Cerpen Aminah (Kelas IX A MTsN Angkinang) :
Anita dan Airin Si Arwah
Kesepian
Kini pagi telah datang dan seperti biasa aku bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Oh iya, perkenalkan namaku Anita. Aku sekarang duduk dibangku Kelas IX SMP. Aku
adalah anak yang periang dan mudah bergaul. Sehingga aku memiliki banyak teman
di sekolah. Tetapi meskipun aku memiliki banyak teman hanya ada satu yang
paling akrab denganku yaitu Dinda. Itu dikarenakan kami sudah bersahabat dari
kecil.
Ditambah lagi Dinda adalah tetanggaku sendiri. Aku selalu menjalani
hari-hari dengan bahagia bersama sahabatku. Dengan cara mengukir kenangan indah
dalam hidup kami. Hingga suatu hari aku merasa hari ini sangat melelahkan dari
hari-hari sebelumnya. Belum lagi kepalaku sering terasa sakit yang begitu hebat
bahkan aku juga sering mimisan, setelah aku melakukan kegiatan yang cukup melelahkan.
Semakin lama kesehatanku semakin menurun dan terkadang aku jatuh pingsan.
Tetapi aku tidak berani mengatakan hal tersebut pada kedua orangtuaku karena
aku tidak ingin mereka mengkhawatirkanku.
Hari demi hari aku terus sakit-sakitan sampai akhirnya semua temanku
menjauhiku dan yang paling tidak aku sangka Dinda juga ikut-ikutan menjauhiku
dengan alasan takut tertular penyakitku. Padahal mereka semua tidak tahu
penyakit apa yang kuderita. Aku sendiri saja tak tahu pasti.
Akupun jadi sendirian. Pada akhirnya kondisiku semakin lemah. Melihat hal
itu orangtuaku langsung melarikan aku ke sebuah rumah sakit dan setelah itu diperiksa.
Ternyata aku mengidap penyakit kanker otak yang sudah mencapai stadium 3. Hanya
dalam beberapa hari saja kanker ganas yang bersarang di otakku bisa mencapai
stadium akhir. Kemungkinan untuk hidup lebih lama sangatlah kecil mungkin hanya
50 persen.
Mendengar penjelasan dokter tersebut orangtuaku langsung syok berat. Belum
lagi aku sendiri yang mendengarnya. Rasanya seperti hujan yang lebat. Guntur
dan petir beserta dengan badai besar menghampiriku. Pikiranku jadi kacau.
Akupun merintih dalam hati. Oh Tuhan mengapa kenyataan hidup begitu pahit.
Rasanya tak sanggup aku menerima kenyataan pahit ini. Kedua orangtuaku pun
merangkulku dengan mata yang berkaca-kaca. Seakan-akan mereka mencoba
menyembunyikan kesedihan mereka.
Aku yang sedari tadi tak dapat lagi membendung airmata. Akupun menangis. Aku larut dalam pelukan hangat orangtua. Tanpa disadari kini
aku sudah dua hari dirawat di rumah sakit. Aku juga merasa sangat kesepian di rumah sakit karena kedua orangtuaku sibuk bekerja untuk membiayai pengobatanku. Suster pun mencoba menghiburku dan mengajakku ke taman belakang rumah sakit. Agar aku dapat menghirup udara segar di pagi hari.
Lalu aku meminta tolong kepada
suster untuk membelikan es krim.
Suster pun berlalu pergi membelikan es krim untukku sambil menunggu akupun
melihat-lihat suasana di taman. Pandanganku pun tertuju pada seorang gadis.
Jika dilihat-lihat dia seumuran denganku. Lalu tanpa pikir panjang aku langsung
menghampiri dan menyapanya. Hai kamu lagi sendirian yah, oh ya dimana orangtua kamu soalnya dari tadi kamu sendirian. Tanyaku dengan
heran. Ia pun menjawab.
Aku tidak sendirian kok tuh orangtuaku lagi membeli es krim kesukaanku. Jawab gadis itu dengan tenang. Oh ternyata kamu juga suka es krim
yah. Aku juga suka es krim lo. Jawabku dengan senang. Lalu gadis itu balik bertanya padaku. Oh ya berarti kita
sama dong. Ehhm kalau boleh tahu nama orangtua kamu dan siapa nama kamu. Tanya gadis itu dengan mimik wajah
serius.
Akupun menjawab kedua orantuaku sedang sibuk bekerja jadi aku disini
ditemani seorang suster. Aku hampir lupa. Perkenalkan namaku Anita. Lalu nama kamu
siapa. Tanyaku sambil mengulurkan tangan. Mulanya ia enggan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan denganku.
Tapi aku terus memaksa untuk berkenalan denganku. Akhirnya dia mau berkenalan denganku. Namaku Airin.
Jawabnya gugup sambil bersalaman denganku. Tetapi saat aku berjabat tangan
dengannya tiba-tiba aku merasa hawa dingin menyelimuti. Ditambah lagi tangan Airin sangat dingin dan wajahnya begitu pucat seperti orang
yang sudah
mati. Lalu ketika suster telah selesai membelikan es krim untukku. Susterpun kebingungan
mencariku. Tapi untungnya aku melihat suster tersebut dan aku langsung menghampirinya. Setelah aku menghampirinya suster pun menanyai aku dimana tadi aku berada.
Lalu aku memberitahukan
suster bahwa tadi aku
berada di pojok taman bersama dengan gadis sebayaku. Tapi saat aku
menunjukkan gadis yang bernama Airin tersebut sudah tidak ada lagi. Akupun jadi bingung, kemana perginya
Airin. Lalu aku mencoba bertanya
pada suster yang merawatku.
Suster apakah suster tahu dimana pasien yang bernama Airin tersebut dirawat. Suster pun langsung terkejut,
tapi akhirnya suster menceritakan juga kejadian itu padaku. Sebenarnya memang di rumah sakit ini ada pasien yang bernama Airin.
Di sebelah
kamarmu tapi sayangnya dia telah meninggal dua hari yang
lalu. Kematiannya disebabkan karena dia mengalami pendarahan yang cukup besar di kepalanya akibat terbentur saat terjadi kecelakaan tiga hari yang
lalu. Setelah menceritakan hal tersebut suster juga mengingatkanku agar berhati-hati. Jikalau nanti aku bertemu
dengan hantu Airin. Karena Airin adalah arwah kesepian dia bisa saja membunuh aku
jika dia mau, karena sebelumnya satu hari yang lalu ada seorang anak
kecil yang dirawat di rumah sakit ini.
Penyakit asma anak tersebut kambuh sehingga ia dibawa ke rumah sakit ini.
Tapi ketika kedua orangtuanya meninggalkan sebentar, hantu Airin masuk ke kamar anak tersebut dan melepaskan
oksigennya hingga anak tersebut
meninggal dunia. Kejadian tersebut
diketahui pihak rumah sakit setelah melihat rekaman CCTV yang ada di ruangan tempat anak
tersebut dirawat. Awalnya orangtua anak itu menuduh suster yang melakukakan hal tersebut. Tapi setelah pihak rumah sakit memperlihatkan rekaman tersebut akhirnya orangtua anak itu percaya.
Selesai suster
menceritakan kejadian itu aku lalu berpesan kepada suster agar terus menemaniku selagi orangtuaku belum datang. Dan suster pun menyetujuinya dan
segera mengantarkanku ke kamar tempat aku dirawat. Karena hari telah siang. Sesampainya aku di kamar rawat inapku. Tiba-tiba saja suster kebelet ingin ke WC. Akhirnya suster yang merawatku masuk ke WC dan aku sendirian di kamar. Aku mulai mengantuk.
Tetapi disaat aku sudah tertidur pulas.
Hantu Airin masuk ke kamar tempat aku dirawat. Seketika hawa dingin mulai terasa. Padahal aku tidak menyalakan AC.
Di ruangan itu suasana
pun kini berubah menjadi hening
mencekam. Karena aku merasa
kedinginan aku pun bangun dari
tidur pulas. Untuk mencari selimut. Tapi yang aku lihat hanyalah
seorang wanita berambut panjang berada di pojok kamar rawat inapku. Tadinya aku
mengira dia adalah suster yang merawatku. Tapi ternyata setelah aku mendekati
dia dan membalikkan badan dia adalah Airin gadis yang
aku temui di taman belakang rumah sakit tadi pagi. Loh Airin kenapa kamu bisa ada
di sini.
Airin pun menjawab dia. Nit aku Airin aku kesini karena aku ingin membunuhmu Nita. Ucap Airin dengan nada tinggi, mendengar ucapan Airin aku tidak berkutik lagi. Kini aku benar-benar sudah
tidak dapat melepaskan diri. Karena percuma saja aku berusaha keluar dari kamar ini. Pintunya
telah terkunci rapat.
Kini aku hanya bisa berteriak
berharap akan ada yang menolongku.
Disaat itu juga suster
yang merawatku mendengar teriakanku dan berusaha menolong aku tapi sayangnya Airin. Langsung mendorong suster tersebut
hingga terbentur dinding dan jatuh pingsan. Tanpa membuang-buang waktu lagi Airin langsung mencekikku hingga akhirnya aku tewas dalam sekejap
ditangan Airin. Melihat aku sudah tak bernyawa lagi
Airin hanya tersenyum sinis, disaat Airin telah berhasil membunuhku tiba-tiba saja ayah, ibu, dan
teman-teman se kelasku termasuk juga Dinda.
Sahabatku datang. Mereka sengaja ikut menjengukku dengan kedua orangtuaku. Karena mereka ingin meminta maaf padaku atas semua perlakuan mereka terhadapku. Tapi saat mereka sampai di
depan pintu dan mencoba membuka pintu. Pintunya terkunci. Ayah dan ibuku pun panik karena saat ibu dan ayah memanggil-manggilku dari luar kamar aku tidak menjawabnya. Akhirnya orangtuaku pun memanggil satpam untuk membuka pintu dan akhirnya pintu terbuka disaat itulah mereka semua terkejut melihat telah jatuh dari tempat
tidurku dan sudah tak bernyawa lagi ditambah lagi suster yang merawat tergeletak dilantai dalam keadaan pingsan.
Semua yang ada di ruangan ini larut dalam kesedihan yang mendalam. Suster yang baru saja bangun dari
pingsannya langsung menceritakan kejadian tragis yang telah menimpaku. Kini deraian airmata mereka semakin
deras mendengar cerita tersebut. Apalagi teman-temanku merasa sangat menyesal karena pada akhirnya. Mereka tak sempat minta maaf padaku. Secara tiba-tiba hantu Airin muncul dihadapan teman-temanku dan
mengatakan bahwa dia yakin membunuh teman-temanku. Termasuk Dinda
sahabatku karena mereka meminta maaf disaat aku telah tiada.
Menurut Airin seharusnya mereka meminta maaf padaku di hari-hari
sebelumnya. Tanpa pikir panjang Airin langsung membunuh mereka satu-persatu tidak lupa juga dia membunuh suster yang telah menceritakan cerita tersebut pada mereka hingga yang tersisa tinggal Dinda. Dan kedua
orangtuaku, aku yang kini
telah menjadi arwah memunculkan
diriku dihadapan mereka.
Berusaha menghentikan perbuatan Airin dengan cara memohon kepada Airin agar
melepaskan mereka bertiga dan membiarkannya tetap hidup. Airin aku mohon jangan ayah, ibu dan dinda. Sudah
cukup kamu membunuh teman-temanku Rin. Ucapku sambil terus memohon. Akhirnya Airin
mengabulkan permintaanku dengan satu syarat yaitu aku harus menemaninya sebagai
arwah kesepian. Semenjak itu aku menjadi arwah kesepian yang gentayangan bersama Airin.***
Angkinang, November 2015
Biodata Siswa
Nama : Aminah
TTL : Amuntai, 16 Oktober 2001
Alamat : Angkinang, Kecamatan Angkinang,
Kabupaten HSS
Ayah : H Abran
Ibu : Wahidah
Pekerjaan : Pelajar Kelas IX A MTsN Angkinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar