Cerpen Devi Erliani Fatimah (Kelas IX A MTsN Angkinang) :
Akhir Sebuah Persahabatan
Lisa dan Andien berusaha lari dari kejaran Ibu Tia. Kalian berdua cepat
berhenti. Teriak Ibu Tia
sambil terengah-engah. Tidak mau Bu. Nanti kami dihukum. Jawab Andien ketakutan,
namun setelah berkata begitu tak disangka ternyata tali sepatunya tidak terikat. Aw aw aw. Andien pun terjatuh
dan ditangkap oleh Ibu Tia. Sedangkan Lisa terus berlari tanpa memperdulikan ke
arah belakang. Ia sangat takut dihukum oleh Ibu Tia.
Karena kemarin ia dihukum membersihkan WC hanya gara-gara menyiram Ibu Tia
dengan secangkir teh panas.
Itupun tidak sengaja. Karena waktu itu ada yang jahil padanya, sehingga kakinya tersandung dan teh yang ia bawa tersiram tepat ke pakaian Ibu Tia. Beliaupun kepanasan.
Beserta cangkirnya pecah dan dia dimarahi oleh Acil Wati, pemilik kantin. Teman-teman yang mengerjainya
tertawa terbahak-bahak.
Oleh sebab itu ia tidak mau lagi dihukum oleh Ibu Tia, dia bersembunyi dibalik semak-semak.
Tiba-tiba dia terkejut melihat Andre, pacarnya jalan berdua dengan Melda,
musuh besarnya. Andre teganya kamu selingkuh, bahkan di depan mata aku sendiri.
Lisa keluar dari tempat persembunyiannya dan menemui Andre. Matanya merah dan
ingin menangis. Aku tega. Kamu juga tega memangnya aku tidak tahu.
Kemarin kamu berduaan
sama Rio di taman kota. Tanyanya. Iya……….iya……iya. Penyakit pikun Lisa mulai kambuh. Tapi
waktu itu kami tak sengaja bertemu. Sambung Lisa. Tapi sudah dipotong oleh
Andre, ini nih yang membuat aku tidak suka sama kamu. Aku
kira setelah kamu pacaran sama aku, kamu akan berubah sikap yang pikun itu. Seperti janjimu kemarin sebelum kita
pacaran tapi ternyata tidak. Malahan kamu tambah pikun lagi. Hah ha ha. Melda tertawa. Diikuti para siswa yang lainnya. Apa maksud kamu tertawa seperti itu.
Lisa mulai emosi. Kemudian mereka berdua saling mengeroyok satu sama lain dan menyita perhatian banyak siswa. Semua yang menyaksikan
kejadian itu bertepuk tangan dan menjagokan pilihan mereka masing-masing.
Lisa, Melda sudah hentikan. Teriak Andre melerai. Ini juga salah satu yang membuat aku tidak suka sama kamu. Kamu itu
cepat emosian dan masih seperti anak-anak SD. Karena itulah mulai hari ini aku sama kamu tidak ada hubungan apa-apa lagi. Satu
hal lagi Melda ini pacar baru aku.
Jadi, kamu tidak boleh berbuat yang macam-macam
dengannya. Lalu Andre menarik
tangan Melda dan beranjak pergi meninggalkan Lisa yang sedang patah hati. Karena merasa menang Melda menjulurkan lidahnya. Mengetahui hal itu Lisa tak bisa menahan emosinya lagi. Ia kembali mengeroyok Melda. Mereka tak henti-hentinya saling
mengeroyok. Bahkan Andre yang ingin melerai mereka tidak bisa. Pengeroyokan
semakin seru.
Setelah beberapa saat kemudian akhirnya pengeroyokan dimenangkan oleh Lisa. Memang kalau masalah berantem
Lisa ahlinya. Semua yang mendukung dia bersorak kegirangan.
Namun alih-alih, tiba-tiba
Ibu Kepsek dan Ibu Tia datang. Yang ketangkap basah deh. Desahnya. Lisa ingin
kabur tapi tak bisa. Dia pun
dibawa ke ruangan Ibu Kepsek.
Lisa di sekolah ini cuma kamu yang paling sering bahkan setiap
hari selalu punya masalah dengan para dewan guru. Kemarin
kamu mengunci Pak Herman
dalam WC. Alasannya tidak sengaja
dan dikira Chiko yang ada di
dalam. Itu baru kepada Pak Herman. Belum sampai disitu saja kemarin kamu mematahkan kacamata minus milik Pak Tono dan telah menyiram Ibu Tia dengan teh panas.
Hari ini kamu kembali membuat ulah. Pertama kamu
dan Andien telah menjatuhkan
mikroskop. Yang kedua
mengunci Ibu Tia dalam Laboratorium IPA dan yang ketiga bikin keributan di sekolah ini lalu nanti apalagi. Omel Ibu Kepsek. Di depan pintu kantor itu banyak
siswa yang menguping pembicaraan antara Ibu Kepsek dan Lisa.
Nanti giliran Ibu Kepsek.
Kata Lisa dalam hati. Beberapa saat kemudian Lisa keluar dari ruangan Ibu Kepsek dan langsung menuju lapangan untuk menantikan tugasnya. Dijemur di lapangan dekat tiang bendera sambil
hormat kepada sang saka merah putih.
Hal itu ia lakukan sampai
bel pulang sekolah
berbunyi. Agar Lisa tidak kabur sebelum masa hukumannya selesai. Seperti
biasanya kali ini Ibu Kepsek sudah punya rencana. Beliau menugaskan Ibu Rita untuk mengawasi Lisa. Matahari bersinar dengan teriknya. Tak ada satupun awan yang menutupi matahari. Semuanya membuat Lisa sangat
kesal. Belum lagi Ibu Rita yang menggodanya dengan minuman yang dingin
dan menyegarkan.
Tiba-tiba Vino, cowok yang cool
dan tampan menghampirinya.
Lisa senang bukan main. Ternyata masih ada orang
yang perhatian padanya.
Dengan senyuman Lisa menatap kedatangan Vino. Ibu Rita dan anak-anak yang lain
heran mengapa Vino menghampiri
Lisa. Tenyata Vino ingin
mengambil bola yang tidak sengaja
tergelinding ke dekat Lisa. Semua yang melihat kejadian itu tertawa.
Namun berbeda dengan Lisa
yang harus menahan rasa malu.
Syukurlah bel pulang sekolah hampir berbunyi. Mungkin sekitar 15 menit lagi. Itu artinya penderitaannya
hampir berakhir. Walapun begitu rasanya seluruh anggota badannya tak sanggup lagi menahan semuanya. Jika saja tak ada yang mengawasinya. Pastilah dia sudah kabur berjam-jam yang lalu.
Disamping itu Lisa jadi teringat akan kejadian yang terjadi tadi pagi. Yaitu saat dia dan Andien sedang lewat di Laboratorium IPA.
Tiba-tiba Ibu Tia keluar dari ruangan dan melihat mereka berdua, beliaupun menyuruh mereka untuk membersihkan debu yang ada pada alat-alat di Laboratorium IPA. Sebenarnya mereka tidak mau melakukannya. Tapi Ibu Tia mengancam jika mereka berdua tidak mau tidak apa-apa. Jangan salahkan ibu jika kalian tidak naik kelas. Jangan dong Bu. Masa hanya gara-gara tidak mau bersih-bersih kami tidak naik kelas. Seru Lisa.
Tentu saja. Lagipula Ibu inikan Wali Kelas kalian. Kalau tidak disuruh bersih-bersih seperti ini apalagi yang dapat menambah nilai kalian. Nilai harian ambruk. Ekstra
kurikuler tidak pernah ikut. Setiap hari selalu membuat pusing. Jadi sekarang kalian tidak bisa mengelak lagi. Sudah sana bersihkan. Ibu mau ke
toilet dulu. Entah mengapa hari ini Ibu diare. Padahal tadi pagi Ibu tidak makan sembarangan.
Aduh. Sudah kalian berdua bersihkan saja seperti apa yang Ibu suruh. Ibu mau. Kemudian Ibu Tia pergi meninggalkan mereka
berdua dan menuju ke toilet. Andien dan Lisa saling memandang kemudian tertawa. Karena sebenarnya yang membuat Ibu Tia sakit perut adalah ulah mereka
berdua. Kisahnya bermula dari Lyla yang lagi membawa minuman. Lisa dan Andien mengira kalau minuman itu akan diberikan kepada
Melda.
Karena Lyla itu merupakan teman dekatnya. Lisa dan Andien pun memikirkan cara untuk mengerjai si Melda. Mereka lalu mendekati Lyla dan mengalihkan perhatiannnya. Kemudian Lisa membubuhkan obat sakit perut ke minuman itu. Setelah
selesai melakukannya Lisa dan
Andien pergi. Padahal sebenarnya mereka mengikuti Lyla dari belakang. Hingga akhirnya mereka melihat kalau ternyata minuman itu diberikan
kepada Ibu Tia. Sesuai dengan perintah Ibu Tia Lisa dan Andien kemudian
membersihkan ruangan Laboratorium IPA itu.
Di tengah sedang membersihkan alat-alat yang ada di Laboratorium IPA tersebut, tiba-tiba Andien tak sengaja menyenggol mikroskop dan jatuh ke lantai hingga
pecah. Lisa dan Andien ketakutan. Mereka pun memutuskan untuk pergi. Namun ternyata Ibu Tia sudah datang.
Andien dan Lisa tak bisa berbuat apa-apa. Apakah kalian berdua sudah selesai membersihkannya ? Tanya Ibu Tia yang baru datang. Sudah tapi ada.
Mereka tampak gugup. Wah ternyata kalian hebat juga ya
membersihkannya.
Tak ada debu sedikitpun. Kata Ibu Tia memotong. Tapi apa itu yang berserakan di lantai. Akhirnya pecahan-pecahan bekas mikroskop yang belum sempat dibereskan oleh Lisa dan
Andien ketahuan oleh Ibu Tia. Lisa Andien apa yang kalian lakukan. Ibu Tia mulai marah. Maaf Bu. Setelah itu Lisa dan Andien lari keluar ruangan meninggalkan Ibu Tia yang lagi marah. Kemudian terbersit dalam benak Andien untuk
mengurung Ibu Tia. Dan benar saja IbuTia dikurung dalam ruangan tersebut.
Beliau teriak-teriak minta dibukakan pintu. Sedangkan Lisa dan Andien sudah berlari jauh. Tak lama kemudian Ibu
Kepsek lewat dan membukakan pintu. Setelah menceritakan semua yang terjadi kepada Ibu Kepsek Ibu Tia kemudian mengejar Lisa dan Andien. Nah jadi begitulah kisahnya.
Beberapa saat kemudian bel pulang sekolah berbunyi. Akhirnya hukuman Lisa berakhir juga.
Ketika ingin mengambil tas yang ada di dalam kelas, Lisa melihat Andien yang tampak murung.
Andien kamu tidak pulang.
Lisa menyapa Andien yang duduk sendirian. Lisa aku benci kamu. Aku tidak mau lagi temenin sama kamu. Dan aku tidak akan pernah memaafkan semua kesalahan kamu. Mulai sekarang
tidak usah menghubungi aku lagi. Anggap saja kita tidak pernah kenal dan tidak pernah bertemu. Kata Andien dengan nada marah. Apa maksud kamu
memangnya apa. Aku tidak mengerti memangnya aku ada suka sama kamu.
Kalau memang ada aku minta maaf. Tidak usah lebay dan so
polos deh. Gara-gara kamu orangtua aku dipanggil ke sekolah ini tadi siang. Aku jadi dimarahi
orangtua gara-gara kamu. Uang sakuku tidak sebanyak yang biasanya lagi. Sepeda
motorku disita bahkan HP ku
pun ikut disita. Itu semua
gara-gara kamu.
Puas. Lalu Andien pergi meninggalkan Lisa. Lisa tak percaya sahabatnya bisa berkata-kata kasar seperti itu.
Apakah ini semua memang salahku. Pikir Lisa. Esok paginya tersiar kabar akan kematian Lisa yang disebabkan oleh kecelakaan. Kecelakaan itu terjadi waktu pulang sekolah. Tak ada seorang pun menyatakan bahwa Lisa yang lucu, lugu serta polos bisa meninggal tiba-tiba.
Banyak yang merasa bersalah karena sering mengolok-olok serta menjahilinya
agar dimarahi guru. Andien tampak murung, entah apa yang sedang ia pikirkan.
Sebenarnya Lisa dan Andien baru saja berteman. Sekitar satu tahun. Tapi mereka
sangat akrab. Kompak dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka bagaikan
saudara beda orangtua.***
Biodata Siswa
Nama : Devi Erliani Fatimah
TTL : Pakumpayan, 28 Januari 2001
Alamat : Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS
Ayah : Husaini
Ibu : Rumsah
Pekerjaan : Pelajar Kelas IX A MTsN Angkinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar