Untuk kedua kali saya pinjam buku Pukat
karya Tere Liye di Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah (KPDAD) Hulu
Sungai Selatan (HSS), Senin (19/03/2012).
Bukunya setebal 348 halaman. Diterbitkan
oleh Republika. Cetakan 1/Maret 2010. Pada sinetron Anak Kaki Gunung di SCTV
dengan tokoh bocah adalah Burhan.
Sementara di novel Pukat ada Burlian.
Pada cover terdapat ilustrasi kambing, seorang anak, dan kereta api. Buku ini
berukuran 20,5 x 13,5 cm. Editor Riski Amelia. Desain cover : Maro Wolvie.
Tata Letak : Nn Alfian. Percetakan :
Tama Printer Indonesia. Pada halaman iii tertulis “ Lagi-lagi untuk Mamak-ku
wanita nomer 1 dalam hidupku....” Terdapat 24 judul bab.
Buku ini buku ke 3. Serial Anak-Anak
Mamak. Misteri Terowongan Kereta, Kau Anak yang Pintar, Pelangi Hatiku,
Bertepuk Sebelah Tangan, Pertengkaran 1, Pertengkaran 2, Kambing dan Ayam,
Perpisahan, Kaleng Kejujuran 1, Kaleng Kejujuran 2, Kaleng Kejujuran 3, Kaleng
Kejujuran 4, Teka-Teki Wak Yati, Seberapa Besar Cinta Mamak 3.
Kemudian Seberapa Besar Cinta Mamak 4,
Renovasi Masjid, Harta Karun Kampung, Untung Rugi, Pipa Pembuangan Terkotor 1,
Pipa Pembuangan Terkotor 2, Petani Adalah Kehidupan 1, Petani Adalah Kehidupan
2, Petani Adalah Kehidupan 3, Wak Yati Pergi, Amsterdam – Jakarta 14 Tahun
Kemudian. Pada Misteri Terowongan Kereta halaman 1 tertulis “ Kalian tahu
kenapa binatang ini disebut kereta api ?”
Bapak bertanya sambil takjim menatap
langit-langit gerbong ke sebuah kipas angin karatan yang tidak berfungsi lagi. Dalam
cerita ini ada tokoh Pukat berusia 9 tahun. Burhan 7 tahun. Sipahutan teman Pak
Syahdan “ Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-kali.
Karena jika kau tahu sedikit saja apa
yang telah ia lakukan demi kau, Amelia, Burhan dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu
itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta
rasa sayangnya kepada kalian....
Meski dibesarkan dalam kesederhanaan,
keterbatasan, berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan
arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta perangai tidak tercela. Dan
disini, kasih sayang keluarga adalah segalanya. Selamat datang di dunia
anak-anak yang tidak pernah kalian bayangkan.
Kembali Tere Liye meluncurkan buku yang
menggetarkan. Dalam bahasa yang enak dan mengalir indah, Pukat mengajak kita
untuk memahami nilai kejujuran, persahabatan, dan kreativitas, yang dikemas
dalam sebuah kecerdasan spiritual yang jernih. (Kak Seto, Ketua Komnas Anak).
Mimpi Pukat merupakan mimpi sebagian
besar anak Indonesia. Harta karun terbesar bangsa ini adalah anak-anak yang
pantang menyerah dalam mewujudkan mimpinya. (Niam Masykuri, Editor in Chief
Majalah Parent Guide dan Hippo) Sebuah kisah yang mengharukan sekaligus penuh bersitan
hikmah. Layak dikoleksi sebagai bacaan keluarga.
(Ahmadun Yosi Herfanda, Ketua Komunitas
Sastra Indonesia) Memangnya om Tere bikin buku ya ? Yang Talha tahu Oom Tere
suka jahilin Talha nggak nulis buku. (Talha, 5,5 Tahun, pemeran Delisa dalam
film “Hafalan Shalat Delisa”) Pagi ini aku dan Burlian menemani Mamak ke Pasar
Kalangan. Pasar ini istimewa, hanya dibuka selama empat jam, sejak pukul enam
pagi dan itupun hanya seminggu sekali, setiap hari Kamis, di kota kecamatan.
Jangan bayangkan ada bangunan
bertingkat, lantas lapak-lapak permanen seperti pasar di kota besar ; pasar
Kalangan hanya lapangan luas, lantas pedagang membawa tikar, terpal atau alas
lainnya, sembarang menghamparkan jualan. (hal.231) Langit mulai gelap, hujan
sepertinya akan turun.
Aku tidak lagi terlalu mendengarkan
ujung kalimat Bapak. Kepalaku sekarang dipenuhi dengan ratusan bantahan.
Lamat-lamat menatap kanopi hutan. Suara elang melenguh dikejauhan.
Rombongan
sapi melintas di depan rumah. Tetapi tidak ada perdamaian diantara kami.
(hal.99). Akan ada empat novel Serial Anak-Anak Mamak tahap pertama. Burlian
(Nov’ 2009), Pukat (Feb’ 2010), Eliana (Okt’ 2010), dan Amelia (Feb’ 2011).
Novel-novel ini hanya berkutat tentang
dunia mereka. Dunia anak-anak. Besar sekali keinginan saya memberikan pilihan
bacaan yang memiliki standar moralitas, kebaikan, kasih sayang keluarga,
kesederhanaan yang tetap dibungkus dengan kepolosan, kenakalan dan keterbatasan
anak-anak.
Buku-buku ini tentang anak-anak Mamak
yang tinggal di kampung pedalaman. Tidak akan ada cerita masa remaja atau
dewasa mereka. Karena terus terang saja, bagi saya itu sudah tidak menarik
lagi. Bantu saya untuk menyebarkan betapa mas anak-anak adalah kesempatan emas
untuk menumbuhkan kejujuran, harga diri, etos kerja serta perangai yang baik.
Kita bisa merubah carut-marut banyak hal
dengan mendidik generasi pengganti yang lebih baik. Saya bisa dihubungi lewat
e-mail:darwisdarwis@yahoo.com, kalian juga bisa menghubungi profile Darwis Tere
Liye di situs facebook, goodreads, dsb.
Jika kalian kesulitan mendapatkan 11
buku-buku Tere Liye, silakan kunjungi http://tbodelisa.blogspot.com. Salam
hangat dari keluarga kami. Anggrek Garuda, 18 Januari 2010. (akhmad
husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar