Seumpama hidup merias malam
ada banyak sunyi disini
ada banyak keluh ratap dipagi hari
yang tak tentu arah
tak ada makna
Hanya kicauan burung sesaat
melingkari aorta
dari segala penasti yang ada
rekahan manifestasi
kerap melanda diri
Pagi melingkari hari
bagaikan tautan replika kehidupan
yang jenuh dijalani
kasihanilah petualang langlang
yang mengharap ibu datang
Masa lalu yang indah terkenang
yang muncul dibenak yang bergerombol
hingga akhirnya kita pun akan bersua
di alam nyata dua semesta
Kandangan,
24 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar