan biar tidak ketinggalan zaman. Kalau punya banyak duit tentu tidak apa-apa atau tak jadi masalah. Tapi kalau yang tidak punya uang yang banyak tentu akan melakukan cara-cara yang tak terpuji untuk memenuhi keinginannya. Misalkan mencuri hak kepunyaan orang lain. Tentunya hal itu akan berakibat fatal bisa-bisa berurusan dengan aparat hokum. Atau sebelumnya dapat penghakiman massa oleh warga yang tak menerima akan perbuatannya itu. Akhirnya diri kita sendiri akan rugi.
Dengan duit yang banyak tentu saja apa-apa yang diinginkan dapat terkabul. Namanya saja orang kaya. Ingin ini itu dapat dilakukan
Diharapkan dengan harta yang berlebihan sebagian dapat diberikan kepada fakir miskin. Juga tempat-tempat ibadah yang memerlukan bantuan. Tentu saja itu akan mengurangi bapintaan dijalan yang dilaksanakan beberapa tempat ibadah untuk membiayai pembangunan atau renovasi selama ini.
Tidakkah kita tersentuh diri melihat keadaan fakir miskin atau orang yang tak berpunya di sekitar kita. Mereka hidup dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Saatnya sekarang ulurkan tangan untuk ringankan beban masalah yang mereka hadapi.***
………………………
…………………..
…………………..
Kita pasti bisa
cerita yang tak berkesudahan
dulu jadi kebanggaan sendiri
kini telah ditinggalkan
adakah rasa malu
kenapa kau pergi
mencari yang lebih tinggi
jangan kau lupakan
fantastis memang
tapi coba kau lihat
sekarang menyakitkan
sementara kau melambung tinggi disana
kapan ada perubahan
siapa yang salah
semestinya semua orang tahu
pergi dengan mata hati
terakhir kali kau kulihat
sumpah benang emas
tiada habis-habisnya
apalagi yang bisa kau banggakan
diantara kepingan derita
coba meraih mimpi lebih tinggi
tinggalkan sejuta kenangan
sesaat memang tak ada beda
mencari jatidiri
dalam kekeliruan yang tak sempurna
masihkah rindu membelit
kerinduan yang dulu ada
kini apalagi yang bisa diimpikan
kita pasti bisa
ingin mencoba yang lain
tetapi bisa saja berubah
arahnya itu pertanda luka
hanya ada beberapa saja yang bisa
engkaulah segalanya bagiku
bentuk lamunan yang dalam
akui saja itu salahmu
taklukkan hati semua
Kandangan, 23 Maret 2014
……………………
Ahad, 23 Maret 2014
*Seharian di rumah saja. Membosankan.
*D Terong :2 N (Nunung, Neneng)
*Semangat terus menulis. Andai punya laptop plus notebook. Satu jam satu tulisan ke blog pribadi dan Kompasiana. Jalan-jalan ke pelosok HSS. Hasilnya ditulis ke blog. Apalagi jelang Pemilu 2014 ini.
*Saya lagi seret duit. Caka ada duit jalan-jalan cari makanan yang enak.
*Apapun bisa kamu tulis.
*Nomor satu yang jadi pilihan. Sejak lama saya mengenalnya. Banyak manfaatnya. Harganya murah meriah. Ya korek api merk nomor satu produksi dari Jawa. Bukan dari Kalsel. Tapi beredar luas di Indonesia. Terbaru harganya Rp.1000/3 bungkus di kios langganan saya. Dulu waktu kecil harganya Rp.25 /bungkus. Sampai kini korek api tetap bertahan. Walau ada kotrek /mancis. Tapi korek api tetap eksis. Sangat membantu warga untuk keperluan memasak di dapur. Untuk membakar rumput kering di sawah. Saya tak tahu dimana tempat produksi korek api itu. Satu bungkus korek api berisi sekitar 50 batangan. Cukup mudah menggunakannya. Tinggal ambil batang korek api lalu mengorekkannya ke bagian sisi kotak yang berwarna coklat. Muncul api menyala membakar batang. Waktu saya kecil sering beli korek api untuk menyalakan alili, latupan, dsb. Nomor Satu tetap bertahan hingga kini di tengah kemajuan zaman. Tapi kita harus hati-hati jangan gunakan nomor satu untuk kejahatan. Jauhkan dari jangkauan balita. Semua orang tidak asing lagi dengan korek api. Sudah biasa. Sudah familiar. Saking terkenalnya hingga dilupakan. Biasa-biasa saja.***
……………………
CATATAN HARIAN AKHMAD HUSAINI :
Senin, 1 Oktober 2007
*Oke. Aku siap mengikuti tes tertulis anggota PPK.
*Isteri salehah. Siapa yang tak ingin mendapatkannya. Sudah cantik, berakhlak mulia, sopan santun pula. Du bangga dan bahagianya dunia. Apalagi taat kepada suami.
*Kenapa perasaanku gundah.
*Kalau menghinakan siaplah untuk terhinakan.
*Ketika masih belum punya anak. Sama-sama jiwa anak muda laki bini. Nonton konser musik ke Kandangan disasahi. Bila yang tampil kelompok musik idola. Biar bagaimanapun ini adalah sebuah pengalaman.
*Isteri Adit bernama Riska Damayanti orang Amuntai usianya 5 tahun lebih muda darinya. Bekerja sebagai PNS di Humas Pemkab HSU sedang Adit sendiri sebagai guru di sebuah MTsN.
*Halin.
*Mengontrak rumah sekitar 4 kilometer dari tempat ia bekerja.
*H Omah Bukit Pasaran, Acil Iram (Pelaihari) Mama Usin, Binuang, Musasi.
*Sunyi banaran kadada ikam.
*Isterinya mandi. Duh seksinya menambah kecintaan melihat tubuhnya.
Selasa, 2 Oktober 2007
*Ikut mengantar Didi Daud nikah ke Bamban. Mutur nang disopir bos Usuf, lawan Didin, Nasir, Abahnya Uat, Iwan, H Cabi, dan Udi.
*Reza Aran : Baampat ujah pamanku nang kada lulus PPK.
*KH. Muhaimin G sesepuh Nahdiyin meninggal dunia, Bambu Runcing, Jateng. Berusia sekitar 70 tahun.
Kamis, 4 Oktober 2007
*Aku yang terhina
Jum’at, 5 Oktober 2007
*24 Keinginanku itu : beli kamera digital, hidup lebih baik dan berubah, bisa basapida mutur, lancarkan rejeki, disehatkan badan untuk mengerjakan amal ibadah, taat kepada kedua orangtua, meninggalkan maksiat untuk selamanya, enteng jodoh, sukses mengikuti seleksi anggota PPK, mamasang listrik, beternak ayam yang sukses, bekebun kacang panjang, bilungka, beli TV, computer, sepeda motor, shalat subuh berjamaah, nukar HP baradio FM, nukar jaket, sepatu, baju hem, nukar Qur’an, kopiah, menjahit celana, nukar BR, dsb.
Sabtu, 6 Oktober 2007
*Andai ada transport. Keinginan bertemu kesiapan. Tentu aku akan berangkat ke Kandangan usai tadarus Al-Qur’an di Langgar. Nonton Lomba Bagarakan Sahur. Bawa handycam. Mengabadikan momen indah dan penting. Berada ditengah-tengah penonton. Beraksi dengan handycam. Mengabadikan tiap detik kegiatan tersebut.
*Bermimpilah dengan mimpi-mimpi indahmu.
*Festival tanglong dan bagarakan sahur2007 di Banjrabaru ke 7. Siaran pandangan mata RRI Banjarmasin Pro 1. Badadamaran / malam salikuran.
*Kapolresta Banjarbaru, AKBP Juhdi : Tingkatkan kewaspadaan.”
*Tanglong Kalsel 17 grup. Tanglong Banjarbaru 20 grup. Bagarakan sahur Kalsel 16 grup. Bagarakan sahur Banjarbaru 56 grup.
Senin, 8 Oktober 2007
*Mala mini Adit dan isterinya melakukan shalat Tarawih di Masjid Raya Amuntai. Kebetulan Gubernur Kalsel hadir.
Selasa, 9 Oktober 2007
*Porsi, pengulangan, kombinasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aktivitas Selama di Aceh
Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022) Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...
-
Rabu, 26 Maret 2014 Plang penunjuk Makam Datu Taniran Desa Taniran Kubah Kec. Angkinang Kab. HSS Lokasi Makam D...
-
Sabtu, 30 Maret 2013 Selain ketupat dan dodol, apabila menyebut nama daerah pahuluan, khususnya Kandangan, sejurus tentu terbayang kes...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar