Jum'at, 1 April 2016
Kamis, 31 Maret 2016
Masih yang Terbaik di Kalimantan Selatan
Jum'at, 1 April 2016
Berdasarkan Real
Count Penilaian Berita pada website Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag)
Provinsi Kalimantan Selatan untuk Kategori Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Pondok
Pesantren (Ponpes) perbulan Maret 2016 menempatkan MTsN Angkinang, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (HSS) sebagai Peringkat I.
Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Bidang
Hubungan Masyarakat (Humas) MTsN Angkinang, Abdurrahman menyampaikan dari 41 satuan
kerja (satker) yang aktif untuk Kategori MTs dan Ponpes, MTsN Angkinang berada
dipuncak dengan 97 berita. “Dengan rincian untuk Sistematika Penulisan 267,5
nilainya, lalu Nilai Berita 202, Unsur Berita 261 serta Total Nilai 730,5,”
ungkap Abdurrahman saat dihubungi Jum’at (01/04/2016) pagi.
Menurut Abdurrahman, hasil tersebut
disambut suka cita komponen MTsN Angkinang, karena merupakan hasil kerja keras sekaligus
membuktikan MTsN Angkinang tetap eksis dan mampu menjaga jatidiri. “Kami tentu
akan terus mempertahankan hasil ini hingga akhir tahun 2016 nanti,” ujar Abdurrahman.
Kepala MTsN Angkinang, Gazali, S.Ag,
M.Pd.I ketika dimintai keterangan atas hasil yang diperoleh madrasahnya dalam
kontribusi berita ke website Kanwil Kemenag Kalsel merasa senang dan gembira. “Semangat
menulis berita tetap terjaga, itu akan terus digelorakan di madrasah kami,”
ujar Gazali.
Ketua OSIM (Organisasi Siswa Intra
Madrasah) MTsN Angkinang, Ainun Ni’mah menyatakan turut bangga madrasahnya selalu
terdepan dalam kontribusi berita dan pihaknya siap membantu setiap rangkaian
proses peliputan berita, baik yang ada di internal maupun di luar madrasah. “Ini
semua demi kesinambungan Admin Berita dalam melahirkan tulisan yang berkualitas,”
ujar Ainun Ni’mah. (akhmad husaini)
Cerita dari Banjarmasin Tahun 2005
Jum'at, 1 April 2016
Aku masih tak bisa tidur, di kamar Pusat
Sumber Belajar Bersama (PSBB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin
ini, tempat aku mengikuti pelatihan komputer yang diadakan Dinas Pendidikan
Provinsi Kalimantan Selatan.
Sementara temanku di dipan sudah
terlelap. Beberapa jam lagi aku bersahur. Kucoba mengutak-atik tulisan. Ilham
atau inspirasi yang bakal kutampilkan di media itu nantinya. Ah ! Dasar.
Kucoba memencet handphone. Miliknya Lia, satu peserta yang kamarnya berhadapan
dengan kami. Entah kenapa panitia kurang teliti dalam mengatur tempat menginap,
kamar peserta putera dan puteri saling berdekatan. Tapi kalau soal tak akan
terjadi karena kami bukan orangnya.
Lia tidur dengan teman sama-sama asal Banjarmasin,
Erma. Lia begitu cantik bagiku. Ketemu sudah naksir saling tukar nomor handphone, ngobrol ngalur-ngidul. Bahan
foto berdua dengan kamera handphone
dan kamera digital. Ternyata handphone-nya
tidak aktif, ia sudah tidur. Apalagi yang aku kejar. Karena sampai saat ini aku
masih merasa nyeri akibat wanyi yang
menyengat.
Akibatnya lengan kiri berbintik. Sudah
kuolesi dengan minyak angin. Tapi sampai sekarang rasa nyeri itu masih
kurasakan. Aku lebih memilih pergi ke warnet mengirim tulisan ke Banjarmasin Post
yaitu Hotline dan Si Palui. Setelah itu ke rumah teman selebihnya kencan dengan
Lia. Pulang ke PSBB pukul 23.00 WITA.
Takut juga kemalaman kalau-kalau ada
gangguan. Ketika kami tiba sebagian sudah tidur. Yang ada di depan teman-teman
sebanyak 4 (empat) orang menonton bola. “Datang dimana ?,” sapa Alfi. Kami hanya
tersenyum.
Bersama Tim Amandit, aku, Mahri, Donny,
Alfi, Fahri dan Nisa, malam Minggu ke Hotel Biuti Banjarmasin ada pelepasan
peserta Pertukaran Pelajar Antar Provinsi (PPAP) asal Bali dan pelajar yang
bertugas di Kabupaten HSS. Kami pulang baru pukul 03.30 WITA.
Sempat bersalaman di Hotel Biuti dengan Kabid
Binmudora HSS. Setibanya di PSBB teman-teman yang lain sedang bersantap. Kami
jalan pintu belakang. Kedatangan kami, mereka tersenyum. Sebenarnya sudah minta
izin. Entah kenapa aku kepincut sama Lily asal Tanah Bumbu.
Saat berada di awal aku sudah batatai dengannya. Saat itulah kami
tukar menukar nomor handphone. Ia
mengisi biodata ke buku catatan. Hal yang sama juga kulakukan di buku hariannya.
Setelah itu aku akrab dengannya. Aku kadang membelikan buah-buahan dan kue.
Sering kuantar usai Tarawih.
Malam-malam sebelum berangkat ke Banjarmasin
aku sempat beberapa kali ikut mangampas.
Biasanya itu kulakukan usai Tadarus Qur’an di Langgar. Pulangnya baru pukul
02.00 WITA. Ah entah kenapa aku begitu merasa asing di negeri ini.
Maksud hati ingin memeluk gunung tapi apa
daya yang tangan tak sampai. Semua kegiatan selama di pelatihan diabadikan
dengan baik. Dengan handphone atau
kamera digital. Semua sebagai keramahan sendiri yang tak akan terlupakan.
Karena sendirian di kamar setelah Irma
pulang ada urusan, lalu kuajak Lia jalan-jalan usai shalat Isya mengelilingi
kota Banjarmasin. Tapi aku takut lewat Kelayan. Karena itu tempat tinggalnya
Lia. Takut aku disariki warga disana.
(akhmad
husaini)
Kandangan
– Banjarmasin, 2005
Langganan:
Postingan (Atom)
Suasana Pagi Hari di Sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan
Sabtu, 23 November 2024 Suasana yang terlihat di sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,...
-
Rabu, 26 Maret 2014 Plang penunjuk Makam Datu Taniran Desa Taniran Kubah Kec. Angkinang Kab. HSS Lokasi Makam D...
-
Sabtu, 30 Maret 2013 Selain ketupat dan dodol, apabila menyebut nama daerah pahuluan, khususnya Kandangan, sejurus tentu terbayang kes...