Kamis, 31 Maret 2016

Cerita dari Banjarmasin Tahun 2005

Jum'at, 1 April 2016


Aku masih tak bisa tidur, di kamar Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin ini, tempat aku mengikuti pelatihan komputer yang diadakan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan.

Sementara temanku di dipan sudah terlelap. Beberapa jam lagi aku bersahur. Kucoba mengutak-atik tulisan. Ilham atau inspirasi yang bakal kutampilkan di media itu nantinya. Ah ! Dasar.

Kucoba memencet handphone. Miliknya Lia, satu peserta yang kamarnya berhadapan dengan kami. Entah kenapa panitia kurang teliti dalam mengatur tempat menginap, kamar peserta putera dan puteri saling berdekatan. Tapi kalau soal tak akan terjadi karena kami bukan orangnya.

Lia tidur dengan teman sama-sama asal Banjarmasin, Erma. Lia begitu cantik bagiku. Ketemu sudah naksir saling tukar nomor handphone, ngobrol ngalur-ngidul. Bahan foto berdua dengan kamera handphone dan kamera digital. Ternyata handphone-nya tidak aktif, ia sudah tidur. Apalagi yang aku kejar. Karena sampai saat ini aku masih merasa nyeri akibat wanyi yang menyengat.

Akibatnya lengan kiri berbintik. Sudah kuolesi dengan minyak angin. Tapi sampai sekarang rasa nyeri itu masih kurasakan. Aku lebih memilih pergi ke warnet mengirim tulisan ke Banjarmasin Post yaitu Hotline dan Si Palui. Setelah itu ke rumah teman selebihnya kencan dengan Lia. Pulang ke PSBB pukul 23.00 WITA.

Takut juga kemalaman kalau-kalau ada gangguan. Ketika kami tiba sebagian sudah tidur. Yang ada di depan teman-teman sebanyak 4 (empat) orang menonton bola. “Datang dimana ?,” sapa Alfi. Kami hanya tersenyum.

Bersama Tim Amandit, aku, Mahri, Donny, Alfi, Fahri dan Nisa, malam Minggu ke Hotel Biuti Banjarmasin ada pelepasan peserta Pertukaran Pelajar Antar Provinsi (PPAP) asal Bali dan pelajar yang bertugas di Kabupaten HSS. Kami pulang baru pukul 03.30 WITA.

Sempat bersalaman di Hotel Biuti dengan Kabid Binmudora HSS. Setibanya di PSBB teman-teman yang lain sedang bersantap. Kami jalan pintu belakang. Kedatangan kami, mereka tersenyum. Sebenarnya sudah minta izin. Entah kenapa aku kepincut sama Lily asal Tanah Bumbu.

Saat berada di awal aku sudah batatai dengannya. Saat itulah kami tukar menukar nomor handphone. Ia mengisi biodata ke buku catatan. Hal yang sama juga kulakukan di buku hariannya. Setelah itu aku akrab dengannya. Aku kadang membelikan buah-buahan dan kue. Sering kuantar usai Tarawih.

Malam-malam sebelum berangkat ke Banjarmasin aku sempat beberapa kali ikut mangampas. Biasanya itu kulakukan usai Tadarus Qur’an di Langgar. Pulangnya baru pukul 02.00 WITA. Ah entah kenapa aku begitu merasa asing di negeri ini.

Maksud hati ingin memeluk gunung tapi apa daya yang tangan tak sampai. Semua kegiatan selama di pelatihan diabadikan dengan baik. Dengan handphone atau kamera digital. Semua sebagai keramahan sendiri yang tak akan terlupakan.

Karena sendirian di kamar setelah Irma pulang ada urusan, lalu kuajak Lia jalan-jalan usai shalat Isya mengelilingi kota Banjarmasin. Tapi aku takut lewat Kelayan. Karena itu tempat tinggalnya Lia. Takut aku disariki warga disana. (akhmad husaini)

Kandangan – Banjarmasin, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...