Jumat, 02 April 2021

Diary Hangkinang : RBU.03.06.2020

 Sabtu, 3 April 2021

[RABU, 03-06-2020]

>Shalat Subuh di Langgar Al Kautsar Rabu, Imam H Mastur, Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Rizal, samping kiri Rasyidi. Jumlah Ma’mum / Jamaah sekitar 10 orang. Saya memakai baju muslim cokelat / abu-abu, dengan tapih putih berpadu warna lain, barian Chamuy beberapa bulan silam.

>Usai shalat Subuh Rabu kami tetap bertahan di Langgar Al Kautsar ada mahaul neneknya Yus’an Salasiah binti H Aseri. Pemimpin haul H Mastur. Ada menu nasi bungkus. Saya tidak ikut makan di Langgar Al Kautsar, dibawa pulang ke rumah.

>Usai shalat Subuh Rabu Sariansyah lewat pengeras suara mengumumkan kepada warga, bahwa telah berpulang ke Rahmatullah Muhammad Suni / Abahnya Mita sekitar pukul 01.30 WITA. Sebelumnya Suni berdiam di belakang Pasar Angkinang. Sudah beberapa bulan ini saya tak melihat lagi keluar rumah. Biasa ia memakai tongkat karena patah kaki yang dideritanya. Semasa hidup Suni hobi menyanyi setiap ada acara pangantinan, biasa lagu Rhoma Irama yang ia bawakan.

>Menunggu hujan reda dengan teman kerja SW berduaan di ruang Tata Usaha (TU) Rabu sekitar pukul 15.00 WITA. SW duduk di kursi tamu asyik main handphone, sementara saya asyik menulis di lap top di meja kursi H, di belakang SW duduk. Kami tanpa bicara, masing-masing diam, dalam kesunyian. Saya ingin sekali mendekati SW, apalagi dalam suasana sepi ini, tapi takut akan godaan setan. Biarlah SW asyik dengan hp - nya, sementara saya dengan laptop juga. Jauhkan kami dari godaan setan yang terkutuk, di tengah berduaan di ruang TU ini. SW berbaring di kursi panjang, duh menggoda pikiranku. Semoga hujan cepat reda, sehingga lekas jauh dari segala godaan nafsu dan gairah perempuan di depan saya itu.

>Sekitar pukul 09.00 WITA Rabu saya malawat ke tempat almarhum Suni / Abahnya Mita, di belakang rumah Uwat. Saya memarkir sepeda motor di tepi jalan, tak jauh dari kios Danty Uwat. Jarak dari jalan raya ke rumah Mita, tempat Suni disemayamkan sekitar 100 meter. Saat saya datang sudah banyak orang duduk di bawah tenda terpal yang dipasang. Baru sekarang saya ke sana. Dulu beberpa tahun silam saya sering ke sana. Dulu padang sabat, sekarang banyak rumah orang. Saya menyalami satu persatu orang yang hadir, lalu duduk di kursi yang sudah disiapkan. Sempat berbincang dengan Herry Uwat seputar perkembangan wabah Corona atau Covid-19 di Banua. Sekitar sejam di sana saya pamit untuk kembali keetempat kerja.

>Ada wacana Uwat menghubungi Paman Apip, agar Yasinan / Arisan Laki-Laki setiap malam Jum’at dapat kembali digelar. Hal itu disampaikan Uwat kepada Bandi Puspa disela-sela malawat di tempat (almarhum) Suni Mita Rabu pagi. Sejak adanya himbauan dari MUI agar kegiatan keagamaan ditiadakan sementara, akibat mewabahnya Corona / Covid-19, hingga sekarang kegiatan yang sudah puluhan tahun itu, ikut terhenti.

>Satu tanaman yang tumbuh di kampung saya Hangkinang, adalah balimbing tunjuk, dalam Bahasa Indonesia yang saya ketahui, tanaman itu namanya belimbing wuluh. Salah satu pohon balimbing tunjuk ada di depan rumah Umanya Madan, tepi jalan nasional. Tumbuh cukup banyak, saat musimnya. Basapai di tanah. Biasa digunakan sebagai pelengkap masakan dan yang lainnya. Seperti sambal acan, dan cacapan. Sementara saya sering menggunakannya untuk membersihkan kaki dengan cara diremas-remas. Kalau saja di daerah lain mungkin bisa berguna sekali untuk bisa bernilai ekonomis. Sementara di tempat saya bila sedang berbuah atau sedang musimnya balimbing tunjuk banyak dibiarkan saja di tanah. Saya tak tahu apa nama latin tanaman ini. Juga manfaat bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Semoga saja balimbing tunjuk tetap tumbuh dan lestari hingga kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)