Tanaman ini terdapat di depan Kantor
Tata Usaha (TU). Tepatnya di taman kecil. Dulunya dibawa oleh salah seorang
staf TU yang kemudian ditanam. Setelah beberapa bulan sirih habang itu tumbuh
subur. Karena manfaatnya sangat berarti. Selalu disiram setiap pagi. Agar
tumbuh subur. Sirih itu diminta seorang staf pada tetangganya. Lalu ditanam di
MTsN Angkinang.
Menjadi perhatian semua orang. Salah
satunya Maulia Ulfah, S.Pd, guru mata pelajaran IPA di MTsN Angkinang. Ia mengajak
siswa kelas VII untuk belajar di alam meneliti tanaman yang ada di sekitar MTsN
Angkinang. Diantaranya adalah sirih habang.
Berdasarkan informasi yang
didapatkan dari berbagai sumber, Maulia memberitahukan kepada anak didiknya
tentang sirih habang dengan nama latinnya piper crocatum. “ Bentuk dan ukuran
sama saja dengan sirih biasanya. Yang membedakan batang dan daunnya yang
berwarna merah keperak-perakan. Seperti mengkilap. Selain itu kalau daunnya
dirobek ditangan, mengeluarkan lender serta baunya lebih harum dari sirih
hijau,” tutur Maulia Ulfah.
Disebutkan Maulia, sejak dulu sirih
habang dipakai nenek moyang sebagai pengobatan macam-macam penyakit. “ Sirih
habang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti diabetes militus,
hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, stroke, asam urat, hipertensi,
radang liver, radang prostat, keputihan, maag, dsb,” ujar Maulia mengutip dari
sebuah tulisan.
Ditambahkan Maulia, cara
menggunakannya ambil tiga atau empat lembar daun sirih habang kemudian direbus
dengan segelas air sampai mendidih. Setelah mendidih airnya disaring dan
didinginkan. Amalkan meminum air sirih 2-3 kali sehari.
“ Selain direbus dengan air, sirih
habang bisa juga digunakan menjadi the. Caranya sirih habang dijemur dulu
sampai kering. Setelah itu baru di blender supaya menjadi halus racikannya.
Setelah halus bisa dibuat the atau dibuat ke dalam kapsul supaya mudah
menelannya,” ujar Maulia.
Para siswa merasa puas atas ilmu yang saat didapat saat belajar di luar
kelas. “ Semoga ilmu yang didapat bisa kami manfaatkan dan berguna untuk
kehidupan sehari-hari,” ujar Eka Farida, siswa Kelas VII A. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar