Jumat, 16 April 2021

Diary Hangkinang : RBU.14.04.2021

 Sabtu, 17 April 2021

[RABU, 14 APRIL 2021]

>Shalat Subuh di Langgar Al Kautsar, Rabu, Imam H Mastur, dan Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Kaspul Madah, dan samping kiri Bandi Puspa. Pakaian yang saya kenakan baju sasirangan kuning, tapih kuning hitam kotak-kotak, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Kaspul Madah, Bandi Puspa, Rasyidi, Irul Imi, Rizal, Budi Nida, Chamuy, dan Sariansyah. Cuaca di luar Langgar Al Kautsar saat saya pulang menuju rumah dalam keadaan cerah.

>Rabu pagi dengan Rahman Alack, Paman Sani, dan Fauzan Zainury, ke Gambah Dalam Barat. Malawat ke tempat Lina Hayati. Ayahnya, H Makmur meninggal dunia. H Makmur dulu waktu Tsanawiyah adalah guru saya. Selain orangtua Lina Hayati juga orangtua guru olahraga waktu saya SDN Angkinang 1 yakni Bapak Syahrudin (alm). Ada sekitar 15 menit malawat, kami pawitan. Saya mendengar kabar, Abahnya Lina Hayati meninggal dunia dari Paman Sani, Rabu pagi. Kata Paman Sani ia dapat habar, Selasa sore, lewat Ibu Nisa. Jadi Abahnya Lina meninggal Selasa sore. Dimakamkam Rabu, sekitar pukul 11.00 WITA.

>Ke kios Agustin Istiqomah Bakarung, Rabu pagi, beli pisang talas, galapung, beberapa air mineral botol, BR hayam 2 kg. Saat saya berbelanja di kios Isti ini, lewat Bapak Hasmiadi ampah ke hilir, mungkin mau malawat ke tempat Ibu Lina Hayati.

>Sudah beberapa hari ini saya maingun dua ekor anak kucing yang ditinggal pergi induknya. Kedua anak kucing itu saya buat ke dalam kotak sayur, yang biasa saya pakai untuk kurungan ayam. Tampulu kotak tersebut kosong, jadi pas anak kucing itu saya masukkan ke dalamnya. Dibawa masuk ke dalam rumah. Setiap hari, setiap waktu selalu saya dengar suara dari kurungan itu. Saya tak tahu itu suara tanda lapar, haus, atau butuh kasih sayang dari kuitannya. Entah kenapa kuitannya begitu tega meninggalkannya, saat mereka butuh perhatian. Sang induk pergi begitu saja setelah beberapa hari melahirkan.

>Wahyu mengaku dapat paket Ramadhan 1442 dari temannya waktu Tsanawiyah dulu, yang ada di Bakarung. Temannya itu penjual emas di Pasar Kandangan, Toko Emas Mutia. Setiap momen tertentu, temannya yang perempuan itu, saya tak tahu namaya, selalu berbagi rejeki kepada teman-temannya waktu Tsanawiyah, termasuk kepada Wahyu. Kata Wahyu saat sekolah dulu temannya itu sudah terlihat baduit. Karena sangu saja melebihi temannya yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersama Rusdiansyah (Kelas VIII MTsN 3 HSS)

 Sabtu, 23 November 2024 Dengan Rusdiansyah, atau biasa disapa Iyan, siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selata...